Kamis, 16 September 2010

Romansa Di Rumah Olin

Ada yang sedikit beda di pagi hari gue ini.
Gue terdampar di rumah Olin (ternyata rumah olinlah yang jadi labuhan gue semalam).
Sewaktu gue bangun, dia sedang telponan sama cem-cemannya (baca : gebetan atau apalah sebutannya itu).
Sebelum tidur dan sewaktu bangun, gue disuguhkan romansa dua insan dimabuk cinta.

Belum lama ini sewaktu menggodok tema untuk Kupas Tuntas, sebuah talkshow bulanan yang diadakan oleh generasi muda DKI B, kami para cewek-cewek sering kali membayangkan indahnya berpacaran dengan sejuta hal-hal romantis.

Candle light dinner, makan malam romantis ditemani lilin-lilin (serasa mau makan malam habis itu 'ngepet', "sayang, aku jaga lilin, kamu yang jadi babinya. demi bill kita sayang!! Go! Go Go!).
Dinner di pinggir kolam renang,
Berangkulan memandangi bintang di malam hari,
Oh, termasuk menyusuri pantai sambil berpelukan macam di tipi-tipi dan telenovela.
Tentu saja, mendapat ucapan selamat pagi dan selamat malam di telepon juga menjadi kebutuhan.

Iya yah, selama ini yang selalu jadi khayalan gue tentang berpacaran juga kurang lebih sama dengan yang di atas tadi. Ya iyalah, itu jeritan cewek-cewek sejagat, well hampir sejagat mungkin.
Tidak ada yang salah dengan itu, gak dosa juga.

"Kita, terutama cewek, sering beravidia."
Ya, sering kali kita berpikiran kemana-mana sampai tidak bisa (tidak mau sih sebenernya) melihat apa yang nyata yang seharusnya bisa kita rasakan betul.
Pacaran yang kita idam-idamkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Ketika kita naksir seseorang, kita tahu dia gak suka naksir sama kita.
Tapi sering kali kita bikin-bikin GR diri kita sendiri.
Padahal kita bisa rasain apa yang sebenernya.
Ketika kita mau memutuskan melakukan sesuatu,
Kita sering membuat sinetron sendiri di kepala kita, "entar begini kalo gue begini, tapi kalo engga pasti entar jadi begini nih..."
Mabok sendiri deh akhirnya.

Eh ada mamanya olin, lagi curcol..hwahaha...
Udah dulu ah..
daahhh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar