Tampilkan postingan dengan label stupid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label stupid. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Juli 2011

Barometer Galau

Hoahhh! lama tidak bersentuhan dengan internet dan blog, senangnyaaaa..
(ngeblog sambil keringetan di warnet murah yang ac-nya nun jauh dimato)..

Beberapa waktu yang lalu, lupa pastinya kapan, udah agak lama..
timeline twitter gue dibanjiri dengan beragam status galau dari mancanegara, pelosok negeri.
Tampaknya penyebab kegalauan hati bermacam-macam.
Problema cinta, seperti biasa, merajai chart kegalauan.
Selebihnya ada yang galau tanpa sebab (dia bilang sii gituu), dimarahin ortu, mengalami hari buruk, mau dapet (wanita!), dan masih banyaak lagi..

Berdasarkan pengamatan gue hari itu, berikut beberapa kegalauan yang terjadi :

GalTip (galau kreatip)
Mereka yang masuk kategori ini, menggunakan kegalauan mereka untuk berkarya. Berpuisi, berpantun atau membuat syair. Jangan kira batasan karakter mampu menghalangi kreatifitas mereka. Tenang. Kalo hoki, bisa nih dibaca sama personel band apa entah, lama-lama menyaingi keahlian melly goeslaw. Mana tau, ya gak?

GakTip (galau gak kreatip)
nah yang ini agak kurang produktif. Kerjaannya tinggal melakukan rituit dari berbagai penyedia quotes yang entah mengapa juga galau sepanjang masa. Mungkin account itu emang dibuat khusus untuk mereka yang kurang kreatif seperti ini, biar bisa ikut eksis galaunya bareng sama mereka yang seperjuangan.

Gape (galau tepe-tepe)
Galau satu ini bisa dicontoh oleh kamu yang kehabisan ide buat pedekate sama gebetan. Sedikit ditambah bumbu unyu, dijamin bisa menarik perhatian yang bersangkutan. Tapi hati-hati, ada 3 kemungkinan yang bisa saja terjadi. Yang pertama, salah sasaran, aa yang datang bukanlah yang kamu inginkan. kedua, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui (ini asik!), yang terakhir.. yang bersangkutan ilfil karena bumbu unyu berlebih dari yang disarankan.

Garam (galau geram)
Kalo yang ini mending dicuekin aja sementara (atau selamanya. hwahaha), mengapa? Karena galauers satu ini hobi mencak-mencak melontarkan sumpah serapah kemana-mana. Begitu ditanya, biasanya sok jual mahal n sok jutek. Jadi yaa, mending ga usah ditanya. Banyak juga yang menggunakan bahasa inggris, masalahnya.. sukur-sukur kalo grammarnya benar. Hahahaha...

dan yang terakhir..

Gaplok
Nah ini yang perlu lo lakukan kalo si ybs (siapapun itu) udah kelewatan galaunya sampai mengganggu ketenangan hidup lo. Nyahahahaha....

Rabu, 01 Juni 2011

Sepanjang Masaaaa

Di penghujung bulan Mei ini, gue secara tidak sengaja menonton sederetan tayangan televisi swasta yang juara sepanjang masa.

Pertama, gue nonton Film India yang kondang sepanjang masa dan menurut gue, salah satu film tanda kebangkitan perfilman India. Sebenernya intinya, itu jaman hitsnya Sharukh Khan aja si.
Film legendaris berat lintas generasi, apalagi kalo bukan Kuch Kuch Hotta Hae.

Selesai nonton itu, jreng..jreng.. hari berganti, teng! tgl 1 Juni sudah! (yeayy. besok gajiaaan! hahaha),
ternyata begitu pindah stasiun, munculah si tampan sepanjang masa yang juga melegenda lintas generasi, masih dari benua Asia, kali ini lebih putih aja.
Dari negeri bambu, siapa lagi kalo bukan.. Wong Fei Hung, a.k.a Jet Li!!
Jadi deh gue nonton mereka tanding barongsai apa gimana deh gue juga kurang paham.
Intinya, dia sama kecenya sama Sharukh Khan.

Berencana menyudahi, ternyata Wong Fei Hung yang sudah tamat (adegan terakhirnya mereka, wong fei hung beserta murid-muridnya berjalan berderet sambil di tiup-tiup angin. keren gila. ngakak gila. hahahahha), dilanjutkan manusia yang lagi-lagi hitsnya juara.
Bonusnya, dia sering dijuluki ganteng dari lahir sampe tua,
siapa lagi kalo bukan, Andy Lau! Selamat! Jekpottt tontonan gue hari ini! hahahha..

Kerennya, si engkoh (ciakaka..) yang beken berkat tayangan pendekar rajawalinya di jaman baheula dulu itu, main bersama sederet bintang Asia hits lainnya. Gue sebutin :
Vicky Zhao!
Ekin Ceng!

Udah deh, juara tontonan gue malem ini.
Gimana kalo lanjut nonton dvd meteor garden 1?
Hahahahha...

romantis sepanjang masaa..



pose terbaik, sepanjang masa


ganteng, sepanjang masa
(see? hahaha)



Rabu, 16 Februari 2011

Balada Jatuh Cinta

Miss you so bad my Big Bear..

Heart you, Mr. A, Mr. B, Mr. C .... Mr. Z

You Know Me so Well..
Hwahaha.. gak, gak.. yang ini enggak.
Paling gak, gue belom pernah baca kalo yang ini.

Barusan gue membuka facbook dan menemukan beraneka ragam posting status dari beberapa kawan yang tampaknya sedang dilanda balada asmara hebat, entah itu yang gusar, galau, sampai jatuh cinta sejatuh-jatuhnya.
atau sebaliknya, status-status keren berbahasa inggris yang dibuat sedemikian rupa untuk menggambarkan hati yang kelam sekelam-kelamnya sampe hitam gak kelihatan.
Sayang, status-status seperti itu sering kali salah dalam penggunaan grammar!
Alhasil, suasana yang terbangun rusak seketika ketika ada comment dari orang-orang jahat (yang tidak peka suasana) yang mengoreksi penggunaan grammar pada status tersebut.
Naas.
"woy! tensesnya salah tuh!"
Hahahhah...

Lucu lagi, gue membaca status yang bertuliskan "miss you my big bear" tadi, kepala ini otomatis merujuk kepada si kekasih hati empunya status itu dan mendapati pacarnya itu gak ada mirip-miripnya sama beruang, apalagi besar.
Jadi asumsi gue, antara si Big Bear ini selingkuhannya atau dia kangen sama boneka beruang pemberian kekasih hatinya itu.
Tapi ternyata itu si pacarnya, bukan bonekanya.
Jatuh cinta, "mini lele" bisa berubah jadi "big bear" ternyata.
Dashyatnya kekuatan cinta.
Padahal jelas-jelas lebih mirip ikan lele. *jahat

Biar kesannya misterius, si doi kita sebut dengan penggunaan inisial.
Padahal seantero bumi udah tau itu siapa,
tapi gakpapa.. biar romantis.
Kalo di tengah-tengah jalinan asmara hati berpindah,
inisial berganti, bisa diakal-akalin.

Misalnya :
Love you Mr. A
lusa.. dia lupa,
Miss you Mr. S

*jangan lupa bubuhkan tanda cinta di akhir kalimat.

Bisa aja ngeles kalo itu status tetep buat si doi cuma ini pake nama tengah (misal namanya : Anto Suprapto).
Padahal "S" di atas untuk beruang imut lainnya bernama Steven (misalnyaaa...).

Udah ah, ngaco.
Intinya menurut gue jatuh cinta membuat otak menjadi kreatif, imajinatif (ini terutama!),
cerdas, sekaligus bodoh,
Di waktu yang sama.

Tapi tetep aja,

Hidup gita cinta masa muda!!!

Hwahahaha..

Hari Merah Jambu






gue merasa jadi buronan picek yg abis digebukin massa
tapi vinny suka foto ini, ya sudahlah.



Menghabiskan hari di tanggal 14 Febuari 2011,
Jeprat-jepret tralala..
Inilah cara kami plentinan, menghabiskan sisa malam di hari merah jambu,
dengan penuh cinta.

Davy. Vinny. Sisca

Ngomong-ngomong.. saya cinta berat sama foto-foto di atas,
terutama foto yang saya berpose sendiri (teteep!).

Terimakasih pada Vinny dan hp-nya, juga Sisca.
cuppss!

Senin, 15 November 2010

Sekadar Foto


Sandra-Davy

Saya punya teman.
Saya sering menjajah hidupnya.
Bahkan dalam potongan adegan keseharian hidup sederhana.
Sesederhana dalam berfoto.
Ini hanya salah satu contoh.
Kapan-kapan saya tunjukan yang lain.
Banyak.

Minggu, 14 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 2)

Ini kisah lanjutan dari postingan gue sebelumnya. Balada Cinta Pertama (part. 1).
Awalnya gue berniat menulis ini nanti-nanti ajah, tapi curiga niat keburu pudar, mending tulis sekarang.
Publish kapan-kapan. Hahaha..

Nah nah.. apa yang terjadi?
Tidak terjadi apa-apa dengan si Albert.
Gak seperti si Odonk bilang ada adegan jatuh di tangga berpandang-pandangan segala.
Korban sinetron dia ternyata. ckck..

Dia duduk di pinggir kolam ikan bokap gue dan "BAAA" tadi dimaksudkan untuk ngagetin gue. Becandanya gak mutu.
Dia yang lebih kaget sama "BAA" yang gue keluarkan.

Albert, setahu gue dia pada saat itu udah kelas 5 atau 6 SD.
Kita agak takut-takut main sama dia awalnya, karena kita masi secuil upil semua.
Dia sama Vera yang udah rada gede, sisanya upil.
Gue sendiri, si upil bongsor, menginjak kelas 1 SD pada saat itu.
Hampir setiap kali kita main sama dia, dia selalu pake baju bergambar "Harley Davidson".
Atau cuma baju itu yang nempel di ingatan gue, ya gak tau juga.
Dia berkacamata.
Badannya setengah gempal dan tinggi.

Malam itu, seusai "BAA-BAA'' gak penting itu, kita main sepak bola pake bola basket.
Aneh memang, iya ngerti kok.
Tenang, bolanya kecil. Apa kabar jempol kaki gue kalo itu bola basket ukuran standard.
Karena gue gak boleh keluar rumah, kita main di dalem kolam ikan tadi.
Tenang, gue tahu ini aneh lagi. Tapi kolam itu udah dikosongin.
Ikan dan airnya udah gak ada.
Seinget gue bolanya sering keluar kemana-mana karena kita lebih banyak ketawanya daripada nendangnya. Gak tau ngetawain apaan.
Nyokap gue sempat minta dia pulang karena ternyata kita main sepak basket tadi sampe jam 10an. Dia gak mau, jadilah nyokap merekomendasikan mainan di dalam.
Mainan andalan guepun dikeluarkan. PUZZLE! hahaha..
Jadilah kita pindah lokasi, main puzzle di lt.2 rumah gue.
(kayak rumah gue ada banyak aja lantainya).
Tau-tau emaknya Yohan Raymon, 10 look brothers tadi, datang untuk jemput si Albert pulang. Kita sempet liat nyokap gue ngobrol, ngintip dari atas.
Dimana ketika Albert pulang, gue baru tau apa yang dibicarain mereka tentang Albert.

Setelah hari itu kita jadi sering main.
Dia jadi sering ke rumah gue. Gue yang dulu ceritanya tukang bengek (baca : penyakitan), sering gak bisa main di luar sering-sering. Makanya stock puzzle gue lumayan banyak. Bekal mangkal di rumah. haha..
Dia yang jadi sering nemenin gue main. Walau puzzle-puzzle itu rasanya udah dibongkar berkali-kali dan saking seringnya udah gak usah mikir lagi kalo mau pasang balik.

Kita dulu takut kalo ditantang main bulu tangkis sama dia, alasannya dia tinggi dan lebih jago. Apalagi gue, main bulutangkis sama aja main tepok angin.
Kasihan juga orang yang main sama gue.
Tapi dia pede main sama gue (pede??). Sore-sore dia dateng bawa dua raket dan kok.
Gue ogah main dan ngerengek-rengek minta main puzzle aja.
Dia bujukin gue sampe akhirnya gue turun dan main.
Entah jadinya mainnya gimana, gue udah lupa.
Tapi gue jadi gak takut lagi main sama dia atau main sama temen-temen gue yang lain.

Pernah suatu hari si Anton kupret kedatengan saudara sepupunya yang usianya sepantar sama si Albert. Anton dan beberapa anak yang lainnya berniat mengajak Albert ikut main bola ama sepupu Anton yang lagi entah mengapa ngartis banget hari itu.
Mereka teriak-teriak manggilin Albert yang pada saat itu lagi main puzzle di... apa itu namanya? balkon?
Yah itu lah ya.
Mereka bujukin si Albert supaya ikutan main bola ketimbang main puzzle.
Awalnya Albert berniat ngumpet dan nyuruh gue bilang kalo dia gak ada di rumah gue.
Apa daya, si Anton kupret pret pret bilang, "bohong, tuh ada sendalnya di bawah!".
Ternyata mereka udah ngecek sendalnya Albert.
Akhirnya Albert muncul dari persembunyiannya, yang semula jongkok dibalik tembok.
Gue cuma inget dia ngomong gini, "Gak ah Ton, gue main sama Devi aja".
Dalam hati gue, makan tuh Ton. hahaha.. (mungkin bahasa gue pada saat itu beda, tapi gue yakin maknanya sama! hahaha)
Gue dari kecil memang udah kurang ajar.
Kita balik main puzzle sambil nonton Tv.
Gue yakin Anton gondok. Hahahaha..

Orangtua gue kerja dua-duanya.
Di rumah yang biasa berdua sama mbak Ami, belakangan jadi bertiga sama Albert.
Pernah si embak nyuruh dia pulang, mungkin bosen juga. Mana tau, yakan?
Udah waktunya gue tidur siang.
Tapi sebelumnya gue disuruh makan obat.
Macam serbuk antibiotik buat penangkal radang tenggorokan gue.
Dia ngebujuk embak Ami supaya dia dikasih obat juga seperti yang harus gue makan.
Akhirnya dia di kasih vitamin.
Begitu pula dengan gue.
Dan gue telen antibiotik pahit yang akhirnya karena udah sering, jadi gue suka baunya.
Dan bahkan rasanya.
Gue semangat 45 makan obat, karena berasa ada orang lain selain gue yang harus makan serbuk pahit itu. Gue ada teman seperjuangan. Yes!
Dia janji habis makan obat, dia pulang.
Ternyata tidak.

Dia bikin perjanjian baru sama mbak Ami, "Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".
Dan sepanjang ingatan gue, dia masih buka tutup pintu kamar gue sampe diomelin si embak. Karena gue malah jadi gak tidur-tidur.
Itu terakhir dia ke rumah gue.

Esok harinya gue pindahan.
Dia malah main sepeda sama Anton dan gendong-gendong anak kucing.
Dikasih nama Fani.
Habis itu dia kenalin kucingnya yang baru mungut itu, dia gak ngomong lagi.
Cuma sliweran lewat-lewat pake sepedanya sama si Anton.
Habis itu gue naik pick up bareng sama nyokap untuk berangkat duluan.

Kalo gue sekarang, mungkin gue gak akan tidur siang hari itu.
Kalo bisa diinget-inget, gue pengen tau dulu gue bisa ngobrol apa sama dia?
Apa yang bisa diobrolin sama anak kelas 6 bareng sama anak kelas 1?
Karena cuma 3 kalimat dia yang bisa gue inget,
"BAAA"
"Gak ah Ton, gue main sama Devi aja"
"Saya pulang kalo Devi udah tidur, mbak".

Gue masih bisa inget sedikit-sedikit dia yang ngajak gue main bulutangkis, main puzzle, main sepak basket, makan vitamin, ngintip gue udah tidur apa belom, bahkan waktu dia duduk dipinggir kolam nenangin nafasnya sehabis kaget denger teriakan "BAA" gue.

Dia pake kaos harley davidson warna merah marun.
Kacamatanya yang framenya hitam (walau agak oval, gak sekeren kacamata sekarang).
Badannya yang agak gempal.
Dan gue memanggil dia, "albet kampret".
Albet, bukan Albert.

Demikianlah sepenggal cerita romansa jaman baheula yang apik tersimpan di kepala gue yang besar ini.

Davy,
memutarlagucinta,
sambilbelajaruts.
*gaknyambung*

Sabtu, 13 November 2010

Balada Cinta Pertama (part. 1)

Mengapa gue senang memandang laki-laki berkacamata?
Ada apa dengan potongan setengah gempal, yang satu paket dengan kacamata menjadi tampan luar biasa buat gue?
Akhirnya gue mengerti. Hahahaha..

Dahulu kala, belasan tahun yang lalu, sewaktu gue masih berusia.. emm.. aduh, berapa itu ya?
Pokoknya gue masih duduk di bangku SD kelas 1, gue beberapa teman main yang berada di lingkungan rumah gue, ada Anton, Puri, Maya-kakaknya Puri, Cinthia, Vera, Raymon, Yohan dan satu lagi bernama Albert. Sisanya gue lupa. Maafkan.

Postingan ini akan berkisah tentang Albert. Albert kampret gue memanggilnya.
Sejak kecil gue udah senang menggonti-ganti nama orang.
Nyokap gue seneng-seneng aja, mungkin dikiranya itu salah satu bakat spesial gue.
Udah banyak nama-nama buatan gue yang jadi hip. Hahaha..

Gue gak ingat benar sejak kapan dan gimana, intinya rumahnya gak jauh dari rumah gue.
Satu gang, dia di seberang, ada di ujung kanan. Dia satu rumah sama Raymon dan Yohan, dua kakak-beradik yang kalo dijejerin akan membentuk angka 10.
Yohan jadi angka 1, Raymon jadi angka 0.
hahahaha..

Suatu hari, gue dan gank gang lengkeng 2 (rumah gue nama jalannya lengkeng 2, nomer rumah gue, 42. telpon gue 5810972) main jadi "saras 008".
Inget gak, ketika ada film berjudul Saras 008 bertema superhero, dimana tokoh utamanya punya musuh bernama Mr. Gepeng dari planet krismon atau apa deh namanya, gue lupa.
Gue jadi Saras, dan beberapa temen gue yang gak mau ngalah juga jadi Saras.
Jadilah sarasnya ada banyak.
Padahal harusnya cuma ada satu.
Sedangkan gak ada yang mau jadi Mr Gepengnya.
Untung akhirnya Anton mau, karena bingung juga kalo gak ada musuh lantas kita ngapain donk? Dia jadi satu-satunya musuh dari lusinan Saras sore itu.
Di tengah pertarungan gue melawan Mr Gepeng, a.k.a Anton, dia beneran ngajak berantem.
Dia nendang perut gue yang pada saat itu masih masa imut-imutnya.
Gak seneng, gue pegang kakinya dan gue ambil sendal jepit doraemonnya.
Gue buang ke got.
Permainan usai.
Gue ngambek, Anton lebih ngambek lagi.
Yang lain milih bubar.
Gue lari pulang, takut juga sama Anton atau kemungkinan akan Emaknya yang dateng nyariin gue.
Entah minta ganti rugi atau ngomelin gue.
Atau mungkin minta gue cuciin sendalnya yang udah bau air comberan itu.
Intinya gue takut.

(ini sebenernya mau ceritain sendalnya anton atau albert ya?)

Malam harinya, nyokap gue manggil gue dari lantai bawah dan bilang ada temen gue dateng. Gue tanya siapa, kata nyokap, "Anton, Vy".
Mampus.
Gue turun pelan-pelan.
Ternyata.. jreng..jreng! Ada teriakan "BAAAA", disusul gue yg ikutan teriak "BAA".
Ternyata itu Albert.
Aduh emak gue ada-ada aja.
Dia cuma tau Anton ternyata, karena Anton tinggal tepat di sebelah rumah gue.
Jadi paling sering dilihat dan dikenali.

Ternyata si Albert.
Ada apa dengan Albert?
Apa yang terjadi berikutnya?
Hwahahaha..
Baca kelanjutannya di sesi terakhir "Balada Cinta Pertama" (part. 2).
Hwahahahahhaha...

Rabu, 03 November 2010

Ninja Hatori Bercadar Siap Ke Pesta

Semalam untuk kesekian kalinya rapat GM (Generasi Muda) membahas kisah-kisah anak GM Tegal Alur dimana tentu saja gue salah satu bagian dari daerah, itu mau tidak mau terseret.
Singkat cerita, arah pembicaraan membahas tentang segala daya upaya untuk menjadi eksis atau kerenlah.
Anak muda gitu loh, gak mau keren, bohong aja. Hahaha...

Mau tidak mau, kisah sancipa (tipu-manipulasi) yang pernah gue tulis juga sebelumnya di sini, di ceritakan kembali. Tetap tolol. Itu tidak berubah.
Mau diceritakan berapa kalipun, tololnya gak berkurang.
Mungkin suatu hari gue bisa cerita sama keturunan gue.
Tanda gue pernah jadi anak muda banget, tolong digaris bawahi ya, BANGET!.
Bahahaha...

Nah, bangun tidur tadi tiba-tiba gue teringat sancipa gue yang masih ketinggalan.
Rasanya kalo besok-besok gue nemu lagi, wajar.
Udah terlalu banyak dan tak berujung rasanya kisah sancipa tolol gue.
Gapapah, atas nama anak muda.
Hahahaha....

Beberapa tahun lalu, SMA kelas 2 kayaknya, banyak banget tuh acara sweet 17-an.
Setahun itu penuh sama acara ulang tahun 17-an (ya iyalah, seumuran).
Salah satu acara sweet 17-an yang heboh yang gue datangi waktu itu adalah acara ulang tahun teman baik gue sejak SD.
Sebut saja Wati. hahaha
(Namanya Lulu Anti.. hihi.. maap ya Lu!)

Dia menyelenggarakan acara ulang tahunnya di salah satu cafe di Sarinah sana.
Gue yang pada saat itu sudah berdomisili di Dadap (yang jauhnya setengah abad dari sana) sudah menyusun rencana matang untuk kepergian gue ke sana.
Gue akan diantar bokap ke rumah salah satu teman (teman baik gue dari jaman SD juga) dan breangkat bareng sama dia, naek mobil.
Dandan dan ganti baju, di rumahnya aja.
Beres donk? Gue bisa mendarat di Sarinah dengan aman sentosa.

Tapi nasib berkata lain, takdir memaksa gue mengubah semua rencana indah yang udah gue susun rapih jali itu.
Di tengah perjalanan menuju rumah Tya (teman baik dari jaman SD yg satu lagi tadi), ban motor bokap gue kena paku. Bocor.
Sama seperti ban motor bokap gue, gue menciut.
Waktu terus berjalan, hati ketar-ketir takut ditinggal.
Dugaan gak meleset, Tya menelepon.

"Dav lo dimana? Gue bener-bener mesti jalan sekarang nih. Gue bantuin pegang lilin soalnya, jadi mesti dateng duluan. Sorry ya, Dav?"
"Oh oke deh Ty, see you!"

Gue gak peduli lagi apa maksudnya megang lilin di acara ulang tahun? Ini mau doa lilin di goa maria? Rasanya Sarinah gak nyediain fasilitas itu. Pegang lilin di kuenya juga gak mungkin, lebih bego lagi.
Nyebut "see you" juga ragu, curiga gak jadi dateng.

Akhirnya bokap membesarkan hati gue dengan berkata dia bersedia nganter gue ke Sarinah.
Sayangnya bukan di situ letak masalahnya, Papa.
Gue yang pada saat itu termangu sambil nunggu ban motor bokap selesai ditambal, merasakan hati berkecamuk hebat.
Gue pengen banget dateng ke ultahnya Lulu, penasaran pula.
Tapi di satu sisi gue gak ngerti gimana mendarat di sana dengan dress tapi tetap rapih jali.
Dan pada saat itu, gue merasa gak oke juga naik motor ke sana. hwahahaha..

Jadilah gue meluncur ke Sarinah dengan perabotan lengkap.
Tetap pake dress! bahaha.. tapii...
Gue lebih mirip ninja hatori bercadar yang lagi mau balap motor ketimbang anak perempuan bersiap ke pesta.
Singkat cerita dengan kostum aneh luar biasa seperti itu gue sampe juga di Sarinah.
Gue deg-degan setengah mati sewaktu motor bokap melaju perlahan untuk nyari parkiran.
Daaaanggg!
Tepat di depan gue, sebuah mobil kijang krista berhenti dan menurunkan muatannya.
Baaa! Itu temen-temen gue.
Sepersekian detik gue ngeri mereka melihat gue dan berhasil mengenali ninja hatori bercadar berhelm di depan mereka adalah gue.
Tapi untungnya itu tidak terjadi.
Begitu sampai, gue melesat ke kamar mandi dan keluar layaknya anak perempuan mau ke pesta. Bahahaha..
Sang bokap menunggu dengan penuh sabar.

Gak pake babibu, gue melesat ke tempat pesta berlangsung.
Sukses! Semua berjalan lancar, sampe salah satu teman gue (teman baik dari jaman SD yang ketiga) bertanya gue ke sini sama siapa dan naik apa.
Dia tau benar gue gak punya mobil dan dengan polosnya berkata,
"Gila lo Dav naik motor sampe ke sini, dari Dadap kan jauh banget!"
Dia gak berniat jelek, dia memang begitu.
Dari jaman dulu, sampe sekarang.

Gue ngeles, "Oh enggaklah! Uda gila kali, Lys, kalo gue naik motor dari Dadap ke sini pake dress begini!".
Padahal emang begitu kenyataannya.
Bahahahahhahahhaha..
Aduh gue ngakak ngetiknya.
Bahahahha...

Si sahabat ajaib kemudian membalas, " Eh tapi gak juga sih, gue juga suka lagi dianter bokap naik motor yang jauh-jauh. Hahaha"

Hening. hahahah...
Dia anak orang kaya, tapi dia selalu pede dianter pake kendaraan apapun.
Berapapun rodanya, empat? dua? sembilan?
hahaha.. kendaraan apa yang rodanya sembilan?


Selepas makan dan begini-begitu gue pamit.
Mereka bilang gue terlalu cepat.
Tapi apa daya, gue bilang gue gak boleh pulang malam.
Padahal gue boleh-boleh aja, tapi bokap gue yang nungguin gue entah dimana itu yang jadi pertimbangan.
Kasihan juga. hehehe

Akhirnya gue pulang dan bersiap jadi ninja kembali.
Bokap gue ternyata menghabiskan waktunyadi bakmi GM dan bertanya-tanya kenapa gue cepet amat.
Ini mengapa gue sayang banget sama bokap gue. hahaha...
Tapi akhirnya kita pulang, kembali ke Dadap.
Gue cerita sama bokap gue tentang pembicaraan gue dan Ellys dan kita ngakak berduaan di jalanan.

Nyokap menyambut hangat kepulangan gue dan bokap,
dia cuma bertanya, "gimana?" sambil cengengesan.
hahahah...

Selasa, 26 Oktober 2010

Marmut Item

Beberapa waktu lalu gue berniat meminjam buku bacaan sama Sandra.
Gue request beberapa judul dan akhirnya dipilihkan Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika.
"Lo emang harus baca ini, biar belajar", kata Sandra yang akhirnya bawain gue buku tersebut.

Beberapa hari dari situ, kalo Raditya Dika punya marmut merah jambu, rasanya gue punya marmut yang sama, beda warna tapi.
Marmut gue item, kecebur got.
Sama sekali bukan warna merah jambu merona.
Walau gue gak tau pasti warna merah jambu tersebut didasari oleh apa, tapi kesotoyan gue mengatakan karena itu warna jatuh cinta, seperti isi bukunya Dika yang kali ini banyak cinta-cintaannya.

Lalu apa kabar marmut item gue?
Kalo si marmut pinky lagi megang kuaci, marmut gue lagi nyopotin mahkota bunga, sehelai demi sehelai. Bahahaha..
Hyaah.. apa itu ya?
Marmut malang gue terkena gejala patah hati.
Dia merasakan apa rasanya mendongo sepanjang hari akibat hati terbelah.
Dia main twiter, dia akhirnya merasakan hal-hal yang sebelumnya dirasakan oleh teman marmut lainnya (si marmut hijau terutama-hayo, tau ga itu siapa? haahahaha) yang juga sering mendapat kenyataan pahit lewat twiter-an.
Rasanya semua update berita hangat gak ada artinya ketika menemukan sebuah tweet yang membuat nelangsa. hahahaha..

Si item akhirnya tau mengapa membuat status atau tweet-tweet patah hati ternyata cukup membantu (dan mengapa buanyak sekali status/tweet itu bertebaran dimana-mana).
Dia akhirnya tau kalo lirik-lirik lagu percintaan tidak dibuat secara sembarangan ataupun melebih-lebihkan. Maap, dulu kira-kira begitu yang terpikirkan. Hahaha
Dia sah jadi marmut abg galau.

Jadi inget salah satu adegan favorit gue di film Laskar Pelangi,
si tokoh utama kaget setengah mati mendapati kenyataan ditinggal pergi oleh gadis cina anak juragan toko kelontong tempatnya membeli kapur,
dimana digambarkan seolah mendadak semua barang di toko tersebut berjatuhan, jalanan menjadi kosong, dan mulutnya hanya membentuk huruf "O".
Plus hembusan angin pilu yang menebarkan selembar kertas koran di tengah jalan yang kosong.
Bahahaha..

Hari ini, hari Selasa.
Banyak tugas dan pekerjaan menantinya.
Terima kasih juga untuk beberapa marmut senior yang sangat membantu.
Bye bye Senin galau,
sesuai janji saya dengan si hijau, hanya Senin yang jadi pengecualian.
Dia mau memperjelas benar sebenarnya apa yang dia rasakan dan harus diapakan.
Tapi tidak lagi dengan galau.
Yah mungkin nanti sisa sedikit-sedikit ya maklumlah ya.
hahaha..

Marmut item gue sekarang sedang siap-siap luluran.
Biar gak item lagi.
Walau belum menjadi pink.
Paling gak, ya gak dekil begini.

nb : Iya San, belajar nih. Praktek pula. hahaha

Selasapagi,
nguapdansenyum,
Davy :)

Irama


Heyaaahhhh!
hahaha
Iseng googling lirik-lirik lagu, entah bagaimana caranya nyasar ke Rhoma Irama, sang tokoh legenda dangdut Indonesia yang sangat happening pada jamannya itu.

Dan entah bagaimana lagi, gue dapet gambarnya, plus tandatangannya! hahahaha

Pertanyaan gue cuma satu, sepanjang pengetahuan gue (yang kadang menyempit dan meluas), beliau merupakan Dangdut legend, nah kok disini beliau tampak seperti salah satu anggota Bon Jovi atau Guns n Roses mungkin. hahaha

Daan.. stylenya bikin gue bertanya-tanya, jangan-jangan dia juga main di film Rambo sama Stallone. Rambo versi dangdut star. Nembak sambil joget.
Bahaha..

Ngaco. Hahahaha..

Senin, 18 Oktober 2010

Flying Slurpee

Sabtu malam lalu gue dan 13 teman lainnya keroyokan menonton Step Up 3 - 3d (yg gak 3d karena kantong cekak, mau gak mau nonton yang biasa aja).
Di sana gak usah dijelasin panjang lebar ya sudah pasti adegan menari dimana-mana, dari awal sampai akhir cerita.
Tapi beneran deh, rasanya langsung pengen join sama club nari.
Baru nonton aja udah berasa keren, nonton sambil joget-joget (padahal yang gerak cuma telapak kaki sama jari tangan. Itu yang disebut joget?).
Selebihnya, terpana. Atau, teriak.. "wuuuwww!!..hooooowwww.."
Untuk teriak, Silvi yang jadi tokoh utamanya kemarin.
Serasa mereka menari di depan mata.
Iya sih depan mata, tapi di layar.

Nah nah, ada satu adegan yang gak bisa lepas-lepas dari kepala.
Bukan ketika penarinya melempar badan kemana-mana,
bukan ketika penarinya meletakkan kepala mereka sembarangan,
bukan juga ketika mereka menari seperti gaya kipas angin, muter gak berhenti-berhenti.
Tapi..
adegan dimana si cowok dan si cewek (pemeran utamanya nih),
ciuman di atas blower atau apalah itu namanya.

Adegannya : mereka berciuman, angin berhembus dari bawah sehingga rambut mereka berterbangan layaknya di iklan-iklan shampo.

Pengambilan gambar : berputar-putar, sehingga memungkinkan kita melihat letak bibir secara seksama dari berbagai sisi.

Latar : pemandangan gedung di sore hari dan langit jingga.

Biasa aja bukan? Adegan dan latar bahkan pengambilan gambar macam ini bisa kita lihat di hampir semua film (mulai dari Box Office, India, sampai sinetron. Mungkin! haha).
Yang bedaaa...
Pada saat mereka berciuman, ada "slurpee" berterbangan warna-warni di sekeliling mereka.
Ceritanya si slurpee di terbangkan blower tempat mereka berdiri sehingga terlihat seperti.. emm. . Apa ya itu? kunang-kunang?
Yah terlihat seperti slurpee yang terbang-terbang lah ya?

Oke, tampaknya boleh juga.
Blower ditambah slurpee!
Jadi kalo suatu hari gue kencan,
mampir dulu ke 7eleven beli slurpee!
Nah masalahnya, nemu dimana gedung yang ada blowernya dibawah begitu?
Gak perlu bawa properti kipas anginkan?
Hwahahahaha...

now playing : This Girl-Laza Morgan
*backsound waktu adegan itu berlangsung


Davy,
huntingblowerdanslurpee,
danygpunyabibir,
tentusaja.

bwahahaha....

Sabtu, 16 Oktober 2010

3 Idiots, or 4 Maybe. hwahahaha

Biarlah ini menjadi rahasia gue dan alam semesta raya atas segala gejala ketololan yang terjadi di malam ini.
Opera asmara gejolak remaja putri.
Hwakakakakakakaka...

Davy,
terperangkapdalamdiagram,
wanitawanitajatuhcinta.

catatan : perempuan jatuh cinta seringkali menjadi tolol. tapi itu seninya. oke, gue akui itu sekarang.

Rabu, 13 Oktober 2010

Cangkok Arwah

Gue gak ngerti apa yang sedang dipresentasiin sama ketiga teman gue didepan sana.
Dengan segala hormat dan maaf, gue bahkan bingung sebenarnya itu membahas apa.

Gue mahasiswi psikologi yang sekarang sedang menjalani masa bahagia di semester 3.
Dan kemarin adalah kelas psikologi keperibadian,
setau gue begitu.

Gue berusaha menyimak semaksimal mungkin apa yang ada didepan,
sampe-sampe gue senewen (baca : kesel) waktu si Emma, salah satu teman sekelas gue, manggil gue untuk ngomong hal yang sama hampir setiap 7-10 menit sekali.
"aduuh mampuuuss, gue belom bikin nih. kumpulnya kapan ya?"
dan gue jawab (berkali-kali) dengan jawaban yang sama,
"sama, belom! kumpul hari ini."
dan yang terakhir gue jawab,
"sama, belom. kumpul hari ini. diem dulu, ma. entar lo mampusnya beneran nih."

Ternyata mereka membahas teori Carl Jung, yang kalo gak salah adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang wajib diketahui sama semua orang yang mau belajar psikologi.
Jadi, suka gak suka, kalo mau dibilang anak psikologi, kita harus tau sejarah hidupnya dia.
Ya okelah.
Mereka menyebut-nyebut kata "arketipe" yang gak tau kenapa bayangan gue lari ke bangunan-bangunan mesir kuno dan tulisan-tulisan kuno di dindingnya. (barusan gue googling dan menemukan kenapa pikiran gue lari sejauh itu, ternyata yang terbayang sama gue itu arkeologi).
Gak lama dari sana, mereka membahas bagaimana keperibadian seseorang bisa memiliki banyak unsur.
Gue mencoba menterjemahkannya sesederhana mungkin, dengan perumpamaan beberapa teman sekelas gue.
Si A digabung si B, keperibadiannya bercampur dan jadinya mirip si C.
Dan seterusnya.
Ketika istilah-istilah rumit kian menjamur, otak gue melempem.
Kok rasanya inti dari semua yang gue denger hari itu cuma satu,
ini lagi penjabaran gimana caranya manusia bisa melakukan cangkok arwah.
Dicampur si A, si B, si C... di cangkok arwahnya biar jadi yang baru.

Suasana kelas berisik tak terkendali,
gue iba melihat si Ibu yang mungkin satu-satunya yang menyimak betul apa yang terjadi di depan sana.
Gue jamin dia gak memikirkan piramid-piramid mesir seperti yang gue lakukan, tapi mungkin gimana cara mindahin piramid-piramid itu ke kepala kita supaya kelas bisa diem sedikit.
Atau mungkin siapa yang arwahnya bisa dicangkok sama siapa untuk menghasilkan keperibadian baru yang lebih terkendali atau apa deh.

Ada yang rambut depannya udah nutupin mata dan bisa aja nutup seluruh mukanya.
Yang satu terus menggulung poninya,
kalo keduanya dicangkok mungkin bisa membantu keduanya.
Bahahahaha....

Kalo ada spesialis, gue gak ambil klinis, anak atau semacamnya,
gue suka nih yang ilmu cangkok-cangkok.
Bwahahahaha...

Selasa, 21 September 2010

Yoko dan Bibi Lung

Masih ingat salah satu film silat Asia tersohor sepanjang masa,
yang dibintangi aktor sipit yang ketampanannya tak lekang dimakan usia (alias dari lahir sampe ubanan, gantengnya gak luntur-luntur),

"The Legend of Condour Heroes"
a.k.a
Pendekar Rajawali.

Belum lama ini, di tengah antrian TransJakarta jurusan Pulogadung atau T.ugas (diantaranya),
gue serasa menonton potongan adegan si Yoko dan Bibi Lung.
Sekedar penyegar ingatan, Yoko itu si Andy Lau (sang pendekar rajawali) dan Bibi Lung (a.k.a putri naga kecil) adalah tante-tante yang jadi kekasih hatinya sang pemeran utama.

Si Yoko gadungan berpegangan tangan bak pose-pose andalan di tiap foto-foto pre-wed.
Dia memeluk si Bibi Lung gadungan seolah mereka lagi dalam bahaya atau perang melawan musuh dan Bibi Lung terancam bahaya kalo-kalo ga dipegangin atau di peluk.
Si Bibi Lung, yang kalo dari yang gue tangkep tampak menikmati perannya, menyenderkan kepalanya ke dada Yoko yang tampaknya juga menghayati peran.

Sebenernya entah mengapa waktu gue melihat mereka, di kepala gue terbayang film Pendekar Rajawali. Buat gue saat itu, mereka sangat Yoko Bibi Lung! Di tengah antrian puanjaang mahadasyat dan panas (ditambah pengap), mereka tetap berpelukan dalam berbagai pose.
Si Yoko ceritanya melindungi Bibi Lung dari marabahaya desakan para penumpang busway (termasuk gue) yang sudah mulai kalap ingin cepat sampai ke rumah masing-masing, si Bibi Lung tampak melemahkan diri dan terus berganti gaya di pelukan pendekar rajawalinya, seolah membutuhkan transfer tenaga dalam seperti yang sering dilakukan di film aslinya.
Dan akhirnya rajawalinya datang, bus transjakarta maksudnya. Ada gambar burungnya toh?
(itu burung apa ya ngomong-ngomong?)

Tidak ada yang salah di situ. Kecuali di tengah antrian ada orang yang baru putus, baru batal nikah, atau apapun kejadiannya yang intinya baru kehilangan pasangan.
Pasti mereka memaki dalam hati karena membuat suasana antrian semakin panas dengan aksi P.D.A (public display affection) yang dimainkan oleh Yoko dan Bibi Lung tadi.
Yang jadi masalah, setidaknya buat gue, ialah ketika aksi yang mereka lakukan membuat antrian di sekitar gue makin sempit karena perubahan-perubahan pose yang mereka kerjakan.
Well ya sedikit risih mungkin, tapi lumayan juga sebenernya buat jadi hiburan di tengah antrian macam begitu.
Kadang adegan mereka memberi hiburan loh. Sampe ke khayalan Pendekar rajawali ini misalnya. Lumayankan?

Belum lama ini temen gue berisik soal aksi P.D.A yang beredar di twitter.
Well, ya buat gue no prob sebenernya.
Sadar gak sadar karena terlalu bahagia atau mabok kepayang kita lupa daratan.
Hak kok.
Asal gak sampe bikin mata sakit aja, entah takarannya apa, yang pasti tidak membuat gue mengeluarkan reaksi "iyuuhh".
Atau, tidak mengganggu apa yang gue lakukan.
Itu buat gue.
Setiap orang punya pertimbangan berbeda.
Dan apapun bentuk responnya, baik atau buruk,
frontal atau tidak, sama halnya dengan tadi,
itu hak kok.

Tapi baik aksi yang dilakukan maupun respon yang dihasilkan,
gak bisa seenak sendiri kalo menurut gue.
Karena ketika menyangkut orang banyak,
kalimat "dunia milik berdua" atau "Mulut, mulut gue"
buat gue, itu gak ada. :D


Sabtu, 18 September 2010

Kencan Buta seri #1

Blind dates.
Yes, these are my blind dates with one of my best pal, caroline!
Sometimes there are so many things that so diffrent between me and her.
What I thought, what I want, what I like, and many more..
But, somehow.. I heart her as one of my best friends. :)

This is is our 1st date,


jari-jari "lopelope" gue,
kue duren yg dibeli dengan duit paspasan.
lemon tea yang harganya bisa beli nasi padang
(pake rendang sama opor ayam),
botol lada+garam, kunci motornya Atong.

hari itu awal terjadinya kencan buta beruntun.
Kita ketagihan kencan karena terkesan dengan hari itu.
Ceritanya mau beli kue tart buat bikin surprise ultahnya yuriska,
kita begaya malem minggu ke bilangan Tebet sana,
dimana waktunya kawula muda ibukota begahol abessss (yo mamen!) di sana.

Pede jaya, kita naek motor pinjaman buat meluncur ke Tebet.
Gue pula yang mengendarai motornya, Olin gak tau kalo sebenernya hari itu pertama kalinya gue bawa ke jalanan rame.
Selama ini gue pinjem motor sama si Ayah buat maen ke rumah tetangga yang beda satu-dua blok, nganter si Ibu ke pasar, atau sejauh-jauhnya ke rumah sepupu yang beda perumahan.
Dia gak tau kalo hari itu sebenernya dia terancam. hahahha..

Singkat cerita, sampailah kita di toko kue elit itu.
Pintunya dibukain sama mas-masnya.
Di dalam itu isinya mereka yang makan kue sambil berlaptop ria, dinner sama pacar, dan ada keluarga-keluarga yang anak-anaknya membule-bule kan diri dengan teriak-teriak pake bahasa Inggris.

Gue sama Olin,
tinggal dipakein jaket kulit, udah deh, Ali Topan anak jalanan abis narik Ojekk abeess!
Begitu sampe kita terlena sama kue yang kata embaknya rasa duren itu,
dengan uang pas-pasan, dibelilah tu kue sama Olin.
Kalo mereka makan ditemani laptop,
kita naro helm-helm kita di meja.
Bangga dan merasa moment itu patut di kenang,
gak lupa kita poto-potoin kuenya.
Ya yang ada di atas itu tuh. hahahaha..

Masih ada kencan-kencan berikutnya.
Gue mau masukin foto-fotonya tapi gak tau ada di mana.
entar deh ya, nyusul. hahaha..

Yang jelas begini, dia itu entah bisa dikategorikan temen yang baik atau engga.
Menyenangkan atau engga.
Lucu atau engga. (unyuu..unyuu,....lucuuu.. hwahhaha.. jijay)
Yang pasti, ya itu tadi,
unyuu.. unyuu (lagi tren nih!)..
I heart her! :)

And I want to see her as a happy girl,
and keeps gettin' better,
day by day :)

Good night!
Time flies and it is 03.o1 am right now.
Goodbye now :)
Ow, Good Morning! :D

Kamis, 09 September 2010

DVD, Laut Merah, Patah Hati yang Basi

He's just not that into you..
Film ini direkomedasikan ke gue beberapa hari yang lalu.

Begini, begini, begini skenario yang seharusnya terjadi beberapa minggu yang lalu,
sebelum film itu direkomen ke gue.

Layaknya adegan-adegan ABG patah hati yang siap menyambut mentari pagi kembali paska patah hati (baca : luluh lantak), gue tersenyum mantap, mengepalkan tangan, well gak pake lompat sih intinya.
Gudbay! Gue siap melemparkan dia ke tengah, dasar, ujung, pojokan laut merah.
Biarlah dia karam di sana.

Hanya kalo-kalo suatu hari Musa membelah kembali laut merah, ada kemungkinan dia ditemukan kembali.
Itupun kecil kemungkinan, gue meletakan dia di pojok, ingat?
Jadi kalo laut merah dibelahpun, pasti di tengah.
Dan gue belum membaca dikitab manapun bahwa Musa akan membelah laut untuk keduakalinya.

Lalu, serasa melempar gumpalan kertas ke belakang, gue akan melangkah pede, lengkap dengan senyum lebar dan kepalan tangan tanda kemenangan yang gue ceritakan di atas tadi.

Masalahnya adalah, itu skenario yang SEHARUSNYA.
Kalo ada kata "seharusnya", maka artinya adalah...?
Ya, itu tidak terjadi, boleh ditambahkan dengan kata 'sama sekali'.
Yang artinya gue masih saja tersangkut pada laki-laki dengan mata yang kalo merem atau melek bedanya tipis luar biasa, berbadan montok berkacamata dengan bingkai hitam tebal (yang gue cintai setengah mati), teman main di kala SD gue dulu itu.

Gak, gak! Jangan berpikir gue suka dari SD ya, lama amat. hahaha..
Yah sudah waktunya buat gue untuk melaju (ato bahasa tenarnya 'move on' lah begitu).

Teman gue yang pernah mengalami hal serupa bersaksi bahwa salah satu yang menyelamatkan dia ialah si film itu.
Dan Sisca si kai-kai, sudah siap dan penuh semangat meminjami gue dvdnya.
Walau pada akhirnya dia lupa membawanya sore tadi.

Mari kita lihat apa yang gue dapat dari film itu.
Setelah gue dapet pinjeman dari sisca tentunya.
Hahaha..

Mungkin nanti gak usah jauh-jauh ke laut merah?
Mana tau.
Hahaha..

Davy,
numpangonline,
dikostorang,
tengahmalam.

Selasa, 24 Agustus 2010

Gaul Jaya

Kemarin siang, gue melakukan perjalanan rutin ke Jp naik metromini 91.
Sekedar informasi, itu metromini mengantar gue sampe halte busway Sumber Waras dari Batu Sari (pertigaan tempat si bus mejeng setiap harinya dekat kampus gue, Binus).

By the way, beberapa waktu lalu gue mendapat message di inbox fb gue dari seorang anak perempuan yang menanyakan rute angkot arah ke Dadap. Dia bilang dia googling mencari rute angkot Dadap dan sekitarnya lalu mendapati blog gue di sana.
Lalu kami berkenalan (kemudian menjalin tali kasih, deng deng! Gak Gak! ngaco!).

Sejak itu, gue senang-senang saja mencantumkan angkot-angkot yang gue naiki beserta jurusannya, lumayan kalo-kalo ada kejadian serupa. :D

Nah, sedikit berbeda dengan sebelum-sebelumnya gue tidak sendirian. Gue melakukan perjalanan ditemani dua perjaka tampan (gue yakin mereka masih perjaka ting ting. hwahahahaha..yakin gak ya? yakin deh. hwahaha), Lolen dan Willy, dua teman baru gue yang baru hijrah ke Jakarta yang sebelumnya tinggal di Karimun.

Di siang panas itu ternyata adalah jamnya sekolah bubar, alhasil satu bus itu dipenuhi anak-anak sekolahan yang lagi sedap-sedapnya beraroma matahari (gak) segar.
Gue yang semula asik membaca buku, mau gak mau harus menghentikan kegiatan gue itu.
Selain supir bus kemarin agak heboh, gue jadi sibuk memperhatikan anak-anak sekolah ini, yang tampaknya berkisar SMP dan SMA.

Mereka heboh bergosip sambil teriak-teriak. Ada yang sok cool smsan, ada yang repooot ngajakin duduk bareng sama temennya (padahal yang satu udah terlanjur duduk di paling depan, yang satu di paling belakang), dan ada genk cowo-cowo yang eksis di belakang.

Gue jadi inget masa sekolah dulu (baru satu tahun yang lalu loh ya! *gamaudibilangtua*).
Baju dikeluar-keluarin, lengan baju ditarik ke atas.
Dasi di lepas, kadang dipake buat jeprat-jepret.
Dari SD sampe SMA, kurang lebih sama deh.
Bedanya dulu SD gue pake sepeda ke sekolah.
Sepeda Wim Cycle kuning mentereng, sepeda gaul gue yang tergauuull.. bwahahahaha

Rasanya kalo baju udah dikeluarin, dasi udah dilepas, lengan baju ditarik,
boleh plus aksesoris dribble bola basket, wuuuuuu..
berasa jadi orang paling gaul sedunia!
Bwahahahahaha...
Oh ada yang kurang, permen kaki!
Permen berbentuk kaki berwarna merah yang ada sedotannya (lolipop ya namanya?) juga jadi properti pelengkap style gaul gue dulu. Hahahahaha..
Ini style masa kejayaan SD gue,
SMP-SMA beda dikit, gak pake bola basket.
Tapi pake jaket yang lengannya ditarik sampe ke sikut.
Dan, cepol rambut setinggi-tingginya! Hwahahaha...

Cepol style masih gue lestarikan sampe sekarang.
Lalu bagaimana style gaul rambut gue jaman SD itu?
Ini yang baru gue sadari sedikit ga beres,

Baju keluar, gelang-gelang tali, lepas dasi, bola basket, ngemut lolipop,
rambut?
KUNCIR DUA pake KARET WAR
NA-WARNI.
Rambut gue agak panjang,
jadi karet-karet pelangi itu banyak jumlahnya,
melingkar-lingkar di rambut gue.
Damn!
Gaul sekali bukan? ckck..

Rabu, 18 Agustus 2010

Kupas (gak) Tuntas


Nama Acara : Kupas (gak) Tuntas
Host : Davy Vy
Guest Star : Silviana Huang
Lokasi : Studio Metro Tv

Hwahahahahahaha.. I'm serious!
I'm not lying!
But I'm just kidding.. :D

This pict is taken from our visit to Metro Tv's studio on last monday :D

Hemm.. well one day, I'll seat on that chair and have my real show :)

Oh! Maybe one day we can watch our "Kupas Tuntas",
LIVE! on our television! :)


*Kupas Tuntas is GM DKI B's Talkshow in BDI :)


Rabu, 11 Agustus 2010

San Ci Pa - 2

Oke, ini kelanjutan dari San Ci Pa bagian pertama.
Sebelumnya, ada yang bertanya kenapa judulnya begitu..

Alasan pertama, gue tidak terpikir judul yang lain.
Alasan kedua, san ci pa sering digunakan untuk sebutan "tipu-menipu" ala orang cina-cinaan.

Nah, kelanjutan nasib kelabilan gue dari yang sebelumnya, gue merencanakan penipuan yang lebih ekstrim (atau bisa dibilang lebih tolol).

Kali ini bukan lagi tentang si "No", sudah berganti cem-ceman (baca : gebetan) ceritanya.
Waktu itu gue pede seolah-olah sudah belajar dari kesalahan di masa lalu sehingga gue merasa sudah pasti lebih jujur.
Memang, penampilan.. sekolah.. gue gak bisa nipu (Nah loh? berarti kalo misal bisa, gue nipu lagi donk? hwaahhaha...).
Hingga suatu ketika, yang LAGI-LAGI di kali pertama gue pergi jalan sama dia.

*Oh Tuhan kenapa harus selalu di yang pertama?

Gue gak bisa menyalahkan nyokap gue yang waktu itu kekeuh meminta gue pulang ke rumah malam itu juga sepulang gue pergi jalan sama si cemceman ini.
Toh memang belakangan waktu itu gue kangen pulang.
Tapi di situ awal bencana terjadi.

Sehabis jalan, entah kena angin apa.. dia bisa-bisanya mau nganterin gue pulang ke rumah gue yang berlokasi di ujung daratan Jawa ini.
Oke, lebay.. di ujung deh pokoknya.
Dadap.. ada yang tahu? hwahahah...
Entah dia mau bergaya, ceritanya baik dan keren mau nganter gue atau gimana deh.
Akhirnya, meluncur deh saya menuju daratan Dadap.

Singkat cerita, gue gak pede sama rumah gue.
Gue puter otak (andai bisa dikocok mungkin udah gue kocok) sebisa mungkin supaya hari itu dia gak perlu mendaratkan gue di depan rumah gue.

Tiiingg!
Muncullah sang ide cemerlang!
Gue berniat "memindahkan" rumah gue ke rumah nenek gue.
Ngaku-ngaku rumah nenek gue itu rumah gue tepatnya.
Kebetulan rumahnya gak jauh dan selayang pandang, lebih nikmat dipandang dibanding rumah gue.
Gue menelepon nyokap gue berkali-kali dan secara DIAM-DIAM!
Bayangkan saudara-saudara! Betapa nikmat kencan pertama saya di malam itu!

Gue bernego sana-sini sama nyokap mengenai nasib identitas rumah tercinta.
Yang berujung "Udahlah, Nak. Pasrah aja. Kalo dia terima, ya terima apa adanya kita."
Lahhh...
Gue ngakak seketika (dia heran waktu itu), berasa kaya di sinetron.
Gue pasrah.
Bener-bener pasrah.
Tapi sejujurnya belum berlapang hati.
Gue berdoa!
Sumpah gue gak berhenti berdaimoku (baca : membaca doa) sepanjang jalan sampai bener-bener sampe di rumah.
Entah apa yang gue doain,
supaya ada keajaban yang mendukung kebohongan gue bisa terjadi,
atau supaya dia menerima apa adanya.

Well, beberapa bulan kemudian kalo gak salah..
Si cemceman sah jadi pacar gue yang pertama..
Berarti rumah gak jadi urusan, toh? ahahaha..
Dan sampai beberapa saat lalu gue baru habis ngobrol sama dia,
dan gue bertanya-tanya.. dia tahu gak ya waktu gue telponan sama nyokap?
Masa gak tau sih?
Kalo diinget-inget gue bodohnya telponan di belakang dia deh! bwahahaha...
Ya sudah lah, kapan-kapan gue tanya ahh.. hahaahaha...

Yaa.. belakangan ini gue akhirnya menyadari.
Bukan dia yang harus menerima gue apa adanya,
tapi...

Gue!
Gue yang harus berani melihat siapa diri gue.
Gue yang harus menerima diri gue,
seperti apapun itu..
jeleknya.. bagusnya..

Ya.. itulah saya.. Davy :)
Seperti apapun rumah gue, dimanapun lokasinya..
Sekolah gue.. Sikon ekonomi gue..
Semuanya.. :)

Termasuk hal yang baik yang bisa gue lakukan!
Termasuk apa yang bisa gue karyakan! :)

Davy,
menunggukapan
adakencanpertamanya
lagi...
*yang menyenangkan ya pastinya! hwaahahaha..

San Ci Pa - 1

"Udah sampe dimana, Dev?"

"Bentar yah, masih dijalan nih, maceet No!" (sebut saja No-padahal emang sebutan aslinya, bodo ah! hwahahahah)"

"Kok berisik banget Dev? emang udah dimana?"

"Duh bentar yah, lagi buka kaca nih, makanya berisik banget, No."

"Oh.. Oke.. cepetan yah"

Singkat cerita itu adalah pembicaraan gue sebelom berjumpa dengan tambatan hati (tepatnya "kasih gak kesampean") waktu itu di MTA.
Hari itu setelah lama bersusah payah akhirnya kami dapat berjumpa.
Senang tak terkira, deg-degan, takut, berjuta indahnya!

Tapi, ada yang kurang indah ternyata.

"Tadi macet banget yah? Nyetir sendiri yah Dev?"

"Heem? oh.. iya nih"

.........

Begini, gue naik Kopaja. Kopaja 95 jurusan Rawa Bokor-Tmn. Anggrek tepatnya.
Gue memang buka kaca, tapi mau itu kaca dibuka atau enggak, namanya di bus,
pasti berisik gak karuan.
Ya ada yang lagi ngamen, ada yang nagih uang ongkos, ada yang nangis,
belom lagi yang paling meriah ya bunyi "greeengg.. greeengg" dari mesin kopajanya itu sendiri.
Buka kaca apa coba?

Gue tidak nyetir sendiri.
Kecuali pada saat itu gue nyetir kopaja di hari yang boleh dikatakan kencan pertama itu (ce elah, kencan loh! hahaha).
Astaga, gak kebayang gue nyetir kopaja! hwakakakakka!
Gue naik angkot!
Bukan naik mobil pribadi seperti yang dia kira ataupun yang gue "iyakan''.

Itu hanya secuil kecil bohong-bohong dodol yang gue lakukan.
Gue men-setup penampilan gue sedemikian rupa untuk bohong sama dia.
Gue bohong tentang sekolah gue.
Gue bohong tentang pulang sekolah yang gue naik angkot (kalo gak salah dia kira gue sama seperti dia, pulang pergi adem ayem naik mobil pribadi atau sejelek-jeleknya nebeng mobil temen).

....

"Tinggal dimana si sekarang, Dev?"
"Daera Tangerang situ deh No, tau gak? gak jauh-jauh amat dari Cengkareng."
(iya, gak jauh-jauh "amat" ya neng? hwahahaha)
"Gue di Kosambi Dev, lo dimananya?"
"Loh? Gue di Kosambi juga kok, No?"

Sungguh pada saat itu gue tau "Kosambi" versi dia dan punya gue berbeda "Jauh", well ya gak jauh-jauh "amat" lagi ya! hwahahaha..
Tapi gue menyama-nyamakannya.
Untung dia gak nyari alamat detil gue karena gue akhirnya membuat dia pusing dengan berbagai jurus kamuflase alamat.
Entah jenius atau bodoh sebenernya gue pada saat itu.
Rasanya bedanya tipis.

Apalagi ya yang gue bohong-bohongin ke dia?
Ah bohong paling terakhir yang paling asem itu..
tentang perasaan gue deh kayaknya. loh? hwahahah..

Ini terjadi sekitar.. emm.. berapa ya?
Kalo gak salah, setahun lebih yang lalu.
Eits apa hampir 2 tahunan deh.. hahaha

Ini kisah awal gue mulai berbohong bukan untuk urusan tidur siang ke nyokap,
ataupun berbohong untuk pergi ke mall sama temen-temen gue yang dulu pernah gue lakukan.
Ini kasus berbohong ala abg labil..
Yang harus belajar.. :D

Hayo.. belajar apaa? :) :)