Selasa, 26 Oktober 2010

Merindu Sahabat

kangen. kangen.
kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen.
kangen. kangen. kangen. kangen.

Farica Purnamasari.
Yoel Christian.
Gerry Andreas.

baaaaa.....
...ngeeeeeetttttttttt!!!!!!!

Macet : Jakarta sih!

Daerah sekitar kampus gue udah ngetop luar biasa kalo bicara urusan macet,
kebetulan jalanan di sini, menurut gue, kurang kondusif kalo harus dilewati kendaraan roda empat yang jumlahnya keroyokan.

Baik yang bawa kendaraan, berapapun rodanya sampe yang ngampus cuma jalan kaki (untung ga pake sepatu roda), udah tau banget soal macetnya.
Kalo jalan kaki aja bisa macet, apalagi yang bawa kendaraan?
Herannya, jumlah kendaraan yang dibawa kian membludak. Bukan menipis.
(loh? menipis? salah penggunaan kata tampaknya).
Semalem Jakarta di guyur hujan dengan hebohnya.
Rencana gue menghabiskan sisa Senin malam di mall terdekat hampir batal, lalu benar-benar batal akhirnya. Hujan tidak menghentikan niat gue yang 45, tapi apa daya, kondisi jalanan berkata lain.

Pertigaan terdekat yang jadi.. emm.. apa ya? tulang punggung utama? aduh bahasanya ngaco, ya pokoknya yang krusial deh ya..
kembali ke soal pertigaan tadi, keadaannya ruwet setengah mati.
Semua menyalahkan hujan, jalanan, dan Jakarta.
Sebelum jauh-jauh membicarakan keseluruhan kota Jakarta malang, mari bicara pertigaan Batu Sari yang semrawut ini.

Metro mini yang gue tumpangi diomelin sama beberapa pengendara motor.
Yang gue heran, metro mini ini berada pada jalur yang benar, sebaliknya motor-motor itu menyambar jalur metro mini ini.
Dimana mereka jadinya berlawanan arah dengan metro mini gue. (metromini gue??)
Tapi yang diomelin malah si abang metro mini.
Begitu juga yang terjadi di samping kanan gue, semua serobot-serobot hingga akhrnya terjebak sendiri di jalur yang salah dan terjadilah saling mem-block jalan dan main umpat-umpatan.

Kejadian serupa pernah gue alami sewaktu berada di Trans Jakarta, para pengedara motor mengumpat supir bus dan bahkan menggebrak pintu bus.
Padahal, sama seperti tadi, mereka menyerobot jalur busway.

Kembali ke Batu Sari, berhubung rasanya sampe babi bisa terbangpun ini gak bakal jalan-jalan. Dan waktu sudah menipis, gue turun dan pulang kembali.
Hujan pula.
Sempat terpikir, pengen nantangin macet, maulihat gimana akhirnya semua kendaraan ini bisa jalan. Sedangkan posisi mereka sudah seperti kotak-kotak TTS.
Tapi ya gak mungkin juga gue kerajinan nunggu di dalam bus yang bergerakpun tidak itu.
Pulang deh.
hahaha

Jangan bawa mobil kalau tau macet.
Jangan mengumpat kalau udah tau salah.
Jangan salahin kota Jakarta aja,
kalo masih semau gue.
(memangnya isi kota ini siapa juga?)

Marmut Item

Beberapa waktu lalu gue berniat meminjam buku bacaan sama Sandra.
Gue request beberapa judul dan akhirnya dipilihkan Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika.
"Lo emang harus baca ini, biar belajar", kata Sandra yang akhirnya bawain gue buku tersebut.

Beberapa hari dari situ, kalo Raditya Dika punya marmut merah jambu, rasanya gue punya marmut yang sama, beda warna tapi.
Marmut gue item, kecebur got.
Sama sekali bukan warna merah jambu merona.
Walau gue gak tau pasti warna merah jambu tersebut didasari oleh apa, tapi kesotoyan gue mengatakan karena itu warna jatuh cinta, seperti isi bukunya Dika yang kali ini banyak cinta-cintaannya.

Lalu apa kabar marmut item gue?
Kalo si marmut pinky lagi megang kuaci, marmut gue lagi nyopotin mahkota bunga, sehelai demi sehelai. Bahahaha..
Hyaah.. apa itu ya?
Marmut malang gue terkena gejala patah hati.
Dia merasakan apa rasanya mendongo sepanjang hari akibat hati terbelah.
Dia main twiter, dia akhirnya merasakan hal-hal yang sebelumnya dirasakan oleh teman marmut lainnya (si marmut hijau terutama-hayo, tau ga itu siapa? haahahaha) yang juga sering mendapat kenyataan pahit lewat twiter-an.
Rasanya semua update berita hangat gak ada artinya ketika menemukan sebuah tweet yang membuat nelangsa. hahahaha..

Si item akhirnya tau mengapa membuat status atau tweet-tweet patah hati ternyata cukup membantu (dan mengapa buanyak sekali status/tweet itu bertebaran dimana-mana).
Dia akhirnya tau kalo lirik-lirik lagu percintaan tidak dibuat secara sembarangan ataupun melebih-lebihkan. Maap, dulu kira-kira begitu yang terpikirkan. Hahaha
Dia sah jadi marmut abg galau.

Jadi inget salah satu adegan favorit gue di film Laskar Pelangi,
si tokoh utama kaget setengah mati mendapati kenyataan ditinggal pergi oleh gadis cina anak juragan toko kelontong tempatnya membeli kapur,
dimana digambarkan seolah mendadak semua barang di toko tersebut berjatuhan, jalanan menjadi kosong, dan mulutnya hanya membentuk huruf "O".
Plus hembusan angin pilu yang menebarkan selembar kertas koran di tengah jalan yang kosong.
Bahahaha..

Hari ini, hari Selasa.
Banyak tugas dan pekerjaan menantinya.
Terima kasih juga untuk beberapa marmut senior yang sangat membantu.
Bye bye Senin galau,
sesuai janji saya dengan si hijau, hanya Senin yang jadi pengecualian.
Dia mau memperjelas benar sebenarnya apa yang dia rasakan dan harus diapakan.
Tapi tidak lagi dengan galau.
Yah mungkin nanti sisa sedikit-sedikit ya maklumlah ya.
hahaha..

Marmut item gue sekarang sedang siap-siap luluran.
Biar gak item lagi.
Walau belum menjadi pink.
Paling gak, ya gak dekil begini.

nb : Iya San, belajar nih. Praktek pula. hahaha

Selasapagi,
nguapdansenyum,
Davy :)

Irama


Heyaaahhhh!
hahaha
Iseng googling lirik-lirik lagu, entah bagaimana caranya nyasar ke Rhoma Irama, sang tokoh legenda dangdut Indonesia yang sangat happening pada jamannya itu.

Dan entah bagaimana lagi, gue dapet gambarnya, plus tandatangannya! hahahaha

Pertanyaan gue cuma satu, sepanjang pengetahuan gue (yang kadang menyempit dan meluas), beliau merupakan Dangdut legend, nah kok disini beliau tampak seperti salah satu anggota Bon Jovi atau Guns n Roses mungkin. hahaha

Daan.. stylenya bikin gue bertanya-tanya, jangan-jangan dia juga main di film Rambo sama Stallone. Rambo versi dangdut star. Nembak sambil joget.
Bahaha..

Ngaco. Hahahaha..

Rabu, 20 Oktober 2010

Ibarat Kentut

Kadang keinginan menulis sama seperti hasrat membuang gas domestik.
Pengeeeennn banget, tapi kadang tertahan.
Entah karena terlalu banyak yang ingin diceritakan tapi bingung nulisnya (yang sama artinya dengan perasaan tak menentu-perasaan tak menentu tidak selalu negatif).
Entah karena cuma gatel karena pengen menuh-menuhin blog (ini paling gak penting).

Beberapa waktu belakangan ini gue selalu mendapati diri dalam keadaan setengah wat, sisa tenaga cuma cukup untuk cuci muka sikat gigi, ganti baju, cek sms yang gak terbalas (kadang niat luhur ingin balas, tapi sering gak terwujud), lalu ketiduran serta merta sambil pegang hp kalo gak kacamata yang masih nempel di muka.
Curi-curi waktu blogwalking di kantor (ce elah kantor), kadang lumayan juga.
Tapi deg-degan kalo ada yang buka pintu, serasa jadi maling jemuran.

Seperti hari ini, akhirnya gue mendapatkan jawaban atas kegalauan hati yang merongrong beberapa waktu belakangan ini, gue pengen banget nulis ini di blog.
Tetap dengan predikat "bencong" yang gue sandang.
Akhirnya gue mendapat jawaban mengapa gue begitu, gue ulangi.. membencong.
Tapi gue bingung gimana nulisnya.
Ditambah gue sedang sedikit gerah sama urusan menulis beberapa waktu belakangan.

Ini tentang bagaimana gue menghargai sosok laki-laki di kehidupan gue sehari-hari.
Betapa sulitnya itu gue lakukan.
Ini tentang gue yang memilah siapa yang ingin gue hargai dan tidak.
Ini tentang apa yang gue lakukan yang kemudian menyakiti orang lain.
Ini tentang bagaimana akhirnya gue kena batunya.

Nah, gue gak tau lagi apa yang mau ditulis.
Hari Minggu, di Kupas Tuntas kali ini, gue percaya banyak yang bisa gue tulis.
Pasti ini akan terjawab lagi dan gue pasti berubah.
Gue mau.

Ibarat kentut, pasti enak banget.

*tuutttt!*
legaaaa.....


(tulisan gak jelas)

Senin, 18 Oktober 2010

Flying Slurpee

Sabtu malam lalu gue dan 13 teman lainnya keroyokan menonton Step Up 3 - 3d (yg gak 3d karena kantong cekak, mau gak mau nonton yang biasa aja).
Di sana gak usah dijelasin panjang lebar ya sudah pasti adegan menari dimana-mana, dari awal sampai akhir cerita.
Tapi beneran deh, rasanya langsung pengen join sama club nari.
Baru nonton aja udah berasa keren, nonton sambil joget-joget (padahal yang gerak cuma telapak kaki sama jari tangan. Itu yang disebut joget?).
Selebihnya, terpana. Atau, teriak.. "wuuuwww!!..hooooowwww.."
Untuk teriak, Silvi yang jadi tokoh utamanya kemarin.
Serasa mereka menari di depan mata.
Iya sih depan mata, tapi di layar.

Nah nah, ada satu adegan yang gak bisa lepas-lepas dari kepala.
Bukan ketika penarinya melempar badan kemana-mana,
bukan ketika penarinya meletakkan kepala mereka sembarangan,
bukan juga ketika mereka menari seperti gaya kipas angin, muter gak berhenti-berhenti.
Tapi..
adegan dimana si cowok dan si cewek (pemeran utamanya nih),
ciuman di atas blower atau apalah itu namanya.

Adegannya : mereka berciuman, angin berhembus dari bawah sehingga rambut mereka berterbangan layaknya di iklan-iklan shampo.

Pengambilan gambar : berputar-putar, sehingga memungkinkan kita melihat letak bibir secara seksama dari berbagai sisi.

Latar : pemandangan gedung di sore hari dan langit jingga.

Biasa aja bukan? Adegan dan latar bahkan pengambilan gambar macam ini bisa kita lihat di hampir semua film (mulai dari Box Office, India, sampai sinetron. Mungkin! haha).
Yang bedaaa...
Pada saat mereka berciuman, ada "slurpee" berterbangan warna-warni di sekeliling mereka.
Ceritanya si slurpee di terbangkan blower tempat mereka berdiri sehingga terlihat seperti.. emm. . Apa ya itu? kunang-kunang?
Yah terlihat seperti slurpee yang terbang-terbang lah ya?

Oke, tampaknya boleh juga.
Blower ditambah slurpee!
Jadi kalo suatu hari gue kencan,
mampir dulu ke 7eleven beli slurpee!
Nah masalahnya, nemu dimana gedung yang ada blowernya dibawah begitu?
Gak perlu bawa properti kipas anginkan?
Hwahahahaha...

now playing : This Girl-Laza Morgan
*backsound waktu adegan itu berlangsung


Davy,
huntingblowerdanslurpee,
danygpunyabibir,
tentusaja.

bwahahaha....

Submitted : Oct 17th (No Late!) Yeay!

Last minute!
Yak, submitted! wuhuy!
However the result does,
the "party" should be joinned!

walau, seperti biasa.. tetap melipat tangan dan berharap.
hahahaha..
Yeay, ontime! :D

Minggu, 17 Oktober 2010

Generasi Muda Indonesia : Bermimpi, Berpesta, Berkarya

Gue percaya kalau setiap orang itu pasti memiliki impiannya masing-masing.
Gue juga percaya kalau setiap orang itu pasti punya caranya sendiri untuk menggapai impiannya.

Ya, gue suka menulis. Novita, Ellen, Dessy, Calisna, dan Sisca suka menari.
Ahya, Sandra juga suka menari.
Nicky sama Moko suka fotografi.
Rica suka belajar bahasa Jepang, Caroline suka berpose di depan kamera ataupun berlenggak -lenggok di atas catwalk, nah kalau Fabian, dia suka menulis dan tulisannya sering kali menginspirasi banyak orang.
Yoel suka menyanyi dan dia sedang mengikuti perlombaan, minggu ini dia lolos menjadi 7 besar.
Oh Vinny suka beraksi di atas panggung dan membawakan acara, dia juga suka menulis tapinya.

Gue percaya ini hanya sebagian kecil, yang sangat kecil dari jutaan generasi muda di luar sana yang berpacu dengan waktu, berlari dengan setiap kesempatan yang ada untuk mengejar impiannya.
Gue percaya, semuanya memiliki warnanya sendiri untuk menunjukkan siapa dirinya dalam karya yang mereka buat.

Sedikit mundur ke belakang, beberapa hari lalu ketika gue membahas sebuah tema untuk acara yang akan diselenggarakan di kampus, gue mendapat pertanyaan tentang apa sebenarnya maksud dari menjadi Indonesia?
Pusing mikir sendiri, kami berpikir keroyokan.
Ah! Sekitar jam setengah 7 malam, gue mendapat jawabannya. Paling tidak itu jawaban versi gue.

Menjadi Indonesia, setiap orang memiliki jawabannya sendiri.
Generasi muda Indonesia, memiliki bentuk jawabannya masing-masing.
Karena generasi muda Indonesia adalah generasi yang berani memiliki impian yang besar,
generasi yang bangga dengan keberagaman pesta warna di bumi pertiwi,
dan generasi yang tak hentinya berkarya.

Bukan untuk menjadi beda,
bukan untuk menjadi sama,
melainkan untuk menjadi Indonesia.

Sabtu, 16 Oktober 2010

BYG : Best Young Generation

Saat ini gue sedang mempersiapkan sebuah naskah untuk dilayangkan ke Bapak Menteri Budaya dan Pariwisata Indonesia.

Oke, aduh gue seneng banget.
Tapi saking senengnya gue gak tau mau nulisnya gimana.
Intinya gue seneng.
Sementara itu dulu.

Ini menyangkut beasiswa yang dinanti penuh harap akhirnya digelontorkan ke bumi.
Ini menyangkut kalimat pertama di atas.
Ini menyangkut rasa bangga, haru, senang, syukur, dan berjuta rasa-rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata (sedikit mengutip lirik lagunya Maliq n D'essential).
Ini menyangkut sebuah hal yang tak terbayangkan.
Ini menyangkut rasa terimakasih yang begitu besar.

Dan ini gak akan ada kalo gue gak ada di BDI.
Gue bangga mereka bisa kenal BDI,
bisa gue ceritain apa itu REACH.

Dan selepas diskusi berakhir,
ketika mereka mempertanyakan darimana semua itu,
pemikiran itu,
cita-cita itu kudapat,
hingga semua diskusi itu melahirkan sebuah kepercayaan,

gue menutup sebuah note book bertuliskan
"we are BYG
REACH
kompleks kuil Myogan-Ji
Megamendung
19-27 Juni 2010"
yang gue dapat gratisan ketika mengikuti ajang tersebut yang sekaligus menjadi alas coretan gagasan di meja itu,
dan bercerita apa maksud tulisan di note book itu.
Dari situlah semua berasal.

Pembicaraan diakhiri sekitar pukul 19.00,
gue mengakhiri kisah gue dan melenggang pulang bersama 2 teman hebat gue lainnya.
Kami pulang dengan senyum bangga dan semangat baru :)

3 Idiots, or 4 Maybe. hwahahaha

Biarlah ini menjadi rahasia gue dan alam semesta raya atas segala gejala ketololan yang terjadi di malam ini.
Opera asmara gejolak remaja putri.
Hwakakakakakakaka...

Davy,
terperangkapdalamdiagram,
wanitawanitajatuhcinta.

catatan : perempuan jatuh cinta seringkali menjadi tolol. tapi itu seninya. oke, gue akui itu sekarang.

Rabu, 13 Oktober 2010

Cangkok Arwah

Gue gak ngerti apa yang sedang dipresentasiin sama ketiga teman gue didepan sana.
Dengan segala hormat dan maaf, gue bahkan bingung sebenarnya itu membahas apa.

Gue mahasiswi psikologi yang sekarang sedang menjalani masa bahagia di semester 3.
Dan kemarin adalah kelas psikologi keperibadian,
setau gue begitu.

Gue berusaha menyimak semaksimal mungkin apa yang ada didepan,
sampe-sampe gue senewen (baca : kesel) waktu si Emma, salah satu teman sekelas gue, manggil gue untuk ngomong hal yang sama hampir setiap 7-10 menit sekali.
"aduuh mampuuuss, gue belom bikin nih. kumpulnya kapan ya?"
dan gue jawab (berkali-kali) dengan jawaban yang sama,
"sama, belom! kumpul hari ini."
dan yang terakhir gue jawab,
"sama, belom. kumpul hari ini. diem dulu, ma. entar lo mampusnya beneran nih."

Ternyata mereka membahas teori Carl Jung, yang kalo gak salah adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang wajib diketahui sama semua orang yang mau belajar psikologi.
Jadi, suka gak suka, kalo mau dibilang anak psikologi, kita harus tau sejarah hidupnya dia.
Ya okelah.
Mereka menyebut-nyebut kata "arketipe" yang gak tau kenapa bayangan gue lari ke bangunan-bangunan mesir kuno dan tulisan-tulisan kuno di dindingnya. (barusan gue googling dan menemukan kenapa pikiran gue lari sejauh itu, ternyata yang terbayang sama gue itu arkeologi).
Gak lama dari sana, mereka membahas bagaimana keperibadian seseorang bisa memiliki banyak unsur.
Gue mencoba menterjemahkannya sesederhana mungkin, dengan perumpamaan beberapa teman sekelas gue.
Si A digabung si B, keperibadiannya bercampur dan jadinya mirip si C.
Dan seterusnya.
Ketika istilah-istilah rumit kian menjamur, otak gue melempem.
Kok rasanya inti dari semua yang gue denger hari itu cuma satu,
ini lagi penjabaran gimana caranya manusia bisa melakukan cangkok arwah.
Dicampur si A, si B, si C... di cangkok arwahnya biar jadi yang baru.

Suasana kelas berisik tak terkendali,
gue iba melihat si Ibu yang mungkin satu-satunya yang menyimak betul apa yang terjadi di depan sana.
Gue jamin dia gak memikirkan piramid-piramid mesir seperti yang gue lakukan, tapi mungkin gimana cara mindahin piramid-piramid itu ke kepala kita supaya kelas bisa diem sedikit.
Atau mungkin siapa yang arwahnya bisa dicangkok sama siapa untuk menghasilkan keperibadian baru yang lebih terkendali atau apa deh.

Ada yang rambut depannya udah nutupin mata dan bisa aja nutup seluruh mukanya.
Yang satu terus menggulung poninya,
kalo keduanya dicangkok mungkin bisa membantu keduanya.
Bahahahaha....

Kalo ada spesialis, gue gak ambil klinis, anak atau semacamnya,
gue suka nih yang ilmu cangkok-cangkok.
Bwahahahaha...

Senin, 11 Oktober 2010

a White dress and a Black Tuxedo

What do you think about a marriage?

When I hear a word marriage,
a white laces dress with beautiful pearls,
a man with the balck tuxedo,
a bouquet of white roses,
a garden simple party with white lilies around..
and Nat King Cole's song.. "LOVE"..
playing around in my head..

Yesterday was Wirya and SanSan's wedding day.
Just like the another wedding party,
we sang, we ate (one of my favorite part, best I mean. haha),
and captured photo.

Many smiles spread around the room, love it.
It was a simple party, with a simple decoration.
But a very beautiful moment.
And delicious food. Sure!

Cukup bahasa inggris-inggrisnya. ribet. hahaha
Hemm.. beberapa waktu lalu gue membuat tulisan pertama gue untuk Prajna Pundarika (can't wait to see it).
Gue menulis untuk liputan acara nikah masal yang diadakan pada acara WNR DKI 2010 lalu. Gue ada sedikit cerita tentang WNR ini beberapa waktu yang lalu.
Gue mewawancarai beberapa pasangan untuk bahan tulisan gue.

Kemarin, di acara Wirya dan SanSan, gue teringat kembali akan kisah pasangan-pasangan yang gue wawancarai.
Usia pernikahan mereka sudah kurang lebih setengah abad.
Wajah mereka sudah tak lagi sekinclong Wirya dan SanSan kemarin.
Udah dibanjiri lipatan dan "tauco" atau totol-totol hitam tanda penuaan.
Ada kisah seorang Bapak yang bercerita tentang betapa sulitnya masa awal pernikahan mereka karena tidak adanya cinta diantara mereka.
Tatapan gue kembali kepada pasangan Wirya dan SanSan yang sedang asik berdansa dan menunggu saatnya wedding kiss.
Rasanya moment itu memang tidak hanya ditunggu oleh mereka, melainkan kami yang asik menanti "ayo, ayo cepetan deh wir!" hahahaha..
Wajah SanSan cantik luar biasa hari itu.

Gue membayangkan bagaimana wajah istri si Bapak itu sewaktu ia melangsungkan upacara pernikahannya. Apa senyum cantik SanSan di hari itu juga ada padanya?
Rasanya, tidak.
Singkat cerita, si Bapak dan Istrinya mendapat kesempatan untuk mengindahkan kembali kehidupan pernikahannya. Begitu banyak pelajaran yang di dapat oleh si Bapak untuk membangun cinta dalam keluarganya.
Begitu banyak yang harus Ia mengerti dan Ia rubah dalam hidupnya.
Kini ia sedang membangun benteng keluarganya dengan cinta dan kasih sayang.
Ia ingin menjadi sosok Ayah dan Suami yang baik bagi keluarganya.
Itulah sebuah pernikahan dalam ceritanya.

A real marriage starts when the party is over.
The dance starts when the song is over.
And a word "Love", starts it's role from now.

It's not about how long the dress, how glorious the party does..
But it's about you, me, and us.

"L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very very extraordinary
E is even more than anyone that you adore can"
(Nat King Cole - LOVE)

Happy wedding Wirya, Sansan.
Have a lovely marriage!
So happy for both of you, really happy :)

nb : pernikahan kalian berkesan sekali buat gue. hahaha

Cheers,
Davy

Minggu, 10 Oktober 2010

a Girl with a name : Davy Andry

Still remember when I asked you about things that make a girl looks beautiful?

a flowery dress?
a bow on your head?
what else? such a pink stuff?
many kinds of girly things that you can choose.

But there's only one thing that you must have!
and you can't buy it.

It's you.
Yourself, however.. whatever..
It's you and your intuition as a girl.
Even sometimes people forget or they can't see who you are,
you and your intuition never.

Yap, gue anak perempuan.
Gimanapun cara gue bicara, warna apapun baju yang sering gue pakai,
Dan siapapun nama gue.

Davy Andry.
Davy Andry Budiono adalah nama gue.
"Budiono" entah bagaimana caranya raib dari kesatuan nama gue.
Dan sekarang yang tersisa di akte dan KTP gue adalah Davy Andry.
Ketiga kata tersebut merupakan nama yang biasa dihibahkan kepada anak laki-laki.
Apa gerangan yang membuat gue dianugerahi nama itu, gue juga gak tau.
Bokap gue yakin dan percaya bahwa dirinya sejak dahulu kala memang menginginkan anak perempuan, jadi sama sekali tidak ada niatan membubuhi nama laki-laki untuk putrinya tercinta ini.
Penyebutan Davy yang beliau maksud juga sebenarnya = "Devi",
alih-alih cara baca bahasa Inggris.
Kalo sekarang gue dipanggil "Davi", gak ada satu orangpun yang bisa gue salahin.
Termasuk bokap gue.
Tenang, Pa.
Apalagi sekarang gue terlanjur sayang sama panggilan "Davi" ini sendiri.
Walau sudah biasa kalo nama gue dalam suatu daftar tertentu ditulis sebagai kelompok anak laki-laki. (bukannya liat-liat dulu kek orangnya yang mana baru masukin ke kelompok)

Beberapa waktu lalu (dan mungkin masih sampai beberapa waktu ke depan),
gue mendapati julukan waria karena kemacoan yang gue miliki.
Sekali lagi, jangan bayangkan maco secara fisik. Tolong. Terima kasih.
Hal ini terjadi karena mereka melihat gue yang "kaku".
susah luwes, barbar, dan beberapa lainnya.
Mereka merasa ketika berinteraksi sama gue, gak berasa "ini anak perempuan".
Mulai dari cara mereka ngeledek dan sebagainya.
Malam itu gue gusar.
Gatal.
Waswas.

Gue merasa gue udah melakukan banyak hal sejak jaman SMA sampe kuliah untuk masalah satu ini,
pemilihan baju, cara merawat diri, cara sms, dan beberapa yang lainnya.
Lalu?

Ternyata gue melupakan satu hal teranyar yang harusnya ada di list no.1.

"Ini cuma 20% of failure kok, penampilan udah cewe, tinggal dibenerin dikit aja. Mungkin lo kurang mengikuti naluri anak perempuan lo, dek.", (kurang lebih begini) kata Vinny.

Deng..Deng.. apa itu?
Ternyata banyak hal yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya gue ingini yang gue lakukan.
Banyak benda yang gak jadi gue beli karena hal ini.
Banyak kesempatan ngobrol sama cowo-cowo kece raib karena hal ini. (loh? hahaha)

Many songs that I couldn't sing,
many words that I can't say,
many dance left behind,

and now..
I'm ready to be a young girl.. young lady.
I'll be who am I supposed to be.. :)

and yes, my name is
Davy Andry.
Let me be the 1st girl with that name.
hahaha..

Balada Waria Galau

"Kamu ganti aja cara ngomong kamu sama .... (apa gitu, lupa!)"

"Mana bisa!?"

"Nah tuh tau, pura-pura aja sana kalo engga, buat sekali-sekali."

"Saran macam apa itu? (-.-")Mana enak!"

"Nah, makanya!"

err.... *ngik ngok ngik ngok*

Beberapa hari ini gue diserang kegalauan mahadasyat.
Galau.
Begitulah bahasa masa kini anak muda sekarang untuk menjelaskan suasana hati kacau balau,
"Duh galau nih" - update status dulu (apapun situasi dan kondisi, mendukung ataupun enggak, update status jaya terus). -.-
Salah satu yang jadi kegalauan itu adalah karena gue belakangan ini dibilang waria (ngetiknya aja gak tega sebenernya).
"Kalo sampe cowo-cowonya jadi ciut, salah satunya ya gara-gara cewe-cewenya terlalu macho!", kata Bowo. Tolong jangan bayangin macho secara fisik, gak kok, bukan. Tolong.

"Davy nih! sama Ellen yang parah!"
"Davy nih!" - akhirnya nama gue yang diulang-ulang.
Biasanya kalo membahas bahan fenomena anak muda untuk talkshow Kupas Tuntas,
biasanya semua dosa dan aib ada di gue.
Pasti ada.
Serasa berasal dari mata air karma, pemakan buah simalakama.
Lengkapp! Termasuk yang ini, lagi-lagi kena! hahahaha...

Pembicaraan di atas (yang paling atas) terjadi kurang lebih satu setengah jam yang lalu.
Berbeda dengan pembicaraan beberapa hari lalu yang membahas hal serupa,
kali ini gue sambil tertawa-tawa meluk-meluk guling dimana sebelumnya
merana sambil guling-guling di lantai (yang cuma memungkinkan untuk 2 gulingan, sempit soalnya).
Sebenarnya gue pengen bercerita kalau gue sudah mendapatkan jawaban atas "Balada waria" dan "sinetron galau" yang gue idap beberapa waktu belakangan ini.
Tapi tetap aja yang di ujung sambungan telepon sana terbawa emosi karena gue belakangan heboh sama durjana satu ini.

*Akan gue ceritakan nanti apa yang akhrnya menjadi titik terang dari balada waria ini.
Hahahaha...

Well, akhirnya.. di malam minggu ini kegalauan berakhir.
Leganya.
Oh juga akhirya hari ini bertemu Bowo, waduh ini juga yang paling bikin lega. hahaha!
Bahkan gue mendapat jawaban kenapa belakangan gue susah banget ngeblog.

Thank's Bang Beben!
Kai-kai Sisca,
My Ner Novita Wong,
Lencong bencong bandar kue pancong-Ellen,
dan si tukang ngomel di ujung sambungan telepon itu.

Sayaaa sudaah kembaliiii! :) :)

ditiupkipasangin,
diiringilaguRAN,
Davy

Jumat, 08 Oktober 2010

And It's Contagious

Every novel that I read,
every song that I hear,
that brings my imajination into you..
make me really really want to reach you..

Playing in my head,
I'm walking on that street with the grey sky above and the night light,
play my favorite songs,
and can't stop singing..

I swear, we'll meet..
And I'll do those things..





"And it's contagious,
And it's contagious,
And it's contagious.."
(Us-Regina Spektor)

See You, soon.
I'm promise.
Davy

Democracy is yet to learn (Masih Belajar)

Ini adalah sebuah video yang dibuat oleh Adhyatmika yang menjadi salah satu pemenang di kompetisi "Democracy Video Challange" 2010 di Washington DC, AS.

Gue gak tau Adhyatmika itu siapa,
tapi angkat jempol buat dia :D

Rumah dan Keluarga

Kangen rumah,
gejala : uring-uringan, bisa sampai nangis (tanpa ada sebab berarti), mood swing.

Kadang gejala-gejala ini datang menghantam anak-anak kos yang tinggal jauh dari orang tuanya. Salah satu sahabat gue baru mengalaminya semalam.
Sambil bercerita, dia sambil menangis.
Kami berdiri di tikungan (baca:belokan) jalan,
yang satu bercerita sambil menangis,
yang satu menatap pilu.
Tapi gak berniat berpindah tempat.
Tetap di belokan yang sebenernya mengganggu setiap kendaraan yang mau belok.

Dia yang keluarganya berada di Pontianak, Kalimantan Barat sana,
gak bisa pulang seenak jidatnya.
Makanya liburan kemarin dia sempat mudik,
gak balik-balik ke Jakarta. hahaha...

Lain cerita gue yang bisa aja pulang bermodalkan 3x naik angkot.
Satu metromini, satu kopaja, dan satu mikrolet.
Yah kalo males jalan, tambah ojek diurutan terakhir.

Tapi belakangan gue kurang bisa menikmati yang namanya pulang ke rumah.
Padahal kadang gue bisa pulang 2minggu sekali dan pengennya melepas rindu sama kamar beserta kasur dan aroma kamarnya, sekedar nonton TV sambil guling-guling di kamar Bapak Emak gue sambil (lagi) rumpi-rumpi sama mereka sebelum tidur (walau kadang gak nyambung apa yang diobrolin, tapi tetap saja enak).

Well ya, tampaknya gue harus menata ulang hari-hari gue.
Kemarin sempat dilanda durjana karena tiba-tiba gue stuck di tengah-tengah rush day yang gue miliki. Gak bisa nulis apapun, mood yang sungguh berantakan, pokoknya satu kata yang merangkum semuanya, "BERANTAKAN".

Anyway, ini keluarga saya :)


Ini ulang tahunnya si Popoh (baca : Nenek)
PaoPao (yg nama aslinya Soelaiman), Arya, SanSan,
Popoh,Surya, Davy (saya! saya!),
dan Cici Man'Ing (ibunya si Paopao dan Sansan)
KI-KA



Nah ini Bapak Emak saya, yang di sebelah kanan loh!
atas : Koko Yanto (yg harusnya gue panggil paman, Adik nyokap),
Popoh, dan Bapak saya! :D
bawah : Farrel (keponakan nyokap
-yg kayanya namanya diambil dari sinetron yg lagi hip banget itu!)
dan Emak saya! :D

Ohya, akhirnya gue dan Ellen berpindah ke rumah makan untuk ngobrol sambil duduk.
hahahaha...


x.o.x.o
Davy

Selasa, 05 Oktober 2010

Rabu Pagi

Bangun tidur, berangkat mencari nasi uduk "ibu-ibu".
(Laen loh rasanya nasi uduk buatan ibu-ibu sama encik-encik).
Paket komplit, pake bala-bala sama tahu.
Kerupuk gak ketinggalan.

Makan sambil bongkar-bongkar web Q film fest (yah uda kelewat), Tempo (melirik lagi si kompetisi esay yg memiriskan hati itu-lagi?), gagasmedia, dan akhirnya mendapati kesenangan.
Lomba romannya diperpanjang,
tapi keburu gak ya? Sampe tgl 25 dan sekarang tgl 6.
Coba dulu deh!
Ajak si Vinny!..

Blog-ing ahh..
Eh uda setengah sembilan.
Gak jadi, mandi! mandi!
Ngantoorr!

Davy,
di pagi hari,
berlari-lari

Banci Galau

What makes a girl look like a girl?

a flowery dress?
a bow on head?
a pink stuff?

So?

banci galau,
Davy.
Hwahahahahaha

PAHIT!


And I'm a part of the 21!
Yes, Vinny and I.
Because an error that makes us really want to cry.
Another think to learn,
be more thorough for everything.
Tapi tetap saja, pahit!

*nangis bombay*

Yes, I'm dissapointed or Whatever It Called

F**k with "Stars" or whoever they are
or how great the song does..

Miss to play and meet again,
need to talk just like what you ever felt..

But you thoght that it's just because of those f**kin' songs that I want from you?
Thanks.
You should better think carefully of people around you.
Great to know how glad that I am for having you as my friend just like what I told to my friends about you for so many times.
And you thought it's only about a stupid tiny disc and those songs?
Great.

Jumat, 01 Oktober 2010

Blossom

I'm pink.
I'm smiling.
I'm dancing.
I'm singing.

Singing a love song.
Smiling just like a clown.
a Pink clown maybe.
Got my head under the pillow,
and a smile still left on my face.

Is it just a starstruck?
or
maybe I got a crush?

Call it pink.
Call it blossoms.
Call it.. what?

Hahahaha...