Senin, 22 Februari 2010

Overflow!!


Bangga.
Ada di sana, di antara mereka yang hebat, mereka yang mengerahkan seluruh hati dan tenaga untuk orang lain tanpa keluh kesah.

Senang dan haru.

Mendapati dukungan mereka selalu.

Sumringah.
Kembali berdiri di atas panggung berlapis vinyl hitam itu lagi.

Deg-degan.
Menunggu di balik kain hitam raksasa itu, menunggu aba-aba untuk melesat keluar, menyapa dan berceloteh ria.

Pegal.
Mengenakan sepatu yang ukurannya kebesaran, tapi sungguh berterima kasih kepada yang meminjamkannya. :D

Bersemangat.
Bersiap untuk semua yang menunggu di depan.

Berterimakasih (tak henti, tanpa bosan).
Untuk semuanya, Gohonzhon tercinta, BDI dan segala isinya, Mama dan Papa, sahabat-sahabat tersayang yang rajin menyemangati, "Bengkel" yang rela ditinggal sebentar, dan dia yang "cuek bebek". :D



Sabtu, 20 Februari 2010

Farica Namanya



Semalam si Farica menginap di kost gue.
Kemarin gue berbecek ria bersamanya di sore hari yang turut dimeriahkan oleh air hujan (celana jeans yang dikenakannya kena becek, gue tidak).
Beberapa minggu (atau bulan ya?) yang lalu gue mulai kecanduan smsan sama dia (maaf kalo gue ketiduran di tengah klimakas pembicaraan).

Beberapa saat yang lalu gue mengantarnya menaiki angkutan umum yang ada di sini.
Namun tampaknya, gue meyesatkan arahnya alias menaiki angkot yang salah.
Tampaknya loh, gue tetap berharap tidak. Sungguh.
Saat ini gue sedang menunggu kabar keberadaan dirinya yang terdampar entah di mana itu.
Oh sahabat, sungguh maaf (walau hati ini lumayan terhibur sebenarnya dengan membayangkan dirimu yang sedang celingukan di tengah ibu kota. ahahhaha..).

Entah kapan disahkan, Farica menjadi salah satu sahabat gue (oh lala..).
Dia memberi tahu gue nama-nama orang kaya di Indonesia yang tidak gue ketahui.
Dia rajin mengingatkan gue akan kebiasaan-kebiasaan jelek gue.
Dia cinta mati sama Vicky Zhao (semoga tulisannya benar).
Dia adalah sahabat gue yang tangguh,
konyol,
aneh,
pemberani,
unik,
sinting,
cantik,
canggih,
jagoan,

dan dia adalah salah satu sahabat gue yang memberi tahu gue apa itu sebuah impian besar.
Tadi pagi, sebangun tidur (eh itu pagi apa siang ya?) kami menjembreng impian-impian kami. Walau mulut ini bahkan belum sikat gigi, kami dengan pede luar biasa berkicau akan mimpi masing-masing.

Oh astaga, sudah jam dua kurang lima belas!
Gue harus berangkat!
Sampai jumpa lagi jam empat sore nanti, Farica.





Rabu, 17 Februari 2010

Selamatulangtahun Mah!

tuut..tuut..tuut..tu... (belum selesai "tuut" lagi, keburu diangkat)

"haloh?"

"Selamat ulangtahuun mamaku tercintaaa"

"telat!"

"Loh, aku mau tadi pagi tapi mamakan lagi di jalan, ini mama udah sampai kantor?"

"Hahaha.. Mama gak kerja, mama lagi di jalan nih. mau ke Ancol!"

(bwahahha...haha...-bising di luar pembicaraan telepon)

"Mama, ma tau gak? karena suara mama kenceng banget, temen aku denger suara mama dan mereka ketawa denger mama mau ke Ancol. " (-.-)

"Bwahahahahhahaha!!!!!" --> makin keras suaranya!

(Bwahahahha.....bising di luar pembicaraan telepon --> juga semakin keras volumenya)

"Mama tadi di rumah popoh (nenek) ya? Udah ketemu papa belom?"

"Udah dong, udah diapelin. Cipika-cipiki. Hahahahah" (-.-)

"Enak ya diapelin. (sirik)"

"Makanya, cari pacar yang banyak! kalo satu gak dateng, ada lagi yang laen! hahaha! Eh udah ya, mama udah nyampe di rumah ci ..(cici siapa lah gitu). Mau jemput dia dulu baru tancep ke Ancol nih."

"Baiklah. Bersenang-senanglah di sana! Sampai jumpa! daaaah..muahmuahmuahmuah."

klek! (gak tau pasti bunyi menekan tombol "telepon berwarna merah" itu gimana, intinya pembicaraan berakhir).



Kamis, 11 Februari 2010

RiePie dan Jalan Mencang-Mencong

kami berpelukan dan menangis tumpah ruah bagai 2 ekor kambing yang mau disembelih.
ya gak sejelek kambing nangis juga sih tapi boleh dibilang, mirip.
2 ekor kambing cantik-yang sedang tidak cantik.

dan balada anak tunggal kembali dimainkan.

kami adalah dua anak tunggal yang merasa lain aliran, tidak sepikir, beda bentuk, dan pisah generasi.
entah ada apa, dalam waktu singkat, kami merasa "seolah" sealiran, sepikir, bentuk tetap beda, generasi sedikit mendekat.

kami suka berimajinasi bodoh (ahh, jadi ingat kisah babi ngepet hasil modifikasi kami berdua di tengah malam, sungguh nista-suatu hari kalo gue merasa itu layak, gue tulis ah).

kami sering membuat hipotesa bodoh semata-mata demi hiburan. kami suka memakai kostum kembaran yang kadang tak disengaja (menujukkan kontak batin yang sesat, bukan?).

kami sering mengabadikan moment indah bersama dalam berbagai ekspresi ga karuan (gue jembreng nanti apa yang dimaksud "ga karuan" itu).

kami sama-sama masih kecil untuk dunia.
kami masih punya mimpi-mimpi yang masih harus dikejar.
kami sama-sama percaya akan segala sesuatu yang ajaib menanti kami (entah apa itu).

dan hari ini kami berpelukan erat di bawah tangga menyambut awal jalan ajaib kami.
jalan yang terpisah.
tapi kami percaya, namanya juga ajaib (seperti kami yang ajaib ini. :D),
pasti jalannya akan baik bagi kami, mencang-mencong seperti apapun itu.

nb : walau umur uda gak cocok ngomongin sahabatan cengeng begini, tapi mau apalagi.
baiklah, sungguh berterimakasih padaMu mempertemukan kami (kaya mau nikah? hoeek).

Kamis, 04 Februari 2010

aku ingiin

jadi penulis!
penulis novel (jadi best seller, yang suatu hari akan dibuat filmnya dan dicintai pembacanya-ini penting).
penulis novel yang karyanya akan terjembreng di Gramedia, Times, Kinokuniya, Senen juga boleh-tapi belakangan aja, dan dimana-mana (entah ada toko-toko buku apalagi nanti) :D
penulis novel yang bisa membuat pembacanya senang, terinspirasi dan jatuh cinta! ♥♥

banyak yang gue mau, tapi sekarang ini, cuma itu yang paling..paling..paling.........................
terngiang-ngiang.. :D

*lipat tangan, berdoa*

Balada Anak Tunggal

Balada anak tunggal,
diangkat dari kisah nyata anak-anak tunggal yang penuh liku (haha).
berbagai duka lara, kisah bahagia, asam manis jadi anak tunggal akan dipaparkan disini.
oke, ngaco. apa-apaan coba.. (alay!:D )

begini, nama gue Davy. anak semata wayang dari Bapak Emaknya.
nama ini sering membawa gue ke masalah kerancuan gender. mendengar nama itu, semua (hampir) mengira gue anak laki-laki, sungguh berterima kasih pada mereka yang mengeja nama gue dengan tepat "Devi" dan tau bahwa gue anak perempuan.
gak salah mereka juga sih, konon katanya nama ini dibuat dengan niat dibaca dengan lafal bahasa Inggris, tapi ya lebih baik jangan macem-macem deh.
tapi gak jelek juga, gue dengan senang hati mendapati "Davi" sebagai panggilan gue.
boleh juga, paling enggak, belum nemu "Davi" versi perempuan.

lahir ke dunia sebagai anak tunggal ternyata enak juga.
apa-apa mainnya sendiri, beli makanan buat sendiri (serakah), semua dimonopoli sendiri.
dari dulu gue terbiasa main sendiri di kamar, ngomong sendiri (aha!), berkhayal, dan lain-lain.
nah, masalahnya adalah, namanya ngomong sama tembok (sama arti dengan ngomong sendiri), apa yang diomongin akan mental kembali dengan sendirinya. singkat kata, sendirian.
temen ada dijam sekolah atau kuliah. orangtua ada sepulang kerja (itupun beda rasanya dengan kita ngomong sama yang seumuran-sedunia dan sepikir :D).

belakangan ini gue menyadari bahwa tampaknya perlu dibuat "klan" khusus anak-anak tunggal.
beberapa yang gue kenal (dan terimakasih mereka rupanya adalah teman gue) tampaknya merasakan hal yang sama.
kalo seneng, marah, atau "mentok", sering eror sendirian. lucu sih.
tapi kadang sendirian itu menyebalkan.
ih, bener deh.
tapi tolong dimengerti bahwa sering kali sendirian itu menyenangkan! sungguh!:D

sesuai dengan ikrar gue tadi sore dengan sesama anak tunggal di ujung sana,
gue mau bikin ahh...
"Balada Anak Tunggal"....... jreng..jreng.. :D

Senin, 01 Februari 2010

iya, kamu benar!

dear : my dearest friends

kamu benar, dia memang baik.
kamu benar, dia adalah temanmu yang baik dan layak dibubuhi kata "banget" dibelakangnya.
kamu benar, dia adalah si "macam yang terbaik".
kamu benar, ketika kamu bilang dia bisa membuatku aman (senan sentosa pula?).
kamu benar, aku tidak boleh jahat sama dia.
dan kamu benar, aku ternyata jatuh hati padanya bukan dengan si "itu".
ahh, satu lagi yang kamu benar..
aku beruntung dia ada di sini untukku sekarang.

terimakasih ya kawan..
sekarang aku tahu kalo kamu emang benar-benar "benar".
eh, ada yang belum kamu tahu. aku sedang benar-benar senang.