Tampilkan postingan dengan label bitter. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bitter. Tampilkan semua postingan

Kamis, 11 November 2010

(un)Happy Ever After

Beberapa waktu lalu, di tengah perjalanan gue menuju JP (Jalan Padang) di siang bolong, gue mengingat-ngingat pembicaraan gue dengan salah satu teman lama gue, boleh dibilang lama.

Dia bercerita bahwa kini adiknya telah menikah. Waktu itu gue cukup kaget.
Ralat! Sangat! Sangat kaget.
Pasalnya adiknya hanya berusia setahun lebih tua (lebih sedap kalo dibaca lebih dewasa) dari gue. Dua Puluh berarti umurnya. Anggap saja sekarang gue sah sembilan belas.
Gue tidak bisa membayangkan dia, sebut saja Johan (kesamaan nama tokoh hanya kebetulan belaka, tidak disengaja), berkeluarga di usia sedini ini dan dengan keadaan belum siap.
Paling tidak menurut gue dia belum siap, dan sejuta umat diluar sana berpendapat demikian.
Tapi ya mau bagaimana lagi.

Ada informasi penting juga dibalik ini semua,
gue naksir berat sama si Johan ini waktu gue duduk di kelas 3 SD.
Sampai SMP, entah kelas berapa, gue masih naksir dia.
Tapi ini bukan faktor cemburu buta yang menyebabkan gue shock berat mendapati dia sudah menikah.
Bahkan ketika kakaknya, yang teman gue, sempat berniat menunjukkan foto pernikahannya. Untung niat baik itu diurungkan kembali olehnya.
Entah untuk alasan apa.

Selang beberapa hari dari pembicaraan gue dengan teman gue itu, gue bertemu dengan teman gue yang lain.
Bertemu untuk membicarakan pernikahannya di depan mata.
Kalau yg sebelumnya setahun lebih tua, ini setahun lebih muda.
Bedanya lagi, sebelumnya laki-laki, ini perempuan.
Pas deh. Dua sisi.

Gue sempat bertanya dimalam sebelum perjumpaan tersebut, kenapa nikahnya harus kejar tayang? Dia menjawab, "lo mau punya keponakan, Vy!".
Baiklah. Saya paham maksud anda.
Besar di daerah pinggiran kota yang cukup "brekele", gue sering mendapati situasi begini terutama di lingkungan sekolah gue.
Tapi belom pernah yang sedekat ini.

Dia teman seperjuangan sehidup semati gue jaman sekolah.
Ngangkot bareng, jalan kaki bareng, temen setia gue setiap mati lampu.
Temen yang sering gue utangin.
Kalo gue gak bikin PR, dia juga gak bikin.
Kurang apalagi coba?

Mereka belum siap, masih cukup jauh dari siap.
Mereka belum mapan, jauh dari mapan.

"lucu aja vy entar gue main sama bayi."
"gue bosen aja sama sehari-hari gue yang begini"
"kalo gak gini, dia gak diterima sama nyokap gue vy"

Will it become a funny story?
It's not a f**n reality show.

Is it a happy ever after story, just like in a fairy tale, a part where you meet a prince and getting marriage?
Is he the prince?
Will it become better?

Both of us know about it in a silence.

I remember what she ever said to me,
"somebody gets a chance to get out of here, somebody don't. Trapped by these situations."

Really?

Selasa, 26 Oktober 2010

Marmut Item

Beberapa waktu lalu gue berniat meminjam buku bacaan sama Sandra.
Gue request beberapa judul dan akhirnya dipilihkan Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika.
"Lo emang harus baca ini, biar belajar", kata Sandra yang akhirnya bawain gue buku tersebut.

Beberapa hari dari situ, kalo Raditya Dika punya marmut merah jambu, rasanya gue punya marmut yang sama, beda warna tapi.
Marmut gue item, kecebur got.
Sama sekali bukan warna merah jambu merona.
Walau gue gak tau pasti warna merah jambu tersebut didasari oleh apa, tapi kesotoyan gue mengatakan karena itu warna jatuh cinta, seperti isi bukunya Dika yang kali ini banyak cinta-cintaannya.

Lalu apa kabar marmut item gue?
Kalo si marmut pinky lagi megang kuaci, marmut gue lagi nyopotin mahkota bunga, sehelai demi sehelai. Bahahaha..
Hyaah.. apa itu ya?
Marmut malang gue terkena gejala patah hati.
Dia merasakan apa rasanya mendongo sepanjang hari akibat hati terbelah.
Dia main twiter, dia akhirnya merasakan hal-hal yang sebelumnya dirasakan oleh teman marmut lainnya (si marmut hijau terutama-hayo, tau ga itu siapa? haahahaha) yang juga sering mendapat kenyataan pahit lewat twiter-an.
Rasanya semua update berita hangat gak ada artinya ketika menemukan sebuah tweet yang membuat nelangsa. hahahaha..

Si item akhirnya tau mengapa membuat status atau tweet-tweet patah hati ternyata cukup membantu (dan mengapa buanyak sekali status/tweet itu bertebaran dimana-mana).
Dia akhirnya tau kalo lirik-lirik lagu percintaan tidak dibuat secara sembarangan ataupun melebih-lebihkan. Maap, dulu kira-kira begitu yang terpikirkan. Hahaha
Dia sah jadi marmut abg galau.

Jadi inget salah satu adegan favorit gue di film Laskar Pelangi,
si tokoh utama kaget setengah mati mendapati kenyataan ditinggal pergi oleh gadis cina anak juragan toko kelontong tempatnya membeli kapur,
dimana digambarkan seolah mendadak semua barang di toko tersebut berjatuhan, jalanan menjadi kosong, dan mulutnya hanya membentuk huruf "O".
Plus hembusan angin pilu yang menebarkan selembar kertas koran di tengah jalan yang kosong.
Bahahaha..

Hari ini, hari Selasa.
Banyak tugas dan pekerjaan menantinya.
Terima kasih juga untuk beberapa marmut senior yang sangat membantu.
Bye bye Senin galau,
sesuai janji saya dengan si hijau, hanya Senin yang jadi pengecualian.
Dia mau memperjelas benar sebenarnya apa yang dia rasakan dan harus diapakan.
Tapi tidak lagi dengan galau.
Yah mungkin nanti sisa sedikit-sedikit ya maklumlah ya.
hahaha..

Marmut item gue sekarang sedang siap-siap luluran.
Biar gak item lagi.
Walau belum menjadi pink.
Paling gak, ya gak dekil begini.

nb : Iya San, belajar nih. Praktek pula. hahaha

Selasapagi,
nguapdansenyum,
Davy :)

Selasa, 05 Oktober 2010

PAHIT!


And I'm a part of the 21!
Yes, Vinny and I.
Because an error that makes us really want to cry.
Another think to learn,
be more thorough for everything.
Tapi tetap saja, pahit!

*nangis bombay*

Yes, I'm dissapointed or Whatever It Called

F**k with "Stars" or whoever they are
or how great the song does..

Miss to play and meet again,
need to talk just like what you ever felt..

But you thoght that it's just because of those f**kin' songs that I want from you?
Thanks.
You should better think carefully of people around you.
Great to know how glad that I am for having you as my friend just like what I told to my friends about you for so many times.
And you thought it's only about a stupid tiny disc and those songs?
Great.

Rabu, 18 Agustus 2010

Kita Sama Toh?

I'm sitting in front of my blank paper,
thingking what am I supposed to write about...

"Budaya adalah keseluruhan sistem sosial masyarakat. Bagaimana membangun Indonesia yang punya kebanggaan, keteguhan, tidak minder, dan malu korupsi?"


Itu tema yang akhirnya gue pilih untuk mengikuti sebuah kompetisi esai yang ditawarkan beberapa waktu lalu. Dan gue masih blank! hahaha

Tiba-tiba gue teringat 2 hari yang lalu gue duduk di sebuah studio stasiun Tv menonton sebuah acara bertajuk ekonomi secara live.
Berhubung gue gak ngerti sama sekali sama urusan perekonomian, gue berusaha menyimak dengan sebaik-baiknya.
Gue yakin alam semesta raya jadi saksi atas usaha gue hari itu untuk paling tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
Gak beda dengan beberapa teman gue,
alih-alih masuk Tv; iseng-iseng; pengen tahu, dan berbagai motif pribadi lainnya.

Membangun optimisme perkembangan perekonomian bla bla, kalo gak salah.. itu tema yang diangkat pada hari itu.
Semua penonton pada hari itu merupakan generasi muda,
berasal dari beberapa universitas di Jakarta dan sekitarnya.
Kecuali kami. hahahaha...

Gue duduk diantara mahasiswa hukum yang gue lupa darimana aja mereka berasal.
Awalnya usaha gue menyimak pembicaraan Bapak Menteri (yang kapan lagi coba gue bisa denger langsung kalo bukan dari tipi! hahaha) berjalan mulus.
Lama-kelamaan, kuping gue panas.
Cuma satu yang pengen gue lakuin,

balik badan,
POWWW!!!
ngasih bogem buat mereka yang duduk di belakang gue!

Tapi itu tidak gue lakukan! hahahaha..

Gue memang tidak terlalu mengerti dunia politik dan perekonomian.
Tapi gue sangat menghargai orang yang berbicara di depan itu tentang optimisme perbaikan bangsa.
Gue cukup kagum mendapati fakta bahwa Indonesia sebenarnya cukup berkembang pesat.
Sekarang menduduki posisi 20 besar dunia menjadi negara terkayaa.
Lumayan loh, pasalnya Indonesia seblumnya hampir terbawah.
Masih banyak yang kemarin akhirnya gue ketahui.
Di luar dari berbagai hal yang salah di negara ini.
Indonesia! kamu keren loh! kikikikik!

Nahhh!!!
Sepanjang pembicaraan di depan berlangsung, kasak-kusuk di belakang gue kian meriah.
"halaaahh.. bulsit! bulsit! bla.. blaa.."
"dasar aja, ngomong bisa, blaa.. blaa.."

dan yang paling sopan,
"bla..bla.. setanlah!"

Mereka tak berhenti mengkritik dan mencaci sepanjang acara.
Mereka mengenakan jaket yang menandakan mereka mendapatkan ilmu dan didikan layaknya generasi muda Indonesia yang memiliki pendidikan dan "dididik"!
Mereka memilih berkasak-kusuk di bangku penonton (dibelakang gue tepatnya) dibanding bertanya pada saat diberi kesempatan.
Mereka tak menyelipkan sedikitpun solusi ditengah kritikan mereka.

Sepuluh tahun lagi, gue pengen liat, mereka bisa ga si duduk dan berbicara di kursi yang sedang gue tonton itu?
Bisa lebih baik dari itu?

Ketika mereka mengkritik si Bapak di depan itu dan menyalahkan berbagai sistem dan para petinggi negara ini, bahwa semua itu adalah penyebab "ringseknya" Indonesia.

Maaf ya, adanya generasi muda kaya LO yang bikin jadi runyam!
Gue sadar, gue juga gak jauh beda sama lo,
pengeeeen banget rasanya gue langsung berbalik dan ngasi bogem.
Well kalo nyali gue ciut, mungkin paling engga.. gue akan mencaci.
Sama toh kita?

Kita sama-sama tukang kritik yang bahkan gak berpikir dulu?
Kita sama-sama cuma bisa main bogem?


Terimakasih teman, gue juga sering seenak jidat mengkritik dan meremehkan kepengurusan negara ini.
Malam itu lo bikin gue sadar, betapa "sampah" gue pada saat itu.
Terimakasih.

Belakangan ini gue belajar sesuatu,
untuk mencapai sesuatu yang besar, pasti banyak di tengah jalan yang kelihatan salah.
Banyak proses yang harus dilalui.
Demi sesuatu yang besar.

Jangan salahin pemimpin lo di tengah jalan,
jangan pilih dia kalo lo gak percaya sama dia.
Jangan berani-berani lo menghina dia kalo..
lo bahkan gak menghargai hak suara yang lo miliki dulu.

Waduh, udah jam 4! Selamat pagi! :)
Hoi jaket hitam dan hijau, semoga kelak kita (gak) berjumpa lagi!
Bwahahahaha..

Hal terakhir yang gue ingat sebelum pulang, gue berbicara nyaring-nyaring menyindir mereka yang gak jauh dari tempat gue berdiri dan Rica panik meminta gue diam dan masuk ke mobil buru-buru.
Hwahahaha.. Maap.. Maap.. Emosi. hahaha

Selasa, 13 Juli 2010

asem!

Hih, pusing!

Penuh!

Mumet!

PR! PR!

Davylagimabok.
Disudutkamaryangpenuhkabel.
Diiringiwakawakaee.
*sisa sisa euforia worldcup*

Senin, 12 Juli 2010

Davydikalagalau

aaaaargh!!

02.56

tiduuuuuuuuuuuuurrr!

*masih aura stres*

Semoga besok lebih baik.

harus!

good nite! eits.. good morning!