Selasa, 30 November 2010

a Journey With Google Street

Frome, UK


I'll send you a letter from here :)
Alfriston Village, East Sussex, UK


East Sussex, Ticehurst, UK


Frome, UK


Kent, Stanford, UK

Now I'm using google street, thank you very much Mr Google!
One day, what u see in here are capt from my eyes,
my camera. :)

Dan ada gue di dalam foto-fotonya :D

Kamis, 25 November 2010

Tentang Perempuan, Tentang Jatuh Cinta

Ada yang jadi lebih cantik, padahal biasanya lusuh kayak kertas ulangan matematika yang nilainya jeblok terus di 'uwel-uwel' sama yang punya.
Ada merah-merah di pipinya, bibirnya yang biasa kering sedikit pecah-pecah (panas dalam mungkin) belakangan berubah menjadi mengkilat basah-basah.

Ada yang biasanya kemana-mana berbekal kaos dan celana pendek, emm.. sekarang juga masih sih. hahahha.. Tapii.. bedanya sekarang celananya bisa ada ombaknya. Itu loh, apa sih namanya kalau rok yang bersusun, rample? ya apa lah itu namanya.
Walau berbeda dengan sebelumnya, yang membubuhkan pemerah pipi di wajahnya, perempuan satu ini pipinya juga jadi ada merah-merahnya, bahkan sering kali ke seluruh wajah. hwhahaha...

Senyum bertebaran dimana-mana, gigi putih berjejer. puitis mendadak, bisa bikin lagu mungkin. daya khayal.. meningkat!
frekuensi curhat.. meningkat drastis!
kemampuan berbahasa asing meningkat, jadi sering digunain buat upate status.

Percaya atau tidak, di kala jatuh cinta banyak hal ajaib yang akan terjadi pada perempuan.
Entah mengapa gue yakin jika dibanding sama laki-laki, perempuan lebih seru. hahaha..

Yang galak bisa jadi kalem. Yang bau bisa jadi wangi. Yang lusuh bisa jadi kinclong.
Ini contoh saja.
Tapi bisa juga jadi begini :
Yang mukanya mulus, jadi jerawatan. (Ada dua pilihan, banyak yg tersimpan dan akhirnya malah jadi jerawat. Atau stres mikirin nasib cintanya sampe jadi jerawat)
Yang matanya belo bisa jadi sipit. (kebanyakan nangis)
Yang rambutnya panjang, bisa tau-tau pendek, salah-salah jadi cepak. (patah hati, potong rambut.. apa hubungannya ya padahal? hahaha)

Ah ada tahap dimana jatuh cintanya memasuki klimaks.
Dilanda dilema "maju atau mundur".
Urat malu kadang ditebas pada tahap ini demi mencapai tujuan.
Ada juga yang gugur sebelum berperang, biasa terjadi atas dasar teori "perempuan pamali ngejar duluan" (padahal muka pengen ngejar bocor kemana-mana). hahahah...
Oh, muncul 'pendatang baru'.
Korek sana, korek sini.
Gundah gulana dikala mendapati saingan di atas angin.
Menyerah? belom.
Maju lagi!
Gagal?
Sialnya, yg terakhir ini yg lebih sering terjadi. Bahahahaha...

Kalo nasib lagi baik, gandengan didapat.
Kalau nasib berkata lain, kita masuk ke tahap "penguatan diri".
Akan muncul sosok-sosok perempuan (yg berusaha) tegar.
Padahal bantal udah dibacok-bacok.
Lagu-lagu jatuh cinta udah berubah jadi lagu-lagu suram.
Mencari lirik-lirik yang kiranya cocok, lalu merasa mirip dengan lagunya.
Padahal belom tentu, sok disama-samain aja.
Biar kesanya gimanaa gitu. hahaha

Yang puitis, kini jadi ahli pembuat quotes.
khusus quotes penyemangat hati pasca luluh lantak.
Hahaha..

Percaya deh, perempuan kadang nyebelin.
Apalagi kalo lagi mabok cinta.
Tapi percaya deh, lucu loh.
hihihii...

Davy,
waiting for,
alovestory :)

Selasa, 23 November 2010

Sembilan Belas


19
21.11.2010

ya, 2 hari lalu usia gue genap 19 tahun :)

Sekitar pukul 00.30 dini hari, gue berada di ruang rapat EKI Dance Company.
Di ruangan itu gue duduk bersama Vinny, Bowo, Andre, Mike, Mefi, Kresna, dan Uli.
Kami sedang mempersiapkan "Celingak-Celinguk Jakarta" Talkshow,
yang akan diadakan pada pukul 10.00 pagi, tepat di tanggal 21.11. 2010 tersebut.
Beberapa saat sebelum rapat selesai, gue mengingat-ingat apa yang gue lakukan
di tahun-tahun sebelumnya pada jam yang sama.

Gue biasanya sedang menatap handphone gue sambil tiduran belaka, menanti siapa gerangan yang akan memberi ucapan pertama.
Kalo lagi punya cem-ceman, tentu saja sejuta harapan kalo-kalo dia yang ucapin. Tapi biasanya.. ini tidak kesampaian.
Malang. hahaha
begitu itu terjawab, gue akan menanti siapa-siapa saja yang akan memberi ucapan selamat di tengah malam.
Kalo rajin, gue hitung berulang-ulang. Hahaha
Senengkan kalo dapat banyak ucapan? hihihi

Biasanya juga gue menjalani hari gue seperti biasa, udah lama gue gak berjumpa dengan kue dan lilin. Ataupun kado.
Terakhir kalo gak salah di ulangtahun gue ke-16.
Hahaha..

21.11.2010
Semuanya berbeda buat gue.

Gue berada di ruangan itu bersama mereka yang gue kagumi.
Gue seneeeng banget bisa ada di sana.
Gue seneng ada yang bisa gue lakukan di sana.

Lilin dan kue, mereka membuat surprise.
Syelly, Silvi, Ellen, Putra, Olin, Bowo, Mefi, Vinny, Mike, dan semua yg ada di sana..
Makasiihh banget yaaa XD
Akhirnya gue tiup lilin! hahahaha

Gue mengikuti kelas menulis gue untuk pertama kalinya.
Setelah selama ini kerap kali batal, kali ini gue berhasil!
Gue seneeeng banget bisa ada di sana bersama mereka yang lagi-lagi gue kagumi.
Gue gak ngerti juga sampe bisa ikut kelas ini, tapi terimakasih ya buat kalian berdua.
sungguh.
*speechless*
Pokoknya gue seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeenggg bangetttttt!!

Rica menelepon.
Kami nangis berduaan.
Kangeeeeenn bangeeet sama dia.
Dia menyanyikan happy birthday yang nadanya melenceng kemana-mana,
tapi mau gak mau, tetep indah terasa.
Harus maksud saya.
ahahaha

Ner, dia menitipkan voice not untuk saya.
Dan saya kaget dia bisa melakukan voice note seperti itu.
hahahhaaha..
Ner, saya seneeeeng! hahaha


Blue Converse, Banana Agenda, Delicious Dot Diary.
Sepasang sepatu yang sering saya impikan (walau beda warna. haha),
tapi ternyata biru lebih bagus di kaki gue yang banyak cetakan aneka sendal, mulai dari jepit sampe selop (atau ada model apalagi ya??) akibat kejemur matahari.
Agenda yang sungguh saya butuhkan, tapi sekarang masalahnya gue bingung, sayang mau dipake!
hahahaha....

Harry Potter mengantar gue berpindah meninggalkan sebuah tanggal yang hanya datang satu tahun sekali.
Kami nonton Harry Potter (akhirnyaaaa) dan sesudahnya gue menghabiskan 20 menit sebelum ulang tahun gue berakhir dengan makan nasi goreng di pengkolan dekat kampus.
Menghitung mundur detik-detik yang akan membawa bahagia untuk orang lain lagi.

Gue punya teman baru, Risya namanya.
Senaaaaang sekali bisa temenan sama diaa.
One of my birthday extra gift, Risya :)


21.11.2010
One of the greatest birthday ever in my life.
Hope I can do many things for more tomorrow, next week, next month,
see you when I'm 20.
Oou, 20. Agak ga enak juga nih. hahaahha

Sabtu, 20 November 2010

Senin, 15 November 2010

Sekadar Foto


Sandra-Davy

Saya punya teman.
Saya sering menjajah hidupnya.
Bahkan dalam potongan adegan keseharian hidup sederhana.
Sesederhana dalam berfoto.
Ini hanya salah satu contoh.
Kapan-kapan saya tunjukan yang lain.
Banyak.

Minggu, 14 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 2)

Ini kisah lanjutan dari postingan gue sebelumnya. Balada Cinta Pertama (part. 1).
Awalnya gue berniat menulis ini nanti-nanti ajah, tapi curiga niat keburu pudar, mending tulis sekarang.
Publish kapan-kapan. Hahaha..

Nah nah.. apa yang terjadi?
Tidak terjadi apa-apa dengan si Albert.
Gak seperti si Odonk bilang ada adegan jatuh di tangga berpandang-pandangan segala.
Korban sinetron dia ternyata. ckck..

Dia duduk di pinggir kolam ikan bokap gue dan "BAAA" tadi dimaksudkan untuk ngagetin gue. Becandanya gak mutu.
Dia yang lebih kaget sama "BAA" yang gue keluarkan.

Albert, setahu gue dia pada saat itu udah kelas 5 atau 6 SD.
Kita agak takut-takut main sama dia awalnya, karena kita masi secuil upil semua.
Dia sama Vera yang udah rada gede, sisanya upil.
Gue sendiri, si upil bongsor, menginjak kelas 1 SD pada saat itu.
Hampir setiap kali kita main sama dia, dia selalu pake baju bergambar "Harley Davidson".
Atau cuma baju itu yang nempel di ingatan gue, ya gak tau juga.
Dia berkacamata.
Badannya setengah gempal dan tinggi.

Malam itu, seusai "BAA-BAA'' gak penting itu, kita main sepak bola pake bola basket.
Aneh memang, iya ngerti kok.
Tenang, bolanya kecil. Apa kabar jempol kaki gue kalo itu bola basket ukuran standard.
Karena gue gak boleh keluar rumah, kita main di dalem kolam ikan tadi.
Tenang, gue tahu ini aneh lagi. Tapi kolam itu udah dikosongin.
Ikan dan airnya udah gak ada.
Seinget gue bolanya sering keluar kemana-mana karena kita lebih banyak ketawanya daripada nendangnya. Gak tau ngetawain apaan.
Nyokap gue sempat minta dia pulang karena ternyata kita main sepak basket tadi sampe jam 10an. Dia gak mau, jadilah nyokap merekomendasikan mainan di dalam.
Mainan andalan guepun dikeluarkan. PUZZLE! hahaha..
Jadilah kita pindah lokasi, main puzzle di lt.2 rumah gue.
(kayak rumah gue ada banyak aja lantainya).
Tau-tau emaknya Yohan Raymon, 10 look brothers tadi, datang untuk jemput si Albert pulang. Kita sempet liat nyokap gue ngobrol, ngintip dari atas.
Dimana ketika Albert pulang, gue baru tau apa yang dibicarain mereka tentang Albert.

Setelah hari itu kita jadi sering main.
Dia jadi sering ke rumah gue. Gue yang dulu ceritanya tukang bengek (baca : penyakitan), sering gak bisa main di luar sering-sering. Makanya stock puzzle gue lumayan banyak. Bekal mangkal di rumah. haha..
Dia yang jadi sering nemenin gue main. Walau puzzle-puzzle itu rasanya udah dibongkar berkali-kali dan saking seringnya udah gak usah mikir lagi kalo mau pasang balik.

Kita dulu takut kalo ditantang main bulu tangkis sama dia, alasannya dia tinggi dan lebih jago. Apalagi gue, main bulutangkis sama aja main tepok angin.
Kasihan juga orang yang main sama gue.
Tapi dia pede main sama gue (pede??). Sore-sore dia dateng bawa dua raket dan kok.
Gue ogah main dan ngerengek-rengek minta main puzzle aja.
Dia bujukin gue sampe akhirnya gue turun dan main.
Entah jadinya mainnya gimana, gue udah lupa.
Tapi gue jadi gak takut lagi main sama dia atau main sama temen-temen gue yang lain.

Pernah suatu hari si Anton kupret kedatengan saudara sepupunya yang usianya sepantar sama si Albert. Anton dan beberapa anak yang lainnya berniat mengajak Albert ikut main bola ama sepupu Anton yang lagi entah mengapa ngartis banget hari itu.
Mereka teriak-teriak manggilin Albert yang pada saat itu lagi main puzzle di... apa itu namanya? balkon?
Yah itu lah ya.
Mereka bujukin si Albert supaya ikutan main bola ketimbang main puzzle.
Awalnya Albert berniat ngumpet dan nyuruh gue bilang kalo dia gak ada di rumah gue.
Apa daya, si Anton kupret pret pret bilang, "bohong, tuh ada sendalnya di bawah!".
Ternyata mereka udah ngecek sendalnya Albert.
Akhirnya Albert muncul dari persembunyiannya, yang semula jongkok dibalik tembok.
Gue cuma inget dia ngomong gini, "Gak ah Ton, gue main sama Devi aja".
Dalam hati gue, makan tuh Ton. hahaha.. (mungkin bahasa gue pada saat itu beda, tapi gue yakin maknanya sama! hahaha)
Gue dari kecil memang udah kurang ajar.
Kita balik main puzzle sambil nonton Tv.
Gue yakin Anton gondok. Hahahaha..

Orangtua gue kerja dua-duanya.
Di rumah yang biasa berdua sama mbak Ami, belakangan jadi bertiga sama Albert.
Pernah si embak nyuruh dia pulang, mungkin bosen juga. Mana tau, yakan?
Udah waktunya gue tidur siang.
Tapi sebelumnya gue disuruh makan obat.
Macam serbuk antibiotik buat penangkal radang tenggorokan gue.
Dia ngebujuk embak Ami supaya dia dikasih obat juga seperti yang harus gue makan.
Akhirnya dia di kasih vitamin.
Begitu pula dengan gue.
Dan gue telen antibiotik pahit yang akhirnya karena udah sering, jadi gue suka baunya.
Dan bahkan rasanya.
Gue semangat 45 makan obat, karena berasa ada orang lain selain gue yang harus makan serbuk pahit itu. Gue ada teman seperjuangan. Yes!
Dia janji habis makan obat, dia pulang.
Ternyata tidak.

Dia bikin perjanjian baru sama mbak Ami, "Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".
Dan sepanjang ingatan gue, dia masih buka tutup pintu kamar gue sampe diomelin si embak. Karena gue malah jadi gak tidur-tidur.
Itu terakhir dia ke rumah gue.

Esok harinya gue pindahan.
Dia malah main sepeda sama Anton dan gendong-gendong anak kucing.
Dikasih nama Fani.
Habis itu dia kenalin kucingnya yang baru mungut itu, dia gak ngomong lagi.
Cuma sliweran lewat-lewat pake sepedanya sama si Anton.
Habis itu gue naik pick up bareng sama nyokap untuk berangkat duluan.

Kalo gue sekarang, mungkin gue gak akan tidur siang hari itu.
Kalo bisa diinget-inget, gue pengen tau dulu gue bisa ngobrol apa sama dia?
Apa yang bisa diobrolin sama anak kelas 6 bareng sama anak kelas 1?
Karena cuma 3 kalimat dia yang bisa gue inget,
"BAAA"
"Gak ah Ton, gue main sama Devi aja"
"Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".

Gue masih bisa inget sedikit-sedikit dia yang ngajak gue main bulutangkis, main puzzle, main sepak basket, makan vitamin, ngintip gue udah tidur apa belom, bahkan waktu dia duduk dipinggir kolam nenangin nafasnya sehabis kaget denger teriakan "BAA" gue.

Dia pake kaos harley davidson warna merah marun.
Kacamatanya yang framenya hitam (walau agak oval, gak sekeren kacamata sekarang).
Badannya yang agak gempal.
Dan gue memanggil dia, "albet kampret".
Albet, bukan Albert.

Demikianlah sepenggal cerita romansa jaman baheula yang apik tersimpan di kepala gue yang besar ini.

Davy,
memutarlagucinta,
sambilbelajaruts.
*gaknyambung*

Sabtu, 13 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 1)

Mengapa gue senang memandang laki-laki berkacamata?
Ada apa dengan potongan setengah gempal, yang satu paket dengan kacamata menjadi tampan luar biasa buat gue?
Akhirnya gue mengerti. Hahahaha..

Dahulu kala, belasan tahun yang lalu, sewaktu gue masih berusia.. emm.. aduh, berapa itu ya?
Pokoknya gue masih duduk di bangku SD kelas 1, gue beberapa teman main yang berada di lingkungan rumah gue, ada Anton, Puri, Maya-kakaknya Puri, Cinthia, Vera, Raymon, Yohan dan satu lagi bernama Albert. Sisanya gue lupa. Maafkan.

Postingan ini akan berkisah tentang Albert. Albert kampret gue memanggilnya.
Sejak kecil gue udah senang menggonti-ganti nama orang.
Nyokap gue seneng-seneng aja, mungkin dikiranya itu salah satu bakat spesial gue.
Udah banyak nama-nama buatan gue yang jadi hip. Hahaha..

Gue gak ingat benar sejak kapan dan gimana, intinya rumahnya gak jauh dari rumah gue.
Satu gang, dia di seberang, ada di ujung kanan. Dia satu rumah sama Raymon dan Yohan, dua kakak-beradik yang kalo dijejerin akan membentuk angka 10.
Yohan jadi angka 1, Raymon jadi angka 0.
hahahaha..

Suatu hari, gue dan gank gang lengkeng 2 (rumah gue nama jalannya lengkeng 2, nomer rumah gue, 42. telpon gue 5810972) main jadi "saras 008".
Inget gak, ketika ada film berjudul Saras 008 bertema superhero, dimana tokoh utamanya punya musuh bernama Mr. Gepeng dari planet krismon atau apa deh namanya, gue lupa.
Gue jadi Saras, dan beberapa temen gue yang gak mau ngalah juga jadi Saras.
Jadilah sarasnya ada banyak.
Padahal harusnya cuma ada satu.
Sedangkan gak ada yang mau jadi Mr Gepengnya.
Untung akhirnya Anton mau, karena bingung juga kalo gak ada musuh lantas kita ngapain donk? Dia jadi satu-satunya musuh dari lusinan Saras sore itu.
Di tengah pertarungan gue melawan Mr Gepeng, a.k.a Anton, dia beneran ngajak berantem.
Dia nendang perut gue yang pada saat itu masih masa imut-imutnya.
Gak seneng, gue pegang kakinya dan gue ambil sendal jepit doraemonnya.
Gue buang ke got.
Permainan usai.
Gue ngambek, Anton lebih ngambek lagi.
Yang lain milih bubar.
Gue lari pulang, takut juga sama Anton atau kemungkinan akan Emaknya yang dateng nyariin gue.
Entah minta ganti rugi atau ngomelin gue.
Atau mungkin minta gue cuciin sendalnya yang udah bau air comberan itu.
Intinya gue takut.

(ini sebenernya mau ceritain sendalnya anton atau albert ya?)

Malam harinya, nyokap gue manggil gue dari lantai bawah dan bilang ada temen gue dateng. Gue tanya siapa, kata nyokap, "Anton, Vy".
Mampus.
Gue turun pelan-pelan.
Ternyata.. jreng..jreng! Ada teriakan "BAAAA", disusul gue yg ikutan teriak "BAA".
Ternyata itu Albert.
Aduh emak gue ada-ada aja.
Dia cuma tau Anton ternyata, karena Anton tinggal tepat di sebelah rumah gue.
Jadi paling sering dilihat dan dikenali.

Ternyata si Albert.
Ada apa dengan Albert?
Apa yang terjadi berikutnya?
Hwahahaha..
Baca kelanjutannya di sesi terakhir "Balada Cinta Pertama" (part. 2).
Hwahahahahhaha...

Kamis, 11 November 2010

(un)Happy Ever After

Beberapa waktu lalu, di tengah perjalanan gue menuju JP (Jalan Padang) di siang bolong, gue mengingat-ngingat pembicaraan gue dengan salah satu teman lama gue, boleh dibilang lama.

Dia bercerita bahwa kini adiknya telah menikah. Waktu itu gue cukup kaget.
Ralat! Sangat! Sangat kaget.
Pasalnya adiknya hanya berusia setahun lebih tua (lebih sedap kalo dibaca lebih dewasa) dari gue. Dua Puluh berarti umurnya. Anggap saja sekarang gue sah sembilan belas.
Gue tidak bisa membayangkan dia, sebut saja Johan (kesamaan nama tokoh hanya kebetulan belaka, tidak disengaja), berkeluarga di usia sedini ini dan dengan keadaan belum siap.
Paling tidak menurut gue dia belum siap, dan sejuta umat diluar sana berpendapat demikian.
Tapi ya mau bagaimana lagi.

Ada informasi penting juga dibalik ini semua,
gue naksir berat sama si Johan ini waktu gue duduk di kelas 3 SD.
Sampai SMP, entah kelas berapa, gue masih naksir dia.
Tapi ini bukan faktor cemburu buta yang menyebabkan gue shock berat mendapati dia sudah menikah.
Bahkan ketika kakaknya, yang teman gue, sempat berniat menunjukkan foto pernikahannya. Untung niat baik itu diurungkan kembali olehnya.
Entah untuk alasan apa.

Selang beberapa hari dari pembicaraan gue dengan teman gue itu, gue bertemu dengan teman gue yang lain.
Bertemu untuk membicarakan pernikahannya di depan mata.
Kalau yg sebelumnya setahun lebih tua, ini setahun lebih muda.
Bedanya lagi, sebelumnya laki-laki, ini perempuan.
Pas deh. Dua sisi.

Gue sempat bertanya dimalam sebelum perjumpaan tersebut, kenapa nikahnya harus kejar tayang? Dia menjawab, "lo mau punya keponakan, Vy!".
Baiklah. Saya paham maksud anda.
Besar di daerah pinggiran kota yang cukup "brekele", gue sering mendapati situasi begini terutama di lingkungan sekolah gue.
Tapi belom pernah yang sedekat ini.

Dia teman seperjuangan sehidup semati gue jaman sekolah.
Ngangkot bareng, jalan kaki bareng, temen setia gue setiap mati lampu.
Temen yang sering gue utangin.
Kalo gue gak bikin PR, dia juga gak bikin.
Kurang apalagi coba?

Mereka belum siap, masih cukup jauh dari siap.
Mereka belum mapan, jauh dari mapan.

"lucu aja vy entar gue main sama bayi."
"gue bosen aja sama sehari-hari gue yang begini"
"kalo gak gini, dia gak diterima sama nyokap gue vy"

Will it become a funny story?
It's not a f**n reality show.

Is it a happy ever after story, just like in a fairy tale, a part where you meet a prince and getting marriage?
Is he the prince?
Will it become better?

Both of us know about it in a silence.

I remember what she ever said to me,
"somebody gets a chance to get out of here, somebody don't. Trapped by these situations."

Really?

Rabu, 03 November 2010

Ninja Hatori Bercadar Siap Ke Pesta

Semalam untuk kesekian kalinya rapat GM (Generasi Muda) membahas kisah-kisah anak GM Tegal Alur dimana tentu saja gue salah satu bagian dari daerah, itu mau tidak mau terseret.
Singkat cerita, arah pembicaraan membahas tentang segala daya upaya untuk menjadi eksis atau kerenlah.
Anak muda gitu loh, gak mau keren, bohong aja. Hahaha...

Mau tidak mau, kisah sancipa (tipu-manipulasi) yang pernah gue tulis juga sebelumnya di sini, di ceritakan kembali. Tetap tolol. Itu tidak berubah.
Mau diceritakan berapa kalipun, tololnya gak berkurang.
Mungkin suatu hari gue bisa cerita sama keturunan gue.
Tanda gue pernah jadi anak muda banget, tolong digaris bawahi ya, BANGET!.
Bahahaha...

Nah, bangun tidur tadi tiba-tiba gue teringat sancipa gue yang masih ketinggalan.
Rasanya kalo besok-besok gue nemu lagi, wajar.
Udah terlalu banyak dan tak berujung rasanya kisah sancipa tolol gue.
Gapapah, atas nama anak muda.
Hahahaha....

Beberapa tahun lalu, SMA kelas 2 kayaknya, banyak banget tuh acara sweet 17-an.
Setahun itu penuh sama acara ulang tahun 17-an (ya iyalah, seumuran).
Salah satu acara sweet 17-an yang heboh yang gue datangi waktu itu adalah acara ulang tahun teman baik gue sejak SD.
Sebut saja Wati. hahaha
(Namanya Lulu Anti.. hihi.. maap ya Lu!)

Dia menyelenggarakan acara ulang tahunnya di salah satu cafe di Sarinah sana.
Gue yang pada saat itu sudah berdomisili di Dadap (yang jauhnya setengah abad dari sana) sudah menyusun rencana matang untuk kepergian gue ke sana.
Gue akan diantar bokap ke rumah salah satu teman (teman baik gue dari jaman SD juga) dan breangkat bareng sama dia, naek mobil.
Dandan dan ganti baju, di rumahnya aja.
Beres donk? Gue bisa mendarat di Sarinah dengan aman sentosa.

Tapi nasib berkata lain, takdir memaksa gue mengubah semua rencana indah yang udah gue susun rapih jali itu.
Di tengah perjalanan menuju rumah Tya (teman baik dari jaman SD yg satu lagi tadi), ban motor bokap gue kena paku. Bocor.
Sama seperti ban motor bokap gue, gue menciut.
Waktu terus berjalan, hati ketar-ketir takut ditinggal.
Dugaan gak meleset, Tya menelepon.

"Dav lo dimana? Gue bener-bener mesti jalan sekarang nih. Gue bantuin pegang lilin soalnya, jadi mesti dateng duluan. Sorry ya, Dav?"
"Oh oke deh Ty, see you!"

Gue gak peduli lagi apa maksudnya megang lilin di acara ulang tahun? Ini mau doa lilin di goa maria? Rasanya Sarinah gak nyediain fasilitas itu. Pegang lilin di kuenya juga gak mungkin, lebih bego lagi.
Nyebut "see you" juga ragu, curiga gak jadi dateng.

Akhirnya bokap membesarkan hati gue dengan berkata dia bersedia nganter gue ke Sarinah.
Sayangnya bukan di situ letak masalahnya, Papa.
Gue yang pada saat itu termangu sambil nunggu ban motor bokap selesai ditambal, merasakan hati berkecamuk hebat.
Gue pengen banget dateng ke ultahnya Lulu, penasaran pula.
Tapi di satu sisi gue gak ngerti gimana mendarat di sana dengan dress tapi tetap rapih jali.
Dan pada saat itu, gue merasa gak oke juga naik motor ke sana. hwahahaha..

Jadilah gue meluncur ke Sarinah dengan perabotan lengkap.
Tetap pake dress! bahaha.. tapii...
Gue lebih mirip ninja hatori bercadar yang lagi mau balap motor ketimbang anak perempuan bersiap ke pesta.
Singkat cerita dengan kostum aneh luar biasa seperti itu gue sampe juga di Sarinah.
Gue deg-degan setengah mati sewaktu motor bokap melaju perlahan untuk nyari parkiran.
Daaaanggg!
Tepat di depan gue, sebuah mobil kijang krista berhenti dan menurunkan muatannya.
Baaa! Itu temen-temen gue.
Sepersekian detik gue ngeri mereka melihat gue dan berhasil mengenali ninja hatori bercadar berhelm di depan mereka adalah gue.
Tapi untungnya itu tidak terjadi.
Begitu sampai, gue melesat ke kamar mandi dan keluar layaknya anak perempuan mau ke pesta. Bahahaha..
Sang bokap menunggu dengan penuh sabar.

Gak pake babibu, gue melesat ke tempat pesta berlangsung.
Sukses! Semua berjalan lancar, sampe salah satu teman gue (teman baik dari jaman SD yang ketiga) bertanya gue ke sini sama siapa dan naik apa.
Dia tau benar gue gak punya mobil dan dengan polosnya berkata,
"Gila lo Dav naik motor sampe ke sini, dari Dadap kan jauh banget!"
Dia gak berniat jelek, dia memang begitu.
Dari jaman dulu, sampe sekarang.

Gue ngeles, "Oh enggaklah! Uda gila kali, Lys, kalo gue naik motor dari Dadap ke sini pake dress begini!".
Padahal emang begitu kenyataannya.
Bahahahahhahahhaha..
Aduh gue ngakak ngetiknya.
Bahahahha...

Si sahabat ajaib kemudian membalas, " Eh tapi gak juga sih, gue juga suka lagi dianter bokap naik motor yang jauh-jauh. Hahaha"

Hening. hahahah...
Dia anak orang kaya, tapi dia selalu pede dianter pake kendaraan apapun.
Berapapun rodanya, empat? dua? sembilan?
hahaha.. kendaraan apa yang rodanya sembilan?


Selepas makan dan begini-begitu gue pamit.
Mereka bilang gue terlalu cepat.
Tapi apa daya, gue bilang gue gak boleh pulang malam.
Padahal gue boleh-boleh aja, tapi bokap gue yang nungguin gue entah dimana itu yang jadi pertimbangan.
Kasihan juga. hehehe

Akhirnya gue pulang dan bersiap jadi ninja kembali.
Bokap gue ternyata menghabiskan waktunyadi bakmi GM dan bertanya-tanya kenapa gue cepet amat.
Ini mengapa gue sayang banget sama bokap gue. hahaha...
Tapi akhirnya kita pulang, kembali ke Dadap.
Gue cerita sama bokap gue tentang pembicaraan gue dan Ellys dan kita ngakak berduaan di jalanan.

Nyokap menyambut hangat kepulangan gue dan bokap,
dia cuma bertanya, "gimana?" sambil cengengesan.
hahahah...