Sabtu, 20 Februari 2010

Farica Namanya



Semalam si Farica menginap di kost gue.
Kemarin gue berbecek ria bersamanya di sore hari yang turut dimeriahkan oleh air hujan (celana jeans yang dikenakannya kena becek, gue tidak).
Beberapa minggu (atau bulan ya?) yang lalu gue mulai kecanduan smsan sama dia (maaf kalo gue ketiduran di tengah klimakas pembicaraan).

Beberapa saat yang lalu gue mengantarnya menaiki angkutan umum yang ada di sini.
Namun tampaknya, gue meyesatkan arahnya alias menaiki angkot yang salah.
Tampaknya loh, gue tetap berharap tidak. Sungguh.
Saat ini gue sedang menunggu kabar keberadaan dirinya yang terdampar entah di mana itu.
Oh sahabat, sungguh maaf (walau hati ini lumayan terhibur sebenarnya dengan membayangkan dirimu yang sedang celingukan di tengah ibu kota. ahahhaha..).

Entah kapan disahkan, Farica menjadi salah satu sahabat gue (oh lala..).
Dia memberi tahu gue nama-nama orang kaya di Indonesia yang tidak gue ketahui.
Dia rajin mengingatkan gue akan kebiasaan-kebiasaan jelek gue.
Dia cinta mati sama Vicky Zhao (semoga tulisannya benar).
Dia adalah sahabat gue yang tangguh,
konyol,
aneh,
pemberani,
unik,
sinting,
cantik,
canggih,
jagoan,

dan dia adalah salah satu sahabat gue yang memberi tahu gue apa itu sebuah impian besar.
Tadi pagi, sebangun tidur (eh itu pagi apa siang ya?) kami menjembreng impian-impian kami. Walau mulut ini bahkan belum sikat gigi, kami dengan pede luar biasa berkicau akan mimpi masing-masing.

Oh astaga, sudah jam dua kurang lima belas!
Gue harus berangkat!
Sampai jumpa lagi jam empat sore nanti, Farica.





4 komentar:

  1. hahaha,terimakasi sobat.eniwei saya lebih menyukai ayumi daripada vicky zhao.sekian.terimakasih

    BalasHapus
  2. anjrittt!sekarang ada fotonya pulaaa

    BalasHapus
  3. wkwkwkwkwk,. tetep tidak tahan melihat foto dia..
    mari berkunjung ke blog sayaa :)

    BalasHapus
  4. ihihihi dia malu..
    oke samcong! (sebenarnya gue apa elo ya yang jadi samcong?ahaha)
    *berangkaat*

    BalasHapus