Minggu, 26 Desember 2010

Gimana Kalau..?

Beberapa hari yang lalu, di tengah perjalanan gue menuju JP (Jalan Padang) untuk berkerja, eh nggak, untuk bertugas (gue lebih suka kata "bertugas", rasanya lebih cocok untuk apa yang gue lakukan. haha), well.. ga di tengah, itu sudah hampir sampai.
Anggap deh di tujuh-per-delapan perjalanan gue, gue berpapasan dengan seorang ibu-ibu tua di tengah jalan, dimana dia berdiri diantara jalur busway dan jalanan untuk pengendara umum.

Hari Rabu kalo gak salah hari itu, iya.. Rabu.
Si ibu mengenakan penutup kepala berwarna hijau terang, berkebaya motif bunga-bunga dengan warna yang pudar sana-sini, sembari membawa bungkusan plastik berwarna hitam.
Kulitnya coklat dan dipenuhi kerutan mulai dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
Giginya sudah tak lagi dapat dipejeng, lebih-lebih dijadikan model iklan pasta gigi (pasta gigi apa coba??)
Dan hitam matanya, tertutup katarak bak kapas putih yang membungkus warna hitam matanya.
Ternyata, dia sudah tak mampu melihat dengan jelas, tentu, selain ketajaman penglihatannya yang telah tertelan usia, juga karena katarak yang merayapi kedua matanya.

Mendung, gerimis.
Gue berniat melesat segera ke JP.
Malas sejuta bahasa kalo sampe kalah kebut sama hujan dan gue harus kehujanan atau nunggu, melipir entah dimana untuk berteduh.
Dikejar waktu, salah, di kejar ibu-ibu pertemuan tepatnya.
Tapi begitu mau nyebrang, gue heran kenapa si ibu tua tadi diam aja.
Maju enggak, mundur juga enggak.
Akhirnya gue yang uda setengah nyebrang, mundur lagi (jadi gue yang mundur).

Gue tanya si ibu maunya kemana dan dimana gue berdiri, kemana pula dia memandang.
Oke, kesimpulan sok pintar gue berbunyi dia gak bisa melihat dan parahnya gak tau ada dimana.
lah terus kok sekarang bisa nangkring di tengah jalan gini ya?
"Ke Manggarai, neng"
"Lah ini uda di Manggarai, Bu. Manggarai belah mana?"
"Eneng mau kemana?"
"Manggarai, Bu."
"Ya udah saya ikut eneng aja ya. Yuk."
Lho lho? *mulai bingung*
"Lha ibu mau kemana?"
Tiba-tiba nangis, "Saya mau pulang aja neng, ke Pasar Rumput"
Nah loh? mampus gue, bisa dikira nangisin nenek-nenek tengah jalan nih. Asal jangan dikeroyok masa aja. Terus sebenernya kemana dia maunya? Manggarai? Pasar Rumput?
*makin bingung*

"Jadi mau kemana nih bu?"
"Stasiun Manggarai neng"
Oh, oke. Bilang atuh bu ada embel-embel stasiunnya. hahaha
Dia gak tau naik apa, gue tanya sama abang-abang bajaj yang nangkring di situ, sejak si ibu berdiri di situ dan dia gak bergeming.
Si abang bajaj bilang naik metro mini (lupa kodenya berapa) yang ternyata nangkring di seberang tempat gue dan si ibu berdiri, oh juga abang bajaj beserta bajajnya.
Akhirnya gue tuntun si Ibu nyebrang menuju metro mini.
Sempat-sempatnya si Ibu curcol bahwa di tujuannya nanti dia akan dimarahi sama adiknya (yg entah kenapa gue tiba-tiba terbayang adegan nenek-nenek di maki-maki tante-tante, efek sinetron. Sebut saja "Cinta Toni atau siapa deh". Hwahahahahah)

Gue bingung sesaat, setelah gue naikin dia ke metro mini dan gue titipin sama salah satu penumpang (yang sekilas insting gue mengatakan dia bisa diandalkan), seandainya si Ibu udah sampe Manggarai, gimana ya? Sampe gak ya ke tempat adiknya?
Rempong juga ya naik metro mini, jalan aja uda susah.
Aduh.

Gerimis berubah menjadi rintik-rintik hujan dan butir airnya kian membesar.
O ow.
Gue buru-buru meninggalkan si ibu dan metromininya setelah si ibu berkali-kali meletakan tangan gue yang menggandengnya ke kepala dan mengucapkan terima kasih berkali-kali.
Gue lari-lari ke JP.

Sorenya gue cerita sama Boy (catat, bukan Ongki Alexander di film "Catatan si Boy") dan dia bilang "kalo gue jadi lo mending gue naikin ke bajaj, dianter sampe stasiun n bayarin sekalian. Ongkos dia aja belom tentu punya, tau arah mau kemana kan juga enggak dia". Kurang lebih begini si Boy bilangnya.
Gue baru terpikir.
Tersentak.
Iya ya.. gue tau dan gak perlu diperjelas..
ongkos yang dimiliki si ibu sangat disangsikan.
Dia yang riskan banget naik metromini dengan keadaan gitu.
Dari stasiun dia tau mau kemanapun, juga disangsiin walau dia tau mau ke rumah adiknya.
Kenapa tadi gak gue naikin aja seperti yang Boy bilang.
Bukan.. gue bukan gak terpikir.
Tapi gue gak mau peduli sedikit lebih lagi buat dia.
Gue peduli gue yang harus segera sampe di JP, balapan sama hujan yang toh gak memburu.

Berhari-hari sampe hari ini, gue kepikiran sama si Ibu itu dan gue nyesel.
Dia sampe ga ya di rumah adiknya?
Bayar dan turun dari metromininya gimana ya? Ada yg bantuin gak ya? Gue ingat si abang bajaj yang cuma ngelirik si ibu tadi sejak dia berdiri bingung di tengah jalan, berarti ada kemungkinan gak ada yang bantuin ibu tadi donk?

Dimarahin gak ya dia sama adiknya?
Kalo dia berhasil sampe di rumah adiknya....

Gimana kalo, kita ketemu ibu-ibu tadi dan bayangin kalo itu nyokap kita?
Gimana kalo itu Ibunya si abang bajaj tadi? Apa dia masih diam aja pelongoin nenek-nenek buta arah di tengah jalan yang salah-salah bisa disamber bis?

Sabtu, 25 Desember 2010

Christmas Day

merry
christmas
everybody!

have a wonderful c
hristmas
and
joyful holidaaaayy!

yuhuuuy!

Sabtu, 04 Desember 2010

The Prince and The Princess, Love, and Dreams

a prince save the princess.
With a very brave heart, he save the princess's life.
Destroying the curse, fighting with the bad witches, riding a dragon, bringing a sword, reaching the tower, till finally found the princess.
That's how the story goes.

But today, I found something different story about how you meet your prince.
Or, how the prince found the way to see you, princess. :)
There's no dragon or a sword (or in this case, maybe oneday a pan can replace a sword).
And there's no magical powder or such a destiny.
They met by a dream.
Not a dream in your bed time. No..

It's about how the dream will bring you to a very magical adventure,
that you never thought before.
Meet so many friends and surprises,
Finding what your dream is.. something that makes you wanna jump! cry! run and never stop for running..
Reaching what you've been dreaming about..
And how amazing a dream works in your life.
And ofcourse, because we are talking about a prince and a princess,
dreams also bring you to a love story.
Finding someone who won't make you stop for dreaming and believing.. But make it bigger, bigger, and bigger day by day..
Someone who runs with you to catch the dreams together.

Heart this movie a lot. :)
Love the moment when they saw so many flying lanterns in the night sky.
So romantic, right? hehehe..

Mr. Eugene, you are such a dream prince of mine anyway.
And you Miss Rapunzel, you're one of my most favorite princess now. :D


Selasa, 30 November 2010

a Journey With Google Street

Frome, UK


I'll send you a letter from here :)
Alfriston Village, East Sussex, UK


East Sussex, Ticehurst, UK


Frome, UK


Kent, Stanford, UK

Now I'm using google street, thank you very much Mr Google!
One day, what u see in here are capt from my eyes,
my camera. :)

Dan ada gue di dalam foto-fotonya :D

Kamis, 25 November 2010

Tentang Perempuan, Tentang Jatuh Cinta

Ada yang jadi lebih cantik, padahal biasanya lusuh kayak kertas ulangan matematika yang nilainya jeblok terus di 'uwel-uwel' sama yang punya.
Ada merah-merah di pipinya, bibirnya yang biasa kering sedikit pecah-pecah (panas dalam mungkin) belakangan berubah menjadi mengkilat basah-basah.

Ada yang biasanya kemana-mana berbekal kaos dan celana pendek, emm.. sekarang juga masih sih. hahahha.. Tapii.. bedanya sekarang celananya bisa ada ombaknya. Itu loh, apa sih namanya kalau rok yang bersusun, rample? ya apa lah itu namanya.
Walau berbeda dengan sebelumnya, yang membubuhkan pemerah pipi di wajahnya, perempuan satu ini pipinya juga jadi ada merah-merahnya, bahkan sering kali ke seluruh wajah. hwhahaha...

Senyum bertebaran dimana-mana, gigi putih berjejer. puitis mendadak, bisa bikin lagu mungkin. daya khayal.. meningkat!
frekuensi curhat.. meningkat drastis!
kemampuan berbahasa asing meningkat, jadi sering digunain buat upate status.

Percaya atau tidak, di kala jatuh cinta banyak hal ajaib yang akan terjadi pada perempuan.
Entah mengapa gue yakin jika dibanding sama laki-laki, perempuan lebih seru. hahaha..

Yang galak bisa jadi kalem. Yang bau bisa jadi wangi. Yang lusuh bisa jadi kinclong.
Ini contoh saja.
Tapi bisa juga jadi begini :
Yang mukanya mulus, jadi jerawatan. (Ada dua pilihan, banyak yg tersimpan dan akhirnya malah jadi jerawat. Atau stres mikirin nasib cintanya sampe jadi jerawat)
Yang matanya belo bisa jadi sipit. (kebanyakan nangis)
Yang rambutnya panjang, bisa tau-tau pendek, salah-salah jadi cepak. (patah hati, potong rambut.. apa hubungannya ya padahal? hahaha)

Ah ada tahap dimana jatuh cintanya memasuki klimaks.
Dilanda dilema "maju atau mundur".
Urat malu kadang ditebas pada tahap ini demi mencapai tujuan.
Ada juga yang gugur sebelum berperang, biasa terjadi atas dasar teori "perempuan pamali ngejar duluan" (padahal muka pengen ngejar bocor kemana-mana). hahahah...
Oh, muncul 'pendatang baru'.
Korek sana, korek sini.
Gundah gulana dikala mendapati saingan di atas angin.
Menyerah? belom.
Maju lagi!
Gagal?
Sialnya, yg terakhir ini yg lebih sering terjadi. Bahahahaha...

Kalo nasib lagi baik, gandengan didapat.
Kalau nasib berkata lain, kita masuk ke tahap "penguatan diri".
Akan muncul sosok-sosok perempuan (yg berusaha) tegar.
Padahal bantal udah dibacok-bacok.
Lagu-lagu jatuh cinta udah berubah jadi lagu-lagu suram.
Mencari lirik-lirik yang kiranya cocok, lalu merasa mirip dengan lagunya.
Padahal belom tentu, sok disama-samain aja.
Biar kesanya gimanaa gitu. hahaha

Yang puitis, kini jadi ahli pembuat quotes.
khusus quotes penyemangat hati pasca luluh lantak.
Hahaha..

Percaya deh, perempuan kadang nyebelin.
Apalagi kalo lagi mabok cinta.
Tapi percaya deh, lucu loh.
hihihii...

Davy,
waiting for,
alovestory :)

Selasa, 23 November 2010

Sembilan Belas


19
21.11.2010

ya, 2 hari lalu usia gue genap 19 tahun :)

Sekitar pukul 00.30 dini hari, gue berada di ruang rapat EKI Dance Company.
Di ruangan itu gue duduk bersama Vinny, Bowo, Andre, Mike, Mefi, Kresna, dan Uli.
Kami sedang mempersiapkan "Celingak-Celinguk Jakarta" Talkshow,
yang akan diadakan pada pukul 10.00 pagi, tepat di tanggal 21.11. 2010 tersebut.
Beberapa saat sebelum rapat selesai, gue mengingat-ingat apa yang gue lakukan
di tahun-tahun sebelumnya pada jam yang sama.

Gue biasanya sedang menatap handphone gue sambil tiduran belaka, menanti siapa gerangan yang akan memberi ucapan pertama.
Kalo lagi punya cem-ceman, tentu saja sejuta harapan kalo-kalo dia yang ucapin. Tapi biasanya.. ini tidak kesampaian.
Malang. hahaha
begitu itu terjawab, gue akan menanti siapa-siapa saja yang akan memberi ucapan selamat di tengah malam.
Kalo rajin, gue hitung berulang-ulang. Hahaha
Senengkan kalo dapat banyak ucapan? hihihi

Biasanya juga gue menjalani hari gue seperti biasa, udah lama gue gak berjumpa dengan kue dan lilin. Ataupun kado.
Terakhir kalo gak salah di ulangtahun gue ke-16.
Hahaha..

21.11.2010
Semuanya berbeda buat gue.

Gue berada di ruangan itu bersama mereka yang gue kagumi.
Gue seneeeng banget bisa ada di sana.
Gue seneng ada yang bisa gue lakukan di sana.

Lilin dan kue, mereka membuat surprise.
Syelly, Silvi, Ellen, Putra, Olin, Bowo, Mefi, Vinny, Mike, dan semua yg ada di sana..
Makasiihh banget yaaa XD
Akhirnya gue tiup lilin! hahahaha

Gue mengikuti kelas menulis gue untuk pertama kalinya.
Setelah selama ini kerap kali batal, kali ini gue berhasil!
Gue seneeeng banget bisa ada di sana bersama mereka yang lagi-lagi gue kagumi.
Gue gak ngerti juga sampe bisa ikut kelas ini, tapi terimakasih ya buat kalian berdua.
sungguh.
*speechless*
Pokoknya gue seneeeeeeeeeeeeeeeeeeeenggg bangetttttt!!

Rica menelepon.
Kami nangis berduaan.
Kangeeeeenn bangeeet sama dia.
Dia menyanyikan happy birthday yang nadanya melenceng kemana-mana,
tapi mau gak mau, tetep indah terasa.
Harus maksud saya.
ahahaha

Ner, dia menitipkan voice not untuk saya.
Dan saya kaget dia bisa melakukan voice note seperti itu.
hahahhaaha..
Ner, saya seneeeeng! hahaha


Blue Converse, Banana Agenda, Delicious Dot Diary.
Sepasang sepatu yang sering saya impikan (walau beda warna. haha),
tapi ternyata biru lebih bagus di kaki gue yang banyak cetakan aneka sendal, mulai dari jepit sampe selop (atau ada model apalagi ya??) akibat kejemur matahari.
Agenda yang sungguh saya butuhkan, tapi sekarang masalahnya gue bingung, sayang mau dipake!
hahahaha....

Harry Potter mengantar gue berpindah meninggalkan sebuah tanggal yang hanya datang satu tahun sekali.
Kami nonton Harry Potter (akhirnyaaaa) dan sesudahnya gue menghabiskan 20 menit sebelum ulang tahun gue berakhir dengan makan nasi goreng di pengkolan dekat kampus.
Menghitung mundur detik-detik yang akan membawa bahagia untuk orang lain lagi.

Gue punya teman baru, Risya namanya.
Senaaaaang sekali bisa temenan sama diaa.
One of my birthday extra gift, Risya :)


21.11.2010
One of the greatest birthday ever in my life.
Hope I can do many things for more tomorrow, next week, next month,
see you when I'm 20.
Oou, 20. Agak ga enak juga nih. hahaahha

Sabtu, 20 November 2010

Senin, 15 November 2010

Sekadar Foto


Sandra-Davy

Saya punya teman.
Saya sering menjajah hidupnya.
Bahkan dalam potongan adegan keseharian hidup sederhana.
Sesederhana dalam berfoto.
Ini hanya salah satu contoh.
Kapan-kapan saya tunjukan yang lain.
Banyak.

Minggu, 14 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 2)

Ini kisah lanjutan dari postingan gue sebelumnya. Balada Cinta Pertama (part. 1).
Awalnya gue berniat menulis ini nanti-nanti ajah, tapi curiga niat keburu pudar, mending tulis sekarang.
Publish kapan-kapan. Hahaha..

Nah nah.. apa yang terjadi?
Tidak terjadi apa-apa dengan si Albert.
Gak seperti si Odonk bilang ada adegan jatuh di tangga berpandang-pandangan segala.
Korban sinetron dia ternyata. ckck..

Dia duduk di pinggir kolam ikan bokap gue dan "BAAA" tadi dimaksudkan untuk ngagetin gue. Becandanya gak mutu.
Dia yang lebih kaget sama "BAA" yang gue keluarkan.

Albert, setahu gue dia pada saat itu udah kelas 5 atau 6 SD.
Kita agak takut-takut main sama dia awalnya, karena kita masi secuil upil semua.
Dia sama Vera yang udah rada gede, sisanya upil.
Gue sendiri, si upil bongsor, menginjak kelas 1 SD pada saat itu.
Hampir setiap kali kita main sama dia, dia selalu pake baju bergambar "Harley Davidson".
Atau cuma baju itu yang nempel di ingatan gue, ya gak tau juga.
Dia berkacamata.
Badannya setengah gempal dan tinggi.

Malam itu, seusai "BAA-BAA'' gak penting itu, kita main sepak bola pake bola basket.
Aneh memang, iya ngerti kok.
Tenang, bolanya kecil. Apa kabar jempol kaki gue kalo itu bola basket ukuran standard.
Karena gue gak boleh keluar rumah, kita main di dalem kolam ikan tadi.
Tenang, gue tahu ini aneh lagi. Tapi kolam itu udah dikosongin.
Ikan dan airnya udah gak ada.
Seinget gue bolanya sering keluar kemana-mana karena kita lebih banyak ketawanya daripada nendangnya. Gak tau ngetawain apaan.
Nyokap gue sempat minta dia pulang karena ternyata kita main sepak basket tadi sampe jam 10an. Dia gak mau, jadilah nyokap merekomendasikan mainan di dalam.
Mainan andalan guepun dikeluarkan. PUZZLE! hahaha..
Jadilah kita pindah lokasi, main puzzle di lt.2 rumah gue.
(kayak rumah gue ada banyak aja lantainya).
Tau-tau emaknya Yohan Raymon, 10 look brothers tadi, datang untuk jemput si Albert pulang. Kita sempet liat nyokap gue ngobrol, ngintip dari atas.
Dimana ketika Albert pulang, gue baru tau apa yang dibicarain mereka tentang Albert.

Setelah hari itu kita jadi sering main.
Dia jadi sering ke rumah gue. Gue yang dulu ceritanya tukang bengek (baca : penyakitan), sering gak bisa main di luar sering-sering. Makanya stock puzzle gue lumayan banyak. Bekal mangkal di rumah. haha..
Dia yang jadi sering nemenin gue main. Walau puzzle-puzzle itu rasanya udah dibongkar berkali-kali dan saking seringnya udah gak usah mikir lagi kalo mau pasang balik.

Kita dulu takut kalo ditantang main bulu tangkis sama dia, alasannya dia tinggi dan lebih jago. Apalagi gue, main bulutangkis sama aja main tepok angin.
Kasihan juga orang yang main sama gue.
Tapi dia pede main sama gue (pede??). Sore-sore dia dateng bawa dua raket dan kok.
Gue ogah main dan ngerengek-rengek minta main puzzle aja.
Dia bujukin gue sampe akhirnya gue turun dan main.
Entah jadinya mainnya gimana, gue udah lupa.
Tapi gue jadi gak takut lagi main sama dia atau main sama temen-temen gue yang lain.

Pernah suatu hari si Anton kupret kedatengan saudara sepupunya yang usianya sepantar sama si Albert. Anton dan beberapa anak yang lainnya berniat mengajak Albert ikut main bola ama sepupu Anton yang lagi entah mengapa ngartis banget hari itu.
Mereka teriak-teriak manggilin Albert yang pada saat itu lagi main puzzle di... apa itu namanya? balkon?
Yah itu lah ya.
Mereka bujukin si Albert supaya ikutan main bola ketimbang main puzzle.
Awalnya Albert berniat ngumpet dan nyuruh gue bilang kalo dia gak ada di rumah gue.
Apa daya, si Anton kupret pret pret bilang, "bohong, tuh ada sendalnya di bawah!".
Ternyata mereka udah ngecek sendalnya Albert.
Akhirnya Albert muncul dari persembunyiannya, yang semula jongkok dibalik tembok.
Gue cuma inget dia ngomong gini, "Gak ah Ton, gue main sama Devi aja".
Dalam hati gue, makan tuh Ton. hahaha.. (mungkin bahasa gue pada saat itu beda, tapi gue yakin maknanya sama! hahaha)
Gue dari kecil memang udah kurang ajar.
Kita balik main puzzle sambil nonton Tv.
Gue yakin Anton gondok. Hahahaha..

Orangtua gue kerja dua-duanya.
Di rumah yang biasa berdua sama mbak Ami, belakangan jadi bertiga sama Albert.
Pernah si embak nyuruh dia pulang, mungkin bosen juga. Mana tau, yakan?
Udah waktunya gue tidur siang.
Tapi sebelumnya gue disuruh makan obat.
Macam serbuk antibiotik buat penangkal radang tenggorokan gue.
Dia ngebujuk embak Ami supaya dia dikasih obat juga seperti yang harus gue makan.
Akhirnya dia di kasih vitamin.
Begitu pula dengan gue.
Dan gue telen antibiotik pahit yang akhirnya karena udah sering, jadi gue suka baunya.
Dan bahkan rasanya.
Gue semangat 45 makan obat, karena berasa ada orang lain selain gue yang harus makan serbuk pahit itu. Gue ada teman seperjuangan. Yes!
Dia janji habis makan obat, dia pulang.
Ternyata tidak.

Dia bikin perjanjian baru sama mbak Ami, "Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".
Dan sepanjang ingatan gue, dia masih buka tutup pintu kamar gue sampe diomelin si embak. Karena gue malah jadi gak tidur-tidur.
Itu terakhir dia ke rumah gue.

Esok harinya gue pindahan.
Dia malah main sepeda sama Anton dan gendong-gendong anak kucing.
Dikasih nama Fani.
Habis itu dia kenalin kucingnya yang baru mungut itu, dia gak ngomong lagi.
Cuma sliweran lewat-lewat pake sepedanya sama si Anton.
Habis itu gue naik pick up bareng sama nyokap untuk berangkat duluan.

Kalo gue sekarang, mungkin gue gak akan tidur siang hari itu.
Kalo bisa diinget-inget, gue pengen tau dulu gue bisa ngobrol apa sama dia?
Apa yang bisa diobrolin sama anak kelas 6 bareng sama anak kelas 1?
Karena cuma 3 kalimat dia yang bisa gue inget,
"BAAA"
"Gak ah Ton, gue main sama Devi aja"
"Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".

Gue masih bisa inget sedikit-sedikit dia yang ngajak gue main bulutangkis, main puzzle, main sepak basket, makan vitamin, ngintip gue udah tidur apa belom, bahkan waktu dia duduk dipinggir kolam nenangin nafasnya sehabis kaget denger teriakan "BAA" gue.

Dia pake kaos harley davidson warna merah marun.
Kacamatanya yang framenya hitam (walau agak oval, gak sekeren kacamata sekarang).
Badannya yang agak gempal.
Dan gue memanggil dia, "albet kampret".
Albet, bukan Albert.

Demikianlah sepenggal cerita romansa jaman baheula yang apik tersimpan di kepala gue yang besar ini.

Davy,
memutarlagucinta,
sambilbelajaruts.
*gaknyambung*

Sabtu, 13 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 1)

Mengapa gue senang memandang laki-laki berkacamata?
Ada apa dengan potongan setengah gempal, yang satu paket dengan kacamata menjadi tampan luar biasa buat gue?
Akhirnya gue mengerti. Hahahaha..

Dahulu kala, belasan tahun yang lalu, sewaktu gue masih berusia.. emm.. aduh, berapa itu ya?
Pokoknya gue masih duduk di bangku SD kelas 1, gue beberapa teman main yang berada di lingkungan rumah gue, ada Anton, Puri, Maya-kakaknya Puri, Cinthia, Vera, Raymon, Yohan dan satu lagi bernama Albert. Sisanya gue lupa. Maafkan.

Postingan ini akan berkisah tentang Albert. Albert kampret gue memanggilnya.
Sejak kecil gue udah senang menggonti-ganti nama orang.
Nyokap gue seneng-seneng aja, mungkin dikiranya itu salah satu bakat spesial gue.
Udah banyak nama-nama buatan gue yang jadi hip. Hahaha..

Gue gak ingat benar sejak kapan dan gimana, intinya rumahnya gak jauh dari rumah gue.
Satu gang, dia di seberang, ada di ujung kanan. Dia satu rumah sama Raymon dan Yohan, dua kakak-beradik yang kalo dijejerin akan membentuk angka 10.
Yohan jadi angka 1, Raymon jadi angka 0.
hahahaha..

Suatu hari, gue dan gank gang lengkeng 2 (rumah gue nama jalannya lengkeng 2, nomer rumah gue, 42. telpon gue 5810972) main jadi "saras 008".
Inget gak, ketika ada film berjudul Saras 008 bertema superhero, dimana tokoh utamanya punya musuh bernama Mr. Gepeng dari planet krismon atau apa deh namanya, gue lupa.
Gue jadi Saras, dan beberapa temen gue yang gak mau ngalah juga jadi Saras.
Jadilah sarasnya ada banyak.
Padahal harusnya cuma ada satu.
Sedangkan gak ada yang mau jadi Mr Gepengnya.
Untung akhirnya Anton mau, karena bingung juga kalo gak ada musuh lantas kita ngapain donk? Dia jadi satu-satunya musuh dari lusinan Saras sore itu.
Di tengah pertarungan gue melawan Mr Gepeng, a.k.a Anton, dia beneran ngajak berantem.
Dia nendang perut gue yang pada saat itu masih masa imut-imutnya.
Gak seneng, gue pegang kakinya dan gue ambil sendal jepit doraemonnya.
Gue buang ke got.
Permainan usai.
Gue ngambek, Anton lebih ngambek lagi.
Yang lain milih bubar.
Gue lari pulang, takut juga sama Anton atau kemungkinan akan Emaknya yang dateng nyariin gue.
Entah minta ganti rugi atau ngomelin gue.
Atau mungkin minta gue cuciin sendalnya yang udah bau air comberan itu.
Intinya gue takut.

(ini sebenernya mau ceritain sendalnya anton atau albert ya?)

Malam harinya, nyokap gue manggil gue dari lantai bawah dan bilang ada temen gue dateng. Gue tanya siapa, kata nyokap, "Anton, Vy".
Mampus.
Gue turun pelan-pelan.
Ternyata.. jreng..jreng! Ada teriakan "BAAAA", disusul gue yg ikutan teriak "BAA".
Ternyata itu Albert.
Aduh emak gue ada-ada aja.
Dia cuma tau Anton ternyata, karena Anton tinggal tepat di sebelah rumah gue.
Jadi paling sering dilihat dan dikenali.

Ternyata si Albert.
Ada apa dengan Albert?
Apa yang terjadi berikutnya?
Hwahahaha..
Baca kelanjutannya di sesi terakhir "Balada Cinta Pertama" (part. 2).
Hwahahahahhaha...

Kamis, 11 November 2010

(un)Happy Ever After

Beberapa waktu lalu, di tengah perjalanan gue menuju JP (Jalan Padang) di siang bolong, gue mengingat-ngingat pembicaraan gue dengan salah satu teman lama gue, boleh dibilang lama.

Dia bercerita bahwa kini adiknya telah menikah. Waktu itu gue cukup kaget.
Ralat! Sangat! Sangat kaget.
Pasalnya adiknya hanya berusia setahun lebih tua (lebih sedap kalo dibaca lebih dewasa) dari gue. Dua Puluh berarti umurnya. Anggap saja sekarang gue sah sembilan belas.
Gue tidak bisa membayangkan dia, sebut saja Johan (kesamaan nama tokoh hanya kebetulan belaka, tidak disengaja), berkeluarga di usia sedini ini dan dengan keadaan belum siap.
Paling tidak menurut gue dia belum siap, dan sejuta umat diluar sana berpendapat demikian.
Tapi ya mau bagaimana lagi.

Ada informasi penting juga dibalik ini semua,
gue naksir berat sama si Johan ini waktu gue duduk di kelas 3 SD.
Sampai SMP, entah kelas berapa, gue masih naksir dia.
Tapi ini bukan faktor cemburu buta yang menyebabkan gue shock berat mendapati dia sudah menikah.
Bahkan ketika kakaknya, yang teman gue, sempat berniat menunjukkan foto pernikahannya. Untung niat baik itu diurungkan kembali olehnya.
Entah untuk alasan apa.

Selang beberapa hari dari pembicaraan gue dengan teman gue itu, gue bertemu dengan teman gue yang lain.
Bertemu untuk membicarakan pernikahannya di depan mata.
Kalau yg sebelumnya setahun lebih tua, ini setahun lebih muda.
Bedanya lagi, sebelumnya laki-laki, ini perempuan.
Pas deh. Dua sisi.

Gue sempat bertanya dimalam sebelum perjumpaan tersebut, kenapa nikahnya harus kejar tayang? Dia menjawab, "lo mau punya keponakan, Vy!".
Baiklah. Saya paham maksud anda.
Besar di daerah pinggiran kota yang cukup "brekele", gue sering mendapati situasi begini terutama di lingkungan sekolah gue.
Tapi belom pernah yang sedekat ini.

Dia teman seperjuangan sehidup semati gue jaman sekolah.
Ngangkot bareng, jalan kaki bareng, temen setia gue setiap mati lampu.
Temen yang sering gue utangin.
Kalo gue gak bikin PR, dia juga gak bikin.
Kurang apalagi coba?

Mereka belum siap, masih cukup jauh dari siap.
Mereka belum mapan, jauh dari mapan.

"lucu aja vy entar gue main sama bayi."
"gue bosen aja sama sehari-hari gue yang begini"
"kalo gak gini, dia gak diterima sama nyokap gue vy"

Will it become a funny story?
It's not a f**n reality show.

Is it a happy ever after story, just like in a fairy tale, a part where you meet a prince and getting marriage?
Is he the prince?
Will it become better?

Both of us know about it in a silence.

I remember what she ever said to me,
"somebody gets a chance to get out of here, somebody don't. Trapped by these situations."

Really?

Rabu, 03 November 2010

Ninja Hatori Bercadar Siap Ke Pesta

Semalam untuk kesekian kalinya rapat GM (Generasi Muda) membahas kisah-kisah anak GM Tegal Alur dimana tentu saja gue salah satu bagian dari daerah, itu mau tidak mau terseret.
Singkat cerita, arah pembicaraan membahas tentang segala daya upaya untuk menjadi eksis atau kerenlah.
Anak muda gitu loh, gak mau keren, bohong aja. Hahaha...

Mau tidak mau, kisah sancipa (tipu-manipulasi) yang pernah gue tulis juga sebelumnya di sini, di ceritakan kembali. Tetap tolol. Itu tidak berubah.
Mau diceritakan berapa kalipun, tololnya gak berkurang.
Mungkin suatu hari gue bisa cerita sama keturunan gue.
Tanda gue pernah jadi anak muda banget, tolong digaris bawahi ya, BANGET!.
Bahahaha...

Nah, bangun tidur tadi tiba-tiba gue teringat sancipa gue yang masih ketinggalan.
Rasanya kalo besok-besok gue nemu lagi, wajar.
Udah terlalu banyak dan tak berujung rasanya kisah sancipa tolol gue.
Gapapah, atas nama anak muda.
Hahahaha....

Beberapa tahun lalu, SMA kelas 2 kayaknya, banyak banget tuh acara sweet 17-an.
Setahun itu penuh sama acara ulang tahun 17-an (ya iyalah, seumuran).
Salah satu acara sweet 17-an yang heboh yang gue datangi waktu itu adalah acara ulang tahun teman baik gue sejak SD.
Sebut saja Wati. hahaha
(Namanya Lulu Anti.. hihi.. maap ya Lu!)

Dia menyelenggarakan acara ulang tahunnya di salah satu cafe di Sarinah sana.
Gue yang pada saat itu sudah berdomisili di Dadap (yang jauhnya setengah abad dari sana) sudah menyusun rencana matang untuk kepergian gue ke sana.
Gue akan diantar bokap ke rumah salah satu teman (teman baik gue dari jaman SD juga) dan breangkat bareng sama dia, naek mobil.
Dandan dan ganti baju, di rumahnya aja.
Beres donk? Gue bisa mendarat di Sarinah dengan aman sentosa.

Tapi nasib berkata lain, takdir memaksa gue mengubah semua rencana indah yang udah gue susun rapih jali itu.
Di tengah perjalanan menuju rumah Tya (teman baik dari jaman SD yg satu lagi tadi), ban motor bokap gue kena paku. Bocor.
Sama seperti ban motor bokap gue, gue menciut.
Waktu terus berjalan, hati ketar-ketir takut ditinggal.
Dugaan gak meleset, Tya menelepon.

"Dav lo dimana? Gue bener-bener mesti jalan sekarang nih. Gue bantuin pegang lilin soalnya, jadi mesti dateng duluan. Sorry ya, Dav?"
"Oh oke deh Ty, see you!"

Gue gak peduli lagi apa maksudnya megang lilin di acara ulang tahun? Ini mau doa lilin di goa maria? Rasanya Sarinah gak nyediain fasilitas itu. Pegang lilin di kuenya juga gak mungkin, lebih bego lagi.
Nyebut "see you" juga ragu, curiga gak jadi dateng.

Akhirnya bokap membesarkan hati gue dengan berkata dia bersedia nganter gue ke Sarinah.
Sayangnya bukan di situ letak masalahnya, Papa.
Gue yang pada saat itu termangu sambil nunggu ban motor bokap selesai ditambal, merasakan hati berkecamuk hebat.
Gue pengen banget dateng ke ultahnya Lulu, penasaran pula.
Tapi di satu sisi gue gak ngerti gimana mendarat di sana dengan dress tapi tetap rapih jali.
Dan pada saat itu, gue merasa gak oke juga naik motor ke sana. hwahahaha..

Jadilah gue meluncur ke Sarinah dengan perabotan lengkap.
Tetap pake dress! bahaha.. tapii...
Gue lebih mirip ninja hatori bercadar yang lagi mau balap motor ketimbang anak perempuan bersiap ke pesta.
Singkat cerita dengan kostum aneh luar biasa seperti itu gue sampe juga di Sarinah.
Gue deg-degan setengah mati sewaktu motor bokap melaju perlahan untuk nyari parkiran.
Daaaanggg!
Tepat di depan gue, sebuah mobil kijang krista berhenti dan menurunkan muatannya.
Baaa! Itu temen-temen gue.
Sepersekian detik gue ngeri mereka melihat gue dan berhasil mengenali ninja hatori bercadar berhelm di depan mereka adalah gue.
Tapi untungnya itu tidak terjadi.
Begitu sampai, gue melesat ke kamar mandi dan keluar layaknya anak perempuan mau ke pesta. Bahahaha..
Sang bokap menunggu dengan penuh sabar.

Gak pake babibu, gue melesat ke tempat pesta berlangsung.
Sukses! Semua berjalan lancar, sampe salah satu teman gue (teman baik dari jaman SD yang ketiga) bertanya gue ke sini sama siapa dan naik apa.
Dia tau benar gue gak punya mobil dan dengan polosnya berkata,
"Gila lo Dav naik motor sampe ke sini, dari Dadap kan jauh banget!"
Dia gak berniat jelek, dia memang begitu.
Dari jaman dulu, sampe sekarang.

Gue ngeles, "Oh enggaklah! Uda gila kali, Lys, kalo gue naik motor dari Dadap ke sini pake dress begini!".
Padahal emang begitu kenyataannya.
Bahahahahhahahhaha..
Aduh gue ngakak ngetiknya.
Bahahahha...

Si sahabat ajaib kemudian membalas, " Eh tapi gak juga sih, gue juga suka lagi dianter bokap naik motor yang jauh-jauh. Hahaha"

Hening. hahahah...
Dia anak orang kaya, tapi dia selalu pede dianter pake kendaraan apapun.
Berapapun rodanya, empat? dua? sembilan?
hahaha.. kendaraan apa yang rodanya sembilan?


Selepas makan dan begini-begitu gue pamit.
Mereka bilang gue terlalu cepat.
Tapi apa daya, gue bilang gue gak boleh pulang malam.
Padahal gue boleh-boleh aja, tapi bokap gue yang nungguin gue entah dimana itu yang jadi pertimbangan.
Kasihan juga. hehehe

Akhirnya gue pulang dan bersiap jadi ninja kembali.
Bokap gue ternyata menghabiskan waktunyadi bakmi GM dan bertanya-tanya kenapa gue cepet amat.
Ini mengapa gue sayang banget sama bokap gue. hahaha...
Tapi akhirnya kita pulang, kembali ke Dadap.
Gue cerita sama bokap gue tentang pembicaraan gue dan Ellys dan kita ngakak berduaan di jalanan.

Nyokap menyambut hangat kepulangan gue dan bokap,
dia cuma bertanya, "gimana?" sambil cengengesan.
hahahah...

Selasa, 26 Oktober 2010

Merindu Sahabat

kangen. kangen.
kangen. kangen. kangen. kangen. kangen. kangen.
kangen. kangen. kangen. kangen.

Farica Purnamasari.
Yoel Christian.
Gerry Andreas.

baaaaa.....
...ngeeeeeetttttttttt!!!!!!!

Macet : Jakarta sih!

Daerah sekitar kampus gue udah ngetop luar biasa kalo bicara urusan macet,
kebetulan jalanan di sini, menurut gue, kurang kondusif kalo harus dilewati kendaraan roda empat yang jumlahnya keroyokan.

Baik yang bawa kendaraan, berapapun rodanya sampe yang ngampus cuma jalan kaki (untung ga pake sepatu roda), udah tau banget soal macetnya.
Kalo jalan kaki aja bisa macet, apalagi yang bawa kendaraan?
Herannya, jumlah kendaraan yang dibawa kian membludak. Bukan menipis.
(loh? menipis? salah penggunaan kata tampaknya).
Semalem Jakarta di guyur hujan dengan hebohnya.
Rencana gue menghabiskan sisa Senin malam di mall terdekat hampir batal, lalu benar-benar batal akhirnya. Hujan tidak menghentikan niat gue yang 45, tapi apa daya, kondisi jalanan berkata lain.

Pertigaan terdekat yang jadi.. emm.. apa ya? tulang punggung utama? aduh bahasanya ngaco, ya pokoknya yang krusial deh ya..
kembali ke soal pertigaan tadi, keadaannya ruwet setengah mati.
Semua menyalahkan hujan, jalanan, dan Jakarta.
Sebelum jauh-jauh membicarakan keseluruhan kota Jakarta malang, mari bicara pertigaan Batu Sari yang semrawut ini.

Metro mini yang gue tumpangi diomelin sama beberapa pengendara motor.
Yang gue heran, metro mini ini berada pada jalur yang benar, sebaliknya motor-motor itu menyambar jalur metro mini ini.
Dimana mereka jadinya berlawanan arah dengan metro mini gue. (metromini gue??)
Tapi yang diomelin malah si abang metro mini.
Begitu juga yang terjadi di samping kanan gue, semua serobot-serobot hingga akhrnya terjebak sendiri di jalur yang salah dan terjadilah saling mem-block jalan dan main umpat-umpatan.

Kejadian serupa pernah gue alami sewaktu berada di Trans Jakarta, para pengedara motor mengumpat supir bus dan bahkan menggebrak pintu bus.
Padahal, sama seperti tadi, mereka menyerobot jalur busway.

Kembali ke Batu Sari, berhubung rasanya sampe babi bisa terbangpun ini gak bakal jalan-jalan. Dan waktu sudah menipis, gue turun dan pulang kembali.
Hujan pula.
Sempat terpikir, pengen nantangin macet, maulihat gimana akhirnya semua kendaraan ini bisa jalan. Sedangkan posisi mereka sudah seperti kotak-kotak TTS.
Tapi ya gak mungkin juga gue kerajinan nunggu di dalam bus yang bergerakpun tidak itu.
Pulang deh.
hahaha

Jangan bawa mobil kalau tau macet.
Jangan mengumpat kalau udah tau salah.
Jangan salahin kota Jakarta aja,
kalo masih semau gue.
(memangnya isi kota ini siapa juga?)

Marmut Item

Beberapa waktu lalu gue berniat meminjam buku bacaan sama Sandra.
Gue request beberapa judul dan akhirnya dipilihkan Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika.
"Lo emang harus baca ini, biar belajar", kata Sandra yang akhirnya bawain gue buku tersebut.

Beberapa hari dari situ, kalo Raditya Dika punya marmut merah jambu, rasanya gue punya marmut yang sama, beda warna tapi.
Marmut gue item, kecebur got.
Sama sekali bukan warna merah jambu merona.
Walau gue gak tau pasti warna merah jambu tersebut didasari oleh apa, tapi kesotoyan gue mengatakan karena itu warna jatuh cinta, seperti isi bukunya Dika yang kali ini banyak cinta-cintaannya.

Lalu apa kabar marmut item gue?
Kalo si marmut pinky lagi megang kuaci, marmut gue lagi nyopotin mahkota bunga, sehelai demi sehelai. Bahahaha..
Hyaah.. apa itu ya?
Marmut malang gue terkena gejala patah hati.
Dia merasakan apa rasanya mendongo sepanjang hari akibat hati terbelah.
Dia main twiter, dia akhirnya merasakan hal-hal yang sebelumnya dirasakan oleh teman marmut lainnya (si marmut hijau terutama-hayo, tau ga itu siapa? haahahaha) yang juga sering mendapat kenyataan pahit lewat twiter-an.
Rasanya semua update berita hangat gak ada artinya ketika menemukan sebuah tweet yang membuat nelangsa. hahahaha..

Si item akhirnya tau mengapa membuat status atau tweet-tweet patah hati ternyata cukup membantu (dan mengapa buanyak sekali status/tweet itu bertebaran dimana-mana).
Dia akhirnya tau kalo lirik-lirik lagu percintaan tidak dibuat secara sembarangan ataupun melebih-lebihkan. Maap, dulu kira-kira begitu yang terpikirkan. Hahaha
Dia sah jadi marmut abg galau.

Jadi inget salah satu adegan favorit gue di film Laskar Pelangi,
si tokoh utama kaget setengah mati mendapati kenyataan ditinggal pergi oleh gadis cina anak juragan toko kelontong tempatnya membeli kapur,
dimana digambarkan seolah mendadak semua barang di toko tersebut berjatuhan, jalanan menjadi kosong, dan mulutnya hanya membentuk huruf "O".
Plus hembusan angin pilu yang menebarkan selembar kertas koran di tengah jalan yang kosong.
Bahahaha..

Hari ini, hari Selasa.
Banyak tugas dan pekerjaan menantinya.
Terima kasih juga untuk beberapa marmut senior yang sangat membantu.
Bye bye Senin galau,
sesuai janji saya dengan si hijau, hanya Senin yang jadi pengecualian.
Dia mau memperjelas benar sebenarnya apa yang dia rasakan dan harus diapakan.
Tapi tidak lagi dengan galau.
Yah mungkin nanti sisa sedikit-sedikit ya maklumlah ya.
hahaha..

Marmut item gue sekarang sedang siap-siap luluran.
Biar gak item lagi.
Walau belum menjadi pink.
Paling gak, ya gak dekil begini.

nb : Iya San, belajar nih. Praktek pula. hahaha

Selasapagi,
nguapdansenyum,
Davy :)

Irama


Heyaaahhhh!
hahaha
Iseng googling lirik-lirik lagu, entah bagaimana caranya nyasar ke Rhoma Irama, sang tokoh legenda dangdut Indonesia yang sangat happening pada jamannya itu.

Dan entah bagaimana lagi, gue dapet gambarnya, plus tandatangannya! hahahaha

Pertanyaan gue cuma satu, sepanjang pengetahuan gue (yang kadang menyempit dan meluas), beliau merupakan Dangdut legend, nah kok disini beliau tampak seperti salah satu anggota Bon Jovi atau Guns n Roses mungkin. hahaha

Daan.. stylenya bikin gue bertanya-tanya, jangan-jangan dia juga main di film Rambo sama Stallone. Rambo versi dangdut star. Nembak sambil joget.
Bahaha..

Ngaco. Hahahaha..

Rabu, 20 Oktober 2010

Ibarat Kentut

Kadang keinginan menulis sama seperti hasrat membuang gas domestik.
Pengeeeennn banget, tapi kadang tertahan.
Entah karena terlalu banyak yang ingin diceritakan tapi bingung nulisnya (yang sama artinya dengan perasaan tak menentu-perasaan tak menentu tidak selalu negatif).
Entah karena cuma gatel karena pengen menuh-menuhin blog (ini paling gak penting).

Beberapa waktu belakangan ini gue selalu mendapati diri dalam keadaan setengah wat, sisa tenaga cuma cukup untuk cuci muka sikat gigi, ganti baju, cek sms yang gak terbalas (kadang niat luhur ingin balas, tapi sering gak terwujud), lalu ketiduran serta merta sambil pegang hp kalo gak kacamata yang masih nempel di muka.
Curi-curi waktu blogwalking di kantor (ce elah kantor), kadang lumayan juga.
Tapi deg-degan kalo ada yang buka pintu, serasa jadi maling jemuran.

Seperti hari ini, akhirnya gue mendapatkan jawaban atas kegalauan hati yang merongrong beberapa waktu belakangan ini, gue pengen banget nulis ini di blog.
Tetap dengan predikat "bencong" yang gue sandang.
Akhirnya gue mendapat jawaban mengapa gue begitu, gue ulangi.. membencong.
Tapi gue bingung gimana nulisnya.
Ditambah gue sedang sedikit gerah sama urusan menulis beberapa waktu belakangan.

Ini tentang bagaimana gue menghargai sosok laki-laki di kehidupan gue sehari-hari.
Betapa sulitnya itu gue lakukan.
Ini tentang gue yang memilah siapa yang ingin gue hargai dan tidak.
Ini tentang apa yang gue lakukan yang kemudian menyakiti orang lain.
Ini tentang bagaimana akhirnya gue kena batunya.

Nah, gue gak tau lagi apa yang mau ditulis.
Hari Minggu, di Kupas Tuntas kali ini, gue percaya banyak yang bisa gue tulis.
Pasti ini akan terjawab lagi dan gue pasti berubah.
Gue mau.

Ibarat kentut, pasti enak banget.

*tuutttt!*
legaaaa.....


(tulisan gak jelas)

Senin, 18 Oktober 2010

Flying Slurpee

Sabtu malam lalu gue dan 13 teman lainnya keroyokan menonton Step Up 3 - 3d (yg gak 3d karena kantong cekak, mau gak mau nonton yang biasa aja).
Di sana gak usah dijelasin panjang lebar ya sudah pasti adegan menari dimana-mana, dari awal sampai akhir cerita.
Tapi beneran deh, rasanya langsung pengen join sama club nari.
Baru nonton aja udah berasa keren, nonton sambil joget-joget (padahal yang gerak cuma telapak kaki sama jari tangan. Itu yang disebut joget?).
Selebihnya, terpana. Atau, teriak.. "wuuuwww!!..hooooowwww.."
Untuk teriak, Silvi yang jadi tokoh utamanya kemarin.
Serasa mereka menari di depan mata.
Iya sih depan mata, tapi di layar.

Nah nah, ada satu adegan yang gak bisa lepas-lepas dari kepala.
Bukan ketika penarinya melempar badan kemana-mana,
bukan ketika penarinya meletakkan kepala mereka sembarangan,
bukan juga ketika mereka menari seperti gaya kipas angin, muter gak berhenti-berhenti.
Tapi..
adegan dimana si cowok dan si cewek (pemeran utamanya nih),
ciuman di atas blower atau apalah itu namanya.

Adegannya : mereka berciuman, angin berhembus dari bawah sehingga rambut mereka berterbangan layaknya di iklan-iklan shampo.

Pengambilan gambar : berputar-putar, sehingga memungkinkan kita melihat letak bibir secara seksama dari berbagai sisi.

Latar : pemandangan gedung di sore hari dan langit jingga.

Biasa aja bukan? Adegan dan latar bahkan pengambilan gambar macam ini bisa kita lihat di hampir semua film (mulai dari Box Office, India, sampai sinetron. Mungkin! haha).
Yang bedaaa...
Pada saat mereka berciuman, ada "slurpee" berterbangan warna-warni di sekeliling mereka.
Ceritanya si slurpee di terbangkan blower tempat mereka berdiri sehingga terlihat seperti.. emm. . Apa ya itu? kunang-kunang?
Yah terlihat seperti slurpee yang terbang-terbang lah ya?

Oke, tampaknya boleh juga.
Blower ditambah slurpee!
Jadi kalo suatu hari gue kencan,
mampir dulu ke 7eleven beli slurpee!
Nah masalahnya, nemu dimana gedung yang ada blowernya dibawah begitu?
Gak perlu bawa properti kipas anginkan?
Hwahahahaha...

now playing : This Girl-Laza Morgan
*backsound waktu adegan itu berlangsung


Davy,
huntingblowerdanslurpee,
danygpunyabibir,
tentusaja.

bwahahaha....

Submitted : Oct 17th (No Late!) Yeay!

Last minute!
Yak, submitted! wuhuy!
However the result does,
the "party" should be joinned!

walau, seperti biasa.. tetap melipat tangan dan berharap.
hahahaha..
Yeay, ontime! :D

Minggu, 17 Oktober 2010

Generasi Muda Indonesia : Bermimpi, Berpesta, Berkarya

Gue percaya kalau setiap orang itu pasti memiliki impiannya masing-masing.
Gue juga percaya kalau setiap orang itu pasti punya caranya sendiri untuk menggapai impiannya.

Ya, gue suka menulis. Novita, Ellen, Dessy, Calisna, dan Sisca suka menari.
Ahya, Sandra juga suka menari.
Nicky sama Moko suka fotografi.
Rica suka belajar bahasa Jepang, Caroline suka berpose di depan kamera ataupun berlenggak -lenggok di atas catwalk, nah kalau Fabian, dia suka menulis dan tulisannya sering kali menginspirasi banyak orang.
Yoel suka menyanyi dan dia sedang mengikuti perlombaan, minggu ini dia lolos menjadi 7 besar.
Oh Vinny suka beraksi di atas panggung dan membawakan acara, dia juga suka menulis tapinya.

Gue percaya ini hanya sebagian kecil, yang sangat kecil dari jutaan generasi muda di luar sana yang berpacu dengan waktu, berlari dengan setiap kesempatan yang ada untuk mengejar impiannya.
Gue percaya, semuanya memiliki warnanya sendiri untuk menunjukkan siapa dirinya dalam karya yang mereka buat.

Sedikit mundur ke belakang, beberapa hari lalu ketika gue membahas sebuah tema untuk acara yang akan diselenggarakan di kampus, gue mendapat pertanyaan tentang apa sebenarnya maksud dari menjadi Indonesia?
Pusing mikir sendiri, kami berpikir keroyokan.
Ah! Sekitar jam setengah 7 malam, gue mendapat jawabannya. Paling tidak itu jawaban versi gue.

Menjadi Indonesia, setiap orang memiliki jawabannya sendiri.
Generasi muda Indonesia, memiliki bentuk jawabannya masing-masing.
Karena generasi muda Indonesia adalah generasi yang berani memiliki impian yang besar,
generasi yang bangga dengan keberagaman pesta warna di bumi pertiwi,
dan generasi yang tak hentinya berkarya.

Bukan untuk menjadi beda,
bukan untuk menjadi sama,
melainkan untuk menjadi Indonesia.

Sabtu, 16 Oktober 2010

BYG : Best Young Generation

Saat ini gue sedang mempersiapkan sebuah naskah untuk dilayangkan ke Bapak Menteri Budaya dan Pariwisata Indonesia.

Oke, aduh gue seneng banget.
Tapi saking senengnya gue gak tau mau nulisnya gimana.
Intinya gue seneng.
Sementara itu dulu.

Ini menyangkut beasiswa yang dinanti penuh harap akhirnya digelontorkan ke bumi.
Ini menyangkut kalimat pertama di atas.
Ini menyangkut rasa bangga, haru, senang, syukur, dan berjuta rasa-rasa yang tak mampu diungkapkan kata-kata (sedikit mengutip lirik lagunya Maliq n D'essential).
Ini menyangkut sebuah hal yang tak terbayangkan.
Ini menyangkut rasa terimakasih yang begitu besar.

Dan ini gak akan ada kalo gue gak ada di BDI.
Gue bangga mereka bisa kenal BDI,
bisa gue ceritain apa itu REACH.

Dan selepas diskusi berakhir,
ketika mereka mempertanyakan darimana semua itu,
pemikiran itu,
cita-cita itu kudapat,
hingga semua diskusi itu melahirkan sebuah kepercayaan,

gue menutup sebuah note book bertuliskan
"we are BYG
REACH
kompleks kuil Myogan-Ji
Megamendung
19-27 Juni 2010"
yang gue dapat gratisan ketika mengikuti ajang tersebut yang sekaligus menjadi alas coretan gagasan di meja itu,
dan bercerita apa maksud tulisan di note book itu.
Dari situlah semua berasal.

Pembicaraan diakhiri sekitar pukul 19.00,
gue mengakhiri kisah gue dan melenggang pulang bersama 2 teman hebat gue lainnya.
Kami pulang dengan senyum bangga dan semangat baru :)

3 Idiots, or 4 Maybe. hwahahaha

Biarlah ini menjadi rahasia gue dan alam semesta raya atas segala gejala ketololan yang terjadi di malam ini.
Opera asmara gejolak remaja putri.
Hwakakakakakakaka...

Davy,
terperangkapdalamdiagram,
wanitawanitajatuhcinta.

catatan : perempuan jatuh cinta seringkali menjadi tolol. tapi itu seninya. oke, gue akui itu sekarang.

Rabu, 13 Oktober 2010

Cangkok Arwah

Gue gak ngerti apa yang sedang dipresentasiin sama ketiga teman gue didepan sana.
Dengan segala hormat dan maaf, gue bahkan bingung sebenarnya itu membahas apa.

Gue mahasiswi psikologi yang sekarang sedang menjalani masa bahagia di semester 3.
Dan kemarin adalah kelas psikologi keperibadian,
setau gue begitu.

Gue berusaha menyimak semaksimal mungkin apa yang ada didepan,
sampe-sampe gue senewen (baca : kesel) waktu si Emma, salah satu teman sekelas gue, manggil gue untuk ngomong hal yang sama hampir setiap 7-10 menit sekali.
"aduuh mampuuuss, gue belom bikin nih. kumpulnya kapan ya?"
dan gue jawab (berkali-kali) dengan jawaban yang sama,
"sama, belom! kumpul hari ini."
dan yang terakhir gue jawab,
"sama, belom. kumpul hari ini. diem dulu, ma. entar lo mampusnya beneran nih."

Ternyata mereka membahas teori Carl Jung, yang kalo gak salah adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang wajib diketahui sama semua orang yang mau belajar psikologi.
Jadi, suka gak suka, kalo mau dibilang anak psikologi, kita harus tau sejarah hidupnya dia.
Ya okelah.
Mereka menyebut-nyebut kata "arketipe" yang gak tau kenapa bayangan gue lari ke bangunan-bangunan mesir kuno dan tulisan-tulisan kuno di dindingnya. (barusan gue googling dan menemukan kenapa pikiran gue lari sejauh itu, ternyata yang terbayang sama gue itu arkeologi).
Gak lama dari sana, mereka membahas bagaimana keperibadian seseorang bisa memiliki banyak unsur.
Gue mencoba menterjemahkannya sesederhana mungkin, dengan perumpamaan beberapa teman sekelas gue.
Si A digabung si B, keperibadiannya bercampur dan jadinya mirip si C.
Dan seterusnya.
Ketika istilah-istilah rumit kian menjamur, otak gue melempem.
Kok rasanya inti dari semua yang gue denger hari itu cuma satu,
ini lagi penjabaran gimana caranya manusia bisa melakukan cangkok arwah.
Dicampur si A, si B, si C... di cangkok arwahnya biar jadi yang baru.

Suasana kelas berisik tak terkendali,
gue iba melihat si Ibu yang mungkin satu-satunya yang menyimak betul apa yang terjadi di depan sana.
Gue jamin dia gak memikirkan piramid-piramid mesir seperti yang gue lakukan, tapi mungkin gimana cara mindahin piramid-piramid itu ke kepala kita supaya kelas bisa diem sedikit.
Atau mungkin siapa yang arwahnya bisa dicangkok sama siapa untuk menghasilkan keperibadian baru yang lebih terkendali atau apa deh.

Ada yang rambut depannya udah nutupin mata dan bisa aja nutup seluruh mukanya.
Yang satu terus menggulung poninya,
kalo keduanya dicangkok mungkin bisa membantu keduanya.
Bahahahaha....

Kalo ada spesialis, gue gak ambil klinis, anak atau semacamnya,
gue suka nih yang ilmu cangkok-cangkok.
Bwahahahaha...

Senin, 11 Oktober 2010

a White dress and a Black Tuxedo

What do you think about a marriage?

When I hear a word marriage,
a white laces dress with beautiful pearls,
a man with the balck tuxedo,
a bouquet of white roses,
a garden simple party with white lilies around..
and Nat King Cole's song.. "LOVE"..
playing around in my head..

Yesterday was Wirya and SanSan's wedding day.
Just like the another wedding party,
we sang, we ate (one of my favorite part, best I mean. haha),
and captured photo.

Many smiles spread around the room, love it.
It was a simple party, with a simple decoration.
But a very beautiful moment.
And delicious food. Sure!

Cukup bahasa inggris-inggrisnya. ribet. hahaha
Hemm.. beberapa waktu lalu gue membuat tulisan pertama gue untuk Prajna Pundarika (can't wait to see it).
Gue menulis untuk liputan acara nikah masal yang diadakan pada acara WNR DKI 2010 lalu. Gue ada sedikit cerita tentang WNR ini beberapa waktu yang lalu.
Gue mewawancarai beberapa pasangan untuk bahan tulisan gue.

Kemarin, di acara Wirya dan SanSan, gue teringat kembali akan kisah pasangan-pasangan yang gue wawancarai.
Usia pernikahan mereka sudah kurang lebih setengah abad.
Wajah mereka sudah tak lagi sekinclong Wirya dan SanSan kemarin.
Udah dibanjiri lipatan dan "tauco" atau totol-totol hitam tanda penuaan.
Ada kisah seorang Bapak yang bercerita tentang betapa sulitnya masa awal pernikahan mereka karena tidak adanya cinta diantara mereka.
Tatapan gue kembali kepada pasangan Wirya dan SanSan yang sedang asik berdansa dan menunggu saatnya wedding kiss.
Rasanya moment itu memang tidak hanya ditunggu oleh mereka, melainkan kami yang asik menanti "ayo, ayo cepetan deh wir!" hahahaha..
Wajah SanSan cantik luar biasa hari itu.

Gue membayangkan bagaimana wajah istri si Bapak itu sewaktu ia melangsungkan upacara pernikahannya. Apa senyum cantik SanSan di hari itu juga ada padanya?
Rasanya, tidak.
Singkat cerita, si Bapak dan Istrinya mendapat kesempatan untuk mengindahkan kembali kehidupan pernikahannya. Begitu banyak pelajaran yang di dapat oleh si Bapak untuk membangun cinta dalam keluarganya.
Begitu banyak yang harus Ia mengerti dan Ia rubah dalam hidupnya.
Kini ia sedang membangun benteng keluarganya dengan cinta dan kasih sayang.
Ia ingin menjadi sosok Ayah dan Suami yang baik bagi keluarganya.
Itulah sebuah pernikahan dalam ceritanya.

A real marriage starts when the party is over.
The dance starts when the song is over.
And a word "Love", starts it's role from now.

It's not about how long the dress, how glorious the party does..
But it's about you, me, and us.

"L is for the way you look at me
O is for the only one I see
V is very very extraordinary
E is even more than anyone that you adore can"
(Nat King Cole - LOVE)

Happy wedding Wirya, Sansan.
Have a lovely marriage!
So happy for both of you, really happy :)

nb : pernikahan kalian berkesan sekali buat gue. hahaha

Cheers,
Davy

Minggu, 10 Oktober 2010

a Girl with a name : Davy Andry

Still remember when I asked you about things that make a girl looks beautiful?

a flowery dress?
a bow on your head?
what else? such a pink stuff?
many kinds of girly things that you can choose.

But there's only one thing that you must have!
and you can't buy it.

It's you.
Yourself, however.. whatever..
It's you and your intuition as a girl.
Even sometimes people forget or they can't see who you are,
you and your intuition never.

Yap, gue anak perempuan.
Gimanapun cara gue bicara, warna apapun baju yang sering gue pakai,
Dan siapapun nama gue.

Davy Andry.
Davy Andry Budiono adalah nama gue.
"Budiono" entah bagaimana caranya raib dari kesatuan nama gue.
Dan sekarang yang tersisa di akte dan KTP gue adalah Davy Andry.
Ketiga kata tersebut merupakan nama yang biasa dihibahkan kepada anak laki-laki.
Apa gerangan yang membuat gue dianugerahi nama itu, gue juga gak tau.
Bokap gue yakin dan percaya bahwa dirinya sejak dahulu kala memang menginginkan anak perempuan, jadi sama sekali tidak ada niatan membubuhi nama laki-laki untuk putrinya tercinta ini.
Penyebutan Davy yang beliau maksud juga sebenarnya = "Devi",
alih-alih cara baca bahasa Inggris.
Kalo sekarang gue dipanggil "Davi", gak ada satu orangpun yang bisa gue salahin.
Termasuk bokap gue.
Tenang, Pa.
Apalagi sekarang gue terlanjur sayang sama panggilan "Davi" ini sendiri.
Walau sudah biasa kalo nama gue dalam suatu daftar tertentu ditulis sebagai kelompok anak laki-laki. (bukannya liat-liat dulu kek orangnya yang mana baru masukin ke kelompok)

Beberapa waktu lalu (dan mungkin masih sampai beberapa waktu ke depan),
gue mendapati julukan waria karena kemacoan yang gue miliki.
Sekali lagi, jangan bayangkan maco secara fisik. Tolong. Terima kasih.
Hal ini terjadi karena mereka melihat gue yang "kaku".
susah luwes, barbar, dan beberapa lainnya.
Mereka merasa ketika berinteraksi sama gue, gak berasa "ini anak perempuan".
Mulai dari cara mereka ngeledek dan sebagainya.
Malam itu gue gusar.
Gatal.
Waswas.

Gue merasa gue udah melakukan banyak hal sejak jaman SMA sampe kuliah untuk masalah satu ini,
pemilihan baju, cara merawat diri, cara sms, dan beberapa yang lainnya.
Lalu?

Ternyata gue melupakan satu hal teranyar yang harusnya ada di list no.1.

"Ini cuma 20% of failure kok, penampilan udah cewe, tinggal dibenerin dikit aja. Mungkin lo kurang mengikuti naluri anak perempuan lo, dek.", (kurang lebih begini) kata Vinny.

Deng..Deng.. apa itu?
Ternyata banyak hal yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya gue ingini yang gue lakukan.
Banyak benda yang gak jadi gue beli karena hal ini.
Banyak kesempatan ngobrol sama cowo-cowo kece raib karena hal ini. (loh? hahaha)

Many songs that I couldn't sing,
many words that I can't say,
many dance left behind,

and now..
I'm ready to be a young girl.. young lady.
I'll be who am I supposed to be.. :)

and yes, my name is
Davy Andry.
Let me be the 1st girl with that name.
hahaha..

Balada Waria Galau

"Kamu ganti aja cara ngomong kamu sama .... (apa gitu, lupa!)"

"Mana bisa!?"

"Nah tuh tau, pura-pura aja sana kalo engga, buat sekali-sekali."

"Saran macam apa itu? (-.-")Mana enak!"

"Nah, makanya!"

err.... *ngik ngok ngik ngok*

Beberapa hari ini gue diserang kegalauan mahadasyat.
Galau.
Begitulah bahasa masa kini anak muda sekarang untuk menjelaskan suasana hati kacau balau,
"Duh galau nih" - update status dulu (apapun situasi dan kondisi, mendukung ataupun enggak, update status jaya terus). -.-
Salah satu yang jadi kegalauan itu adalah karena gue belakangan ini dibilang waria (ngetiknya aja gak tega sebenernya).
"Kalo sampe cowo-cowonya jadi ciut, salah satunya ya gara-gara cewe-cewenya terlalu macho!", kata Bowo. Tolong jangan bayangin macho secara fisik, gak kok, bukan. Tolong.

"Davy nih! sama Ellen yang parah!"
"Davy nih!" - akhirnya nama gue yang diulang-ulang.
Biasanya kalo membahas bahan fenomena anak muda untuk talkshow Kupas Tuntas,
biasanya semua dosa dan aib ada di gue.
Pasti ada.
Serasa berasal dari mata air karma, pemakan buah simalakama.
Lengkapp! Termasuk yang ini, lagi-lagi kena! hahahaha...

Pembicaraan di atas (yang paling atas) terjadi kurang lebih satu setengah jam yang lalu.
Berbeda dengan pembicaraan beberapa hari lalu yang membahas hal serupa,
kali ini gue sambil tertawa-tawa meluk-meluk guling dimana sebelumnya
merana sambil guling-guling di lantai (yang cuma memungkinkan untuk 2 gulingan, sempit soalnya).
Sebenarnya gue pengen bercerita kalau gue sudah mendapatkan jawaban atas "Balada waria" dan "sinetron galau" yang gue idap beberapa waktu belakangan ini.
Tapi tetap aja yang di ujung sambungan telepon sana terbawa emosi karena gue belakangan heboh sama durjana satu ini.

*Akan gue ceritakan nanti apa yang akhrnya menjadi titik terang dari balada waria ini.
Hahahaha...

Well, akhirnya.. di malam minggu ini kegalauan berakhir.
Leganya.
Oh juga akhirya hari ini bertemu Bowo, waduh ini juga yang paling bikin lega. hahaha!
Bahkan gue mendapat jawaban kenapa belakangan gue susah banget ngeblog.

Thank's Bang Beben!
Kai-kai Sisca,
My Ner Novita Wong,
Lencong bencong bandar kue pancong-Ellen,
dan si tukang ngomel di ujung sambungan telepon itu.

Sayaaa sudaah kembaliiii! :) :)

ditiupkipasangin,
diiringilaguRAN,
Davy

Jumat, 08 Oktober 2010

And It's Contagious

Every novel that I read,
every song that I hear,
that brings my imajination into you..
make me really really want to reach you..

Playing in my head,
I'm walking on that street with the grey sky above and the night light,
play my favorite songs,
and can't stop singing..

I swear, we'll meet..
And I'll do those things..





"And it's contagious,
And it's contagious,
And it's contagious.."
(Us-Regina Spektor)

See You, soon.
I'm promise.
Davy

Democracy is yet to learn (Masih Belajar)

Ini adalah sebuah video yang dibuat oleh Adhyatmika yang menjadi salah satu pemenang di kompetisi "Democracy Video Challange" 2010 di Washington DC, AS.

Gue gak tau Adhyatmika itu siapa,
tapi angkat jempol buat dia :D

Rumah dan Keluarga

Kangen rumah,
gejala : uring-uringan, bisa sampai nangis (tanpa ada sebab berarti), mood swing.

Kadang gejala-gejala ini datang menghantam anak-anak kos yang tinggal jauh dari orang tuanya. Salah satu sahabat gue baru mengalaminya semalam.
Sambil bercerita, dia sambil menangis.
Kami berdiri di tikungan (baca:belokan) jalan,
yang satu bercerita sambil menangis,
yang satu menatap pilu.
Tapi gak berniat berpindah tempat.
Tetap di belokan yang sebenernya mengganggu setiap kendaraan yang mau belok.

Dia yang keluarganya berada di Pontianak, Kalimantan Barat sana,
gak bisa pulang seenak jidatnya.
Makanya liburan kemarin dia sempat mudik,
gak balik-balik ke Jakarta. hahaha...

Lain cerita gue yang bisa aja pulang bermodalkan 3x naik angkot.
Satu metromini, satu kopaja, dan satu mikrolet.
Yah kalo males jalan, tambah ojek diurutan terakhir.

Tapi belakangan gue kurang bisa menikmati yang namanya pulang ke rumah.
Padahal kadang gue bisa pulang 2minggu sekali dan pengennya melepas rindu sama kamar beserta kasur dan aroma kamarnya, sekedar nonton TV sambil guling-guling di kamar Bapak Emak gue sambil (lagi) rumpi-rumpi sama mereka sebelum tidur (walau kadang gak nyambung apa yang diobrolin, tapi tetap saja enak).

Well ya, tampaknya gue harus menata ulang hari-hari gue.
Kemarin sempat dilanda durjana karena tiba-tiba gue stuck di tengah-tengah rush day yang gue miliki. Gak bisa nulis apapun, mood yang sungguh berantakan, pokoknya satu kata yang merangkum semuanya, "BERANTAKAN".

Anyway, ini keluarga saya :)


Ini ulang tahunnya si Popoh (baca : Nenek)
PaoPao (yg nama aslinya Soelaiman), Arya, SanSan,
Popoh,Surya, Davy (saya! saya!),
dan Cici Man'Ing (ibunya si Paopao dan Sansan)
KI-KA



Nah ini Bapak Emak saya, yang di sebelah kanan loh!
atas : Koko Yanto (yg harusnya gue panggil paman, Adik nyokap),
Popoh, dan Bapak saya! :D
bawah : Farrel (keponakan nyokap
-yg kayanya namanya diambil dari sinetron yg lagi hip banget itu!)
dan Emak saya! :D

Ohya, akhirnya gue dan Ellen berpindah ke rumah makan untuk ngobrol sambil duduk.
hahahaha...


x.o.x.o
Davy

Selasa, 05 Oktober 2010

Rabu Pagi

Bangun tidur, berangkat mencari nasi uduk "ibu-ibu".
(Laen loh rasanya nasi uduk buatan ibu-ibu sama encik-encik).
Paket komplit, pake bala-bala sama tahu.
Kerupuk gak ketinggalan.

Makan sambil bongkar-bongkar web Q film fest (yah uda kelewat), Tempo (melirik lagi si kompetisi esay yg memiriskan hati itu-lagi?), gagasmedia, dan akhirnya mendapati kesenangan.
Lomba romannya diperpanjang,
tapi keburu gak ya? Sampe tgl 25 dan sekarang tgl 6.
Coba dulu deh!
Ajak si Vinny!..

Blog-ing ahh..
Eh uda setengah sembilan.
Gak jadi, mandi! mandi!
Ngantoorr!

Davy,
di pagi hari,
berlari-lari

Banci Galau

What makes a girl look like a girl?

a flowery dress?
a bow on head?
a pink stuff?

So?

banci galau,
Davy.
Hwahahahahaha

PAHIT!


And I'm a part of the 21!
Yes, Vinny and I.
Because an error that makes us really want to cry.
Another think to learn,
be more thorough for everything.
Tapi tetap saja, pahit!

*nangis bombay*

Yes, I'm dissapointed or Whatever It Called

F**k with "Stars" or whoever they are
or how great the song does..

Miss to play and meet again,
need to talk just like what you ever felt..

But you thoght that it's just because of those f**kin' songs that I want from you?
Thanks.
You should better think carefully of people around you.
Great to know how glad that I am for having you as my friend just like what I told to my friends about you for so many times.
And you thought it's only about a stupid tiny disc and those songs?
Great.

Jumat, 01 Oktober 2010

Blossom

I'm pink.
I'm smiling.
I'm dancing.
I'm singing.

Singing a love song.
Smiling just like a clown.
a Pink clown maybe.
Got my head under the pillow,
and a smile still left on my face.

Is it just a starstruck?
or
maybe I got a crush?

Call it pink.
Call it blossoms.
Call it.. what?

Hahahaha...

Minggu, 26 September 2010

Gak Lagi Semau Gue

Ini adalah kali pertama gue bisa mengikuti rangkaian acara BDI yang bernama Wahana Negara Raharja, atau yang sering disebut WNR. Kali ini acara tersebut diadakan di DKI Jakarta.
Ya, DKI Jakarta-lah yang kali ini berkesempatan menjadi tuan rumah acara akbar tersebut.
Dengan mengangkat tema "Udah kagak jaman deh, hidup semau gue", WNR kali ini membawa pesan bagi pesertanya untuk tidak lagi hidup semaunya sendiri, dengan cara dan pikirannya sendiri.
Tema ini sendiri dilatar belakangi oleh keadaan kota Jakarta yang identik dengan kesemrawutan. Keadaan ini tentu tidak muncul begitu saja, bukan?

Jika sungai atau kali meluap, siapa yang membuang sampah-sampah ke dalamnya?
Jika angkutan umum berhenti untuk menaik-turunkan penumpang, siapa yang "bertengger" dimana saja menunggu untuk "diangkut" atau meminta berhenti dimana saja sesuka hati?
Jika mengomel karena berdesak-desakan di Bus TransJakarta, siapa yang tak segan maen sikut, dorong sana-sini dan "menghajar" masuk tanpa memperhatikan kapasitas?

Fenomena-fenomena seperti inilah yang mendorong semangat perubahan yang diangkat dalam WNR kali ini. Dimulai dari hal kecil, mengantri untuk mendapatkan makanan misalnya, kebiasaan mengambil sebanyak-banyaknya sampai pada akhirnya orang lain sering tidak kebagian. Banyak hal yang dalam kehidupan sehari-hari kita lakukan yang "semau gue" hingga melahirkan keadaan seperti saat ini.

Seperti yang sebelumnya gue bilang di atas, ini adalah kali pertama gue bisa mengikuti WNR.
Pada kali ini jugalah, sebuah moment yang sangat berharga terjadi. Pemasangan bunga mandarava. Gue percaya bahwa ini gak hanya berharga buat gue, tapi juga 1729 umat lainnya.
Dan lebih daripada itu juga, gue percaya bahwa ini adalah sebuah moment yang berharga untuk Indonesia.
WNR ini sendiri diadakan atas dasar rasa cinta tanah air, cinta akan tanah Indonesia.
Mengajak untuk mengenal nusantara Indonesia dengan membawa spirit baru setiap kalinya.
Gue seneng, dan hemm.. apa ya.. wah ga tau deh.
Gue berterimakasih banget bisa begitu berezeki bisa ikut dalam moment ini.
Bukan sekedar menyambut hiasan bunga emas, melainkan apa yang gue percaya bahwa kita dapat menjadi orang-orang yang lebih baik lagi bagi tanah air ini.

Tanpa disadari tahun ini gue mendapatkan apa yang gue inginkan. Tahun baru 2 tahun lalu, gue bertekad ingin dapat mengikuti rangkaian acara-acara seperti WNR, dan yang lainnya, termasuk kensyu Gosyo yang diadakan setiap bulannya.
Ternyata belum berhasil.
Tahun ini, ternyata kesampean.
Gue baru menyadarinya betul pada hari kedua acara WNR kemarin.
Waduh, tau-tau gue ikutan. hwahahaha..
Sama halnya dengan kensyu setiap bulannya, bisa ikutan sekarang!
Gue tidak bilang sekarang gue punya uang banyak untuk bisa mengikuti semuanya.
Tapi ternyata, memang bukan uang saja yang harus dipupuk.
Gue yakin, semua yang bisa mengikuti moment ini sungguh sangat berezeki.
Tinggal selanjutnya, apa yang mau kita lakukan setelah ini? :)



Selasa, 21 September 2010

Yoko dan Bibi Lung

Masih ingat salah satu film silat Asia tersohor sepanjang masa,
yang dibintangi aktor sipit yang ketampanannya tak lekang dimakan usia (alias dari lahir sampe ubanan, gantengnya gak luntur-luntur),

"The Legend of Condour Heroes"
a.k.a
Pendekar Rajawali.

Belum lama ini, di tengah antrian TransJakarta jurusan Pulogadung atau T.ugas (diantaranya),
gue serasa menonton potongan adegan si Yoko dan Bibi Lung.
Sekedar penyegar ingatan, Yoko itu si Andy Lau (sang pendekar rajawali) dan Bibi Lung (a.k.a putri naga kecil) adalah tante-tante yang jadi kekasih hatinya sang pemeran utama.

Si Yoko gadungan berpegangan tangan bak pose-pose andalan di tiap foto-foto pre-wed.
Dia memeluk si Bibi Lung gadungan seolah mereka lagi dalam bahaya atau perang melawan musuh dan Bibi Lung terancam bahaya kalo-kalo ga dipegangin atau di peluk.
Si Bibi Lung, yang kalo dari yang gue tangkep tampak menikmati perannya, menyenderkan kepalanya ke dada Yoko yang tampaknya juga menghayati peran.

Sebenernya entah mengapa waktu gue melihat mereka, di kepala gue terbayang film Pendekar Rajawali. Buat gue saat itu, mereka sangat Yoko Bibi Lung! Di tengah antrian puanjaang mahadasyat dan panas (ditambah pengap), mereka tetap berpelukan dalam berbagai pose.
Si Yoko ceritanya melindungi Bibi Lung dari marabahaya desakan para penumpang busway (termasuk gue) yang sudah mulai kalap ingin cepat sampai ke rumah masing-masing, si Bibi Lung tampak melemahkan diri dan terus berganti gaya di pelukan pendekar rajawalinya, seolah membutuhkan transfer tenaga dalam seperti yang sering dilakukan di film aslinya.
Dan akhirnya rajawalinya datang, bus transjakarta maksudnya. Ada gambar burungnya toh?
(itu burung apa ya ngomong-ngomong?)

Tidak ada yang salah di situ. Kecuali di tengah antrian ada orang yang baru putus, baru batal nikah, atau apapun kejadiannya yang intinya baru kehilangan pasangan.
Pasti mereka memaki dalam hati karena membuat suasana antrian semakin panas dengan aksi P.D.A (public display affection) yang dimainkan oleh Yoko dan Bibi Lung tadi.
Yang jadi masalah, setidaknya buat gue, ialah ketika aksi yang mereka lakukan membuat antrian di sekitar gue makin sempit karena perubahan-perubahan pose yang mereka kerjakan.
Well ya sedikit risih mungkin, tapi lumayan juga sebenernya buat jadi hiburan di tengah antrian macam begitu.
Kadang adegan mereka memberi hiburan loh. Sampe ke khayalan Pendekar rajawali ini misalnya. Lumayankan?

Belum lama ini temen gue berisik soal aksi P.D.A yang beredar di twitter.
Well, ya buat gue no prob sebenernya.
Sadar gak sadar karena terlalu bahagia atau mabok kepayang kita lupa daratan.
Hak kok.
Asal gak sampe bikin mata sakit aja, entah takarannya apa, yang pasti tidak membuat gue mengeluarkan reaksi "iyuuhh".
Atau, tidak mengganggu apa yang gue lakukan.
Itu buat gue.
Setiap orang punya pertimbangan berbeda.
Dan apapun bentuk responnya, baik atau buruk,
frontal atau tidak, sama halnya dengan tadi,
itu hak kok.

Tapi baik aksi yang dilakukan maupun respon yang dihasilkan,
gak bisa seenak sendiri kalo menurut gue.
Karena ketika menyangkut orang banyak,
kalimat "dunia milik berdua" atau "Mulut, mulut gue"
buat gue, itu gak ada. :D


Sabtu, 18 September 2010

Kencan Buta seri #1

Blind dates.
Yes, these are my blind dates with one of my best pal, caroline!
Sometimes there are so many things that so diffrent between me and her.
What I thought, what I want, what I like, and many more..
But, somehow.. I heart her as one of my best friends. :)

This is is our 1st date,


jari-jari "lopelope" gue,
kue duren yg dibeli dengan duit paspasan.
lemon tea yang harganya bisa beli nasi padang
(pake rendang sama opor ayam),
botol lada+garam, kunci motornya Atong.

hari itu awal terjadinya kencan buta beruntun.
Kita ketagihan kencan karena terkesan dengan hari itu.
Ceritanya mau beli kue tart buat bikin surprise ultahnya yuriska,
kita begaya malem minggu ke bilangan Tebet sana,
dimana waktunya kawula muda ibukota begahol abessss (yo mamen!) di sana.

Pede jaya, kita naek motor pinjaman buat meluncur ke Tebet.
Gue pula yang mengendarai motornya, Olin gak tau kalo sebenernya hari itu pertama kalinya gue bawa ke jalanan rame.
Selama ini gue pinjem motor sama si Ayah buat maen ke rumah tetangga yang beda satu-dua blok, nganter si Ibu ke pasar, atau sejauh-jauhnya ke rumah sepupu yang beda perumahan.
Dia gak tau kalo hari itu sebenernya dia terancam. hahahha..

Singkat cerita, sampailah kita di toko kue elit itu.
Pintunya dibukain sama mas-masnya.
Di dalam itu isinya mereka yang makan kue sambil berlaptop ria, dinner sama pacar, dan ada keluarga-keluarga yang anak-anaknya membule-bule kan diri dengan teriak-teriak pake bahasa Inggris.

Gue sama Olin,
tinggal dipakein jaket kulit, udah deh, Ali Topan anak jalanan abis narik Ojekk abeess!
Begitu sampe kita terlena sama kue yang kata embaknya rasa duren itu,
dengan uang pas-pasan, dibelilah tu kue sama Olin.
Kalo mereka makan ditemani laptop,
kita naro helm-helm kita di meja.
Bangga dan merasa moment itu patut di kenang,
gak lupa kita poto-potoin kuenya.
Ya yang ada di atas itu tuh. hahahaha..

Masih ada kencan-kencan berikutnya.
Gue mau masukin foto-fotonya tapi gak tau ada di mana.
entar deh ya, nyusul. hahaha..

Yang jelas begini, dia itu entah bisa dikategorikan temen yang baik atau engga.
Menyenangkan atau engga.
Lucu atau engga. (unyuu..unyuu,....lucuuu.. hwahhaha.. jijay)
Yang pasti, ya itu tadi,
unyuu.. unyuu (lagi tren nih!)..
I heart her! :)

And I want to see her as a happy girl,
and keeps gettin' better,
day by day :)

Good night!
Time flies and it is 03.o1 am right now.
Goodbye now :)
Ow, Good Morning! :D

Kamis, 16 September 2010

Romansa Di Rumah Olin

Ada yang sedikit beda di pagi hari gue ini.
Gue terdampar di rumah Olin (ternyata rumah olinlah yang jadi labuhan gue semalam).
Sewaktu gue bangun, dia sedang telponan sama cem-cemannya (baca : gebetan atau apalah sebutannya itu).
Sebelum tidur dan sewaktu bangun, gue disuguhkan romansa dua insan dimabuk cinta.

Belum lama ini sewaktu menggodok tema untuk Kupas Tuntas, sebuah talkshow bulanan yang diadakan oleh generasi muda DKI B, kami para cewek-cewek sering kali membayangkan indahnya berpacaran dengan sejuta hal-hal romantis.

Candle light dinner, makan malam romantis ditemani lilin-lilin (serasa mau makan malam habis itu 'ngepet', "sayang, aku jaga lilin, kamu yang jadi babinya. demi bill kita sayang!! Go! Go Go!).
Dinner di pinggir kolam renang,
Berangkulan memandangi bintang di malam hari,
Oh, termasuk menyusuri pantai sambil berpelukan macam di tipi-tipi dan telenovela.
Tentu saja, mendapat ucapan selamat pagi dan selamat malam di telepon juga menjadi kebutuhan.

Iya yah, selama ini yang selalu jadi khayalan gue tentang berpacaran juga kurang lebih sama dengan yang di atas tadi. Ya iyalah, itu jeritan cewek-cewek sejagat, well hampir sejagat mungkin.
Tidak ada yang salah dengan itu, gak dosa juga.

"Kita, terutama cewek, sering beravidia."
Ya, sering kali kita berpikiran kemana-mana sampai tidak bisa (tidak mau sih sebenernya) melihat apa yang nyata yang seharusnya bisa kita rasakan betul.
Pacaran yang kita idam-idamkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Ketika kita naksir seseorang, kita tahu dia gak suka naksir sama kita.
Tapi sering kali kita bikin-bikin GR diri kita sendiri.
Padahal kita bisa rasain apa yang sebenernya.
Ketika kita mau memutuskan melakukan sesuatu,
Kita sering membuat sinetron sendiri di kepala kita, "entar begini kalo gue begini, tapi kalo engga pasti entar jadi begini nih..."
Mabok sendiri deh akhirnya.

Eh ada mamanya olin, lagi curcol..hwahaha...
Udah dulu ah..
daahhh....

Rabu, 15 September 2010

Hello Thursday!

Jam sembilan lewat dua puluh delapan menit.
Helloo Thursday!

Dan gue masih melotot di depan lapitonya feny, di kostnya feny.
Mata gue rasanya masih kotak-kotak akibat kebanyakan ngeliatin tabel.

Belakangan gue nomaden keliling kost orang, temen gue sih.
Dan semalam adalah yang terbodoh.
Semua yang bisa ditumpangi nyaris kandas.
Gue menggelandang bersama Putra di tengah malam, sekitar jam satu pagi.
Sehabis makan nasi goreng, Putra yang tak berdosa ikut menggelandang bersama gue mencari-cari tempat berteduh. Nasib baik di gue, karmanya Putralah ya jadi nemenin gue.

Dia yang berdomisili di kawasan Ciledug ujung-ujung sana, masih harus menempuh perjalanan lumayan jauh setelah berhasil melempar gue ke kostan yang aman.
Feny baik hati, cantik jelita (gue memuji bukan karena dapet tumpangan tidur, tapi dia memang cantik dan baik hati), akhirnya menyelamatkan gue.

Belakangan memang rasanya 24jam sehari gak cukup..
Tapi gue happy sekali ngerjain semua yang membuat 24 jam sehari ini gak cukup buat gue.
Ini ya rasanya ngerjain yang kita suka, mau cape atau apa..
Gak berasa. ya ada si pegel-pegel sedikit.
Tapi beneran deh, semangat 45!

Banyak yang pengen gue tulis, tentang pamela halomoan, wnr, kupas tuntas, dan amsih banyak lagii... tapi ngantuk gak terkira, sebentar lagi gue harus berangkat lagi.
Semoga malam ini gue bisa menjumpai blog ini lagi.
Ah, bisa! harus bisa!
btw, entar malem numpang dimana ya? hwahahahha..

(jangan heran, ini gara-gara kost gue sekarang punya jam malam yang menurut gue kurang manusiawi. tapi kalo sampe pagi ya gak manusiawi juga ya? ya anggap saja kurang cocok sama gue. hohoho..)

daaahhh...

Kamis, 09 September 2010

My Dream, My Dream Land

I Fouuuundddd iittt!!!!
Yes! and it's real!

My dreamland, or whatever dream it named.
Can't tell you what kind of place that I've been looking for in my mind,
but this is it!

Lacock,
a village in Wiltshire, England (from Wikipedia).
a very beautiful place for me.
When I watched "Kiki's Delivery Service" (a great movie from Ghibli, I'll tell you later about it),
every place in the movie made me..emm
wondering if I could get there.
And a few minutes ago, Igot the real one.

yeaaaayyy!!!
The flower, beautiful sky and houses, streets, everything!







See, so beautiful, right?
I dreamt so many things about being in a place like that.
and I'm promise!
I'll go there!
I have to see you, Lacock!
But now, I want to find out "who" you are! :D
See you! soon!
Yes, I'll see you soon! :)
And I'll do all the things that I've been dreaming about! :D

DVD, Laut Merah, Patah Hati yang Basi

He's just not that into you..
Film ini direkomedasikan ke gue beberapa hari yang lalu.

Begini, begini, begini skenario yang seharusnya terjadi beberapa minggu yang lalu,
sebelum film itu direkomen ke gue.

Layaknya adegan-adegan ABG patah hati yang siap menyambut mentari pagi kembali paska patah hati (baca : luluh lantak), gue tersenyum mantap, mengepalkan tangan, well gak pake lompat sih intinya.
Gudbay! Gue siap melemparkan dia ke tengah, dasar, ujung, pojokan laut merah.
Biarlah dia karam di sana.

Hanya kalo-kalo suatu hari Musa membelah kembali laut merah, ada kemungkinan dia ditemukan kembali.
Itupun kecil kemungkinan, gue meletakan dia di pojok, ingat?
Jadi kalo laut merah dibelahpun, pasti di tengah.
Dan gue belum membaca dikitab manapun bahwa Musa akan membelah laut untuk keduakalinya.

Lalu, serasa melempar gumpalan kertas ke belakang, gue akan melangkah pede, lengkap dengan senyum lebar dan kepalan tangan tanda kemenangan yang gue ceritakan di atas tadi.

Masalahnya adalah, itu skenario yang SEHARUSNYA.
Kalo ada kata "seharusnya", maka artinya adalah...?
Ya, itu tidak terjadi, boleh ditambahkan dengan kata 'sama sekali'.
Yang artinya gue masih saja tersangkut pada laki-laki dengan mata yang kalo merem atau melek bedanya tipis luar biasa, berbadan montok berkacamata dengan bingkai hitam tebal (yang gue cintai setengah mati), teman main di kala SD gue dulu itu.

Gak, gak! Jangan berpikir gue suka dari SD ya, lama amat. hahaha..
Yah sudah waktunya buat gue untuk melaju (ato bahasa tenarnya 'move on' lah begitu).

Teman gue yang pernah mengalami hal serupa bersaksi bahwa salah satu yang menyelamatkan dia ialah si film itu.
Dan Sisca si kai-kai, sudah siap dan penuh semangat meminjami gue dvdnya.
Walau pada akhirnya dia lupa membawanya sore tadi.

Mari kita lihat apa yang gue dapat dari film itu.
Setelah gue dapet pinjeman dari sisca tentunya.
Hahaha..

Mungkin nanti gak usah jauh-jauh ke laut merah?
Mana tau.
Hahaha..

Davy,
numpangonline,
dikostorang,
tengahmalam.

Senin, 06 September 2010

Siapa yang Bikin Sebab??

"gmna kbr Indo msh blm hncur tah" (si rese)

"dasar, sombongnya"

"bah dsni mah beda jauh ma indo, gk ada aman2 na dsna. ckckc dsni mana ada kek gtu. =.= I hate that" (si rese)

"gih, di sana aja gih, gak usa balik lagi ke sini."

"wew" (si rese)

Setelah itu pembicaraan jadi garing dan terhenti.
Nyesel ngobrol sama tu orang.
Baru seminggu, keluar negeri. Ngomong bahasa Inggrispun sebenernya masih blepotan.
Bahasa Indonesianyapun belom lancar.
Bahasa mandarinnya juga kaya kacang goreng (apa hubungannya bahasa dengan kacang?).

Ya, ini cerminan diri gue, lo, kita.
Gak bisa dipungkiri Indonesia masih macet, masih banyak kesemrawutan.
Kebersihan yang minim, kondisi fasilitas umum yang gak terawat.

Tapi itu semua AKIBAT.
KITA yang jadi SEBABNYA.

Kita yang gak mau nunggu bis di halte, sepanjang jalan jadi halte dadakan.
Apa iya angkot akan berhenti kalo gak ada yang nunggu?

Kita yang buang sampah di got, di kali, gak mau repot sedikit cari tong sampah atau simpan sebentar. Sampah darimana di sepanjang kali sama jalan kalo ga ada yang buang?

Gue, elo, kita.. yang buat sebab ini.
Itu juga gak bisa dipungkiri.