Rabu, 13 Oktober 2010

Cangkok Arwah

Gue gak ngerti apa yang sedang dipresentasiin sama ketiga teman gue didepan sana.
Dengan segala hormat dan maaf, gue bahkan bingung sebenarnya itu membahas apa.

Gue mahasiswi psikologi yang sekarang sedang menjalani masa bahagia di semester 3.
Dan kemarin adalah kelas psikologi keperibadian,
setau gue begitu.

Gue berusaha menyimak semaksimal mungkin apa yang ada didepan,
sampe-sampe gue senewen (baca : kesel) waktu si Emma, salah satu teman sekelas gue, manggil gue untuk ngomong hal yang sama hampir setiap 7-10 menit sekali.
"aduuh mampuuuss, gue belom bikin nih. kumpulnya kapan ya?"
dan gue jawab (berkali-kali) dengan jawaban yang sama,
"sama, belom! kumpul hari ini."
dan yang terakhir gue jawab,
"sama, belom. kumpul hari ini. diem dulu, ma. entar lo mampusnya beneran nih."

Ternyata mereka membahas teori Carl Jung, yang kalo gak salah adalah salah satu tokoh psikoanalisa yang wajib diketahui sama semua orang yang mau belajar psikologi.
Jadi, suka gak suka, kalo mau dibilang anak psikologi, kita harus tau sejarah hidupnya dia.
Ya okelah.
Mereka menyebut-nyebut kata "arketipe" yang gak tau kenapa bayangan gue lari ke bangunan-bangunan mesir kuno dan tulisan-tulisan kuno di dindingnya. (barusan gue googling dan menemukan kenapa pikiran gue lari sejauh itu, ternyata yang terbayang sama gue itu arkeologi).
Gak lama dari sana, mereka membahas bagaimana keperibadian seseorang bisa memiliki banyak unsur.
Gue mencoba menterjemahkannya sesederhana mungkin, dengan perumpamaan beberapa teman sekelas gue.
Si A digabung si B, keperibadiannya bercampur dan jadinya mirip si C.
Dan seterusnya.
Ketika istilah-istilah rumit kian menjamur, otak gue melempem.
Kok rasanya inti dari semua yang gue denger hari itu cuma satu,
ini lagi penjabaran gimana caranya manusia bisa melakukan cangkok arwah.
Dicampur si A, si B, si C... di cangkok arwahnya biar jadi yang baru.

Suasana kelas berisik tak terkendali,
gue iba melihat si Ibu yang mungkin satu-satunya yang menyimak betul apa yang terjadi di depan sana.
Gue jamin dia gak memikirkan piramid-piramid mesir seperti yang gue lakukan, tapi mungkin gimana cara mindahin piramid-piramid itu ke kepala kita supaya kelas bisa diem sedikit.
Atau mungkin siapa yang arwahnya bisa dicangkok sama siapa untuk menghasilkan keperibadian baru yang lebih terkendali atau apa deh.

Ada yang rambut depannya udah nutupin mata dan bisa aja nutup seluruh mukanya.
Yang satu terus menggulung poninya,
kalo keduanya dicangkok mungkin bisa membantu keduanya.
Bahahahaha....

Kalo ada spesialis, gue gak ambil klinis, anak atau semacamnya,
gue suka nih yang ilmu cangkok-cangkok.
Bwahahahaha...

1 komentar:

  1. goblok mampusss!
    ahahahahahahahahaahhahahaa

    baca blog kamu bikin saya tersenyum
    bikin kangen makin berkuadratttttt!

    BalasHapus